Prolog
“Boleh saya minta tolong?”.
“Tentu saja, kamu bukan hanya sahabatku, kamu lebih dari sekedar saudara”.
“Tolong jaga dia. Jaga jangan sampai dia putus asa karena saya”.
“Aku akan menjaganya dengan segenap jiwa raga. Kamu tidak perlu khawatir”.
“Saya tetap kawatir, dia wanita pertama yang membuat warna dalam hidup saya dan saya juga pria pertama yang diterima hatinya, tapi saya terpaksa menghapus warna itu. Ini jalan yang harus saya ambil. Kamu paham bukan?”
“Sangat paham dan sangat mengerti. Itu adalah jalan terbaik, meski sangat sulit tapi itu adalah keputusan yang tepat menurutku. Memang aku tidak tahu persis pada posisi kamu, tapi aku bisa merasakan betapa berat keputusan itu dan kamu sudah bijak dengan menentukan pilihan. Aku juga tidak sanggup memberi nasehat, karena biasanya kamulah yang menasehatiku. Tapi percayalah, itu takdir Tuhan dan jalan yang memang harus ditempuh”.
Lanjutkan membaca Trust (2)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.