Saya dan Harry Potter


Harry Potter? Ada yang tidak kenal, tidak tahu siapa Harry Potter?

Harry Potter adalah novel berseri karya J.K Rowlink.

Sedikit spoiler sebagai prolog bagi yang tidak tahu sama sekali. Novel ini mengisahkan tentang dunia sihir di Eropa, lebih tepatnya Inggris. Dunia sihir dengan kisah anak-anak sebagai tokoh sentral. Yaitu Harry Potter, Ron Weasley dan Hermione Granger. Mereka sekolah di sekolah sihir Hogwarts. Untuk diketahui, bahwa Harry Potter keturunan pasangan penyihir dan manusia, Ron aseli keturunan keluarga penyihir sedang Hermione aseli manusia biasa yang menguasai ilmu sihir. Dalam dunia sihir, manusia keturunan non penyihir kerap diasingkan, tidak dihargai oleh beberapa oknum yang merasa berdarah murni. Tapi banyak juga yang baik kepada manusia biasa. Disinilah awal misteri dan konflik yang mewarnai jalan cerita. Skip

Lanjutkan membaca Saya dan Harry Potter

Asu Buntung Generation


Asu Buntung.

Ada yang tahu dua kata di atas? Bukan, ini bukan novel baru saya atau sebuah cerita, tapi masih ada kaitannya dengan novel.

Bagi sebagian warga Banyumas, terutama generasi 80an dan sebelumnya mungkin familiar dengan dua kata tersebut.

Asu buntung. Dua kata yang tabu untuk diucapkan sembarang orang atau hanya pantas diucapkan oleh orang sembarangan? Ah, pernyataan saya jadi pertanyaan.

Ya, kata Asu Buntung adalah ungkapan kekecewaan, kekesalan berupa makian atau cacian kepada lawan bicara, lawan tanding atau bisa juga kepada kawan, saudara dan, ah, intinya kepada manusia atau mahluk lain. Hanya saja, kata ini sungguh dibenci bagi mereka yang menjunjung tinggi adab sopan santun dan tata krama. Ungkapan ini sungguh biadab pada zamannya, alias hanya orang yang kurang beradab yang berani meneriaknnya. Dasar Asu Buntung!!!

Lanjutkan membaca Asu Buntung Generation

Trust (3)


Prolog

“Bagus, bagus. Kerjamu bagus” Lelaki itu bertepuk tangan penuh kegembiraan. “Biar dia merasakan pembalasanku karena telah menjebloskan anaku ke penjara”, lanjutnya penuh kepuasan.

“Iya”, Lelaki lain di ruangan itu menyahut pendek sambil menunduk.

“Kamu kembali bekerja seperti biasa, biar tiadak ada yang curiga”, dia beringsut ke meja, menarik laci dan mengambl sesuatu. “Ambil hardisk ini, amankan yang disana dan ganti dengan ini. lakukan dengan bersih, Ingat, bersih!” lanjutnya penuh penekanan.

“Baik”, lelaki di hadapannya diam sejenak, “Apakah keluargaku sekarang sudah bebas berarti?”

“Mereka tetap menjadi jaminan, sampai semua selesai”.

“Tapi saya sudah menyelesaikan tugas yang kau perintahkan”

“Jangan membantahku, hutangmu dan keluargamu tidak akan pernah lunas”,

“Tapi,,,”

“Sudah pergi sana, lakukan tugasmu dengan baik”.

================***===============

Belut Berkaki

2 Tahun Silam

“Belut Berkaki”, Sanjaya menimang amplop coklat itu. “Petunjuk baru lagi, nampaknya kita bisa mulai dari Unmar, besok 2 orang ke kampus itu, selidiki suasananya dulu, jangan gegabah”, dia menginstruksikan ke tim atas petunjuk baru yang dia dapat dari pegawai bapaknya di pasar Mergan. Yasir yang merupakan mahasiswa di kampus Tersebut.

Lanjutkan membaca Trust (3)

About Trust


Trust?

Ya saya ingin mengupas sedikit novel virtual yang saya posting sebelumnya, berjudul Trust dan Trust (2). Ya, sudah 2 postingan dan cerita itu belum selesai. Niatnya diselesaikan di postingan kedua, ternyata otak saya menolak dan justeru berimajinasi liar yang semakin mengembangkan isi cerita. Rencana jadi trilogi, meski kalo dicetak saya berkeinginan jadi satu bundel novel saja.

Sebelumnya saya ingin sampaikan mengapa saya menulis novel di blog ini. Berawal dari kegemaran membaca novel dan beberapa kali merasa tidak puas dengan alur ceria pada beberapa novel, saya berpikir, mengapa saya tidak buat cerita saya sendiri, sesuai kemauan dan imajinasi saya. Deal, akhirnya saya pun mulai mereka cerita dan mengetiknya.

Lanjutkan membaca About Trust

Trust (2)


Prolog

“Boleh saya minta tolong?”.

“Tentu saja, kamu bukan hanya sahabatku, kamu lebih dari sekedar saudara”.

“Tolong jaga dia. Jaga jangan sampai dia putus asa karena saya”.

“Aku akan menjaganya dengan segenap jiwa raga. Kamu tidak perlu khawatir”.

“Saya tetap kawatir, dia wanita pertama yang membuat warna dalam hidup saya dan saya juga pria pertama yang diterima hatinya, tapi saya terpaksa menghapus warna itu. Ini jalan yang harus saya ambil. Kamu paham bukan?”

“Sangat paham dan sangat mengerti. Itu adalah jalan terbaik, meski sangat sulit tapi itu adalah keputusan yang tepat menurutku. Memang aku tidak tahu persis pada posisi kamu, tapi aku bisa merasakan betapa berat keputusan itu dan kamu sudah bijak dengan menentukan pilihan. Aku juga tidak sanggup memberi nasehat, karena biasanya kamulah yang menasehatiku. Tapi percayalah, itu takdir Tuhan dan jalan yang memang harus ditempuh”.

Lanjutkan membaca Trust (2)

Trust


PROLOG

“Hai, Cina. Njaluk duite!”

5 anak berseragam SMA menghadang seorang anak lain yang bermata agak sipit dengan seragam serupa hanya lebih bersih dan nampak masih baru, sepert siswa baru yang masuk jenjang lanjutan atas. Suatu siang lewat tengah hari di terminal Purwokerto. Di salah satu sudutnya yang kurang rapi dan sepi. Karena diabaikan, salah satu dari lima anak itu menghampiri si sipit dan memegang kerah bajunya lalu menghentaknya, “Kowe budek apa su?”

“Kowe njaluk apa malak?”, si sipit nampak tak gentar.

“Cina kemlithak ya” si pemalak naik pitam dan menyerang dengan tinjunya, tapi si sipit berhasil berkelit, membuat 4 anak lainnya berang dan berbarengan mereka mengurung si sipit, membuat sipit terpojok dan “Bugh!” sebuah pukulan telak mengenai perut membuatnya sedikit terhuyung.

Lanjutkan membaca Trust