Banjir – Motor


Hujan sore hingga malam tadi begitu sempurna, bisa dikatakan beraroma wangi semerbak bahasa pujangganya. Deras dan lama. Beberapa areal taman terendam berubah menjadi rawa, bahkan mirip danau. Pompa banjir disiagakan, agar genangan bisa dikurangi.

Lepas Isya hujan tak kunjung reda, jelang larut malam hujan menyisakan rintik kecilnya, kupacu motor menembus pekat malam dengan penuh waspada karena jalanan penuh genangan juga.

Mendekati kawasan rumahku yang padat penduduk, jalan tersendat, ada apa nih ? Setelah bisa mendekati awal titik tersendat, Lanjutkan membaca Banjir – Motor

Berkendara Pelan, Ngalangin Jalan, Tendang Sisan


Sikap dan etika berkendara memang berbeda-beda, bagi yang memahami akan kondisi pengendara lain akan berusaha berjalan pada posisi yang sesuai, misal menyalip kendaraan lain baiknya nyalakan sein (kanan) dan lewat kanan kendaraan tersebut, berhenti di kiri jalan dengan terlebih dahulu menyalakan sein kiri, berbelok nyalin sein sesuai arah yang akan di tuju, jalan pelan sebaiknya di jalur kiri dan sebagainya.

Beberapa kali melihat berbagai perilaku menyimpang di jalanan, maklum hampir tiap hari “numpak montor”. Salah satunya yaitu pengendara di depanku berjalan pelan dengan posisi kendaraan di tengah atau kanan jalan, sehingga bikin keder saat mau menyalip, suatu malam sepulang gawe, hal ini aku alami untuk kesekian kalinya, satu motor berboncengan jalan pelan dan di tengah jalan, sementara kanan kiri ada mobil, di belakangnya nampak bapak-bapak Lanjutkan membaca Berkendara Pelan, Ngalangin Jalan, Tendang Sisan

Di photo Di Caci ?


yang tidak sempet aku photo sehingga tidak bisa dicaci :

Iring-iringan demo di sekitar Bundaran HI pakai motor tanpa helm, yang pengen kukasih judul “aspirasi bisa langsung sampai ke Hadirat-Nya”

Maaf ga ada tulisan panjang lebar, silahkan baca saja tulisan Eyang Ali : Kalau bukan kita, siapa lagi?? aksi nyata ra kokehan cangkem… Wassalamu’alaikum

Trotoar Yang Nyaman


Wah.. sudah siang neh, buru-buru ku kepak barang bawaan ke tas, termasuk nasi telor dan lauk lain untuk bekal makan siang nanti. Yah nyempeting bikin sarapan dan makan pagi tak terasa mentari mulai meninnggi. Kenakan sepatu plus knee protektor, angkat tankbag dan taruh ke tangki motorku, tidak lupa gembok rumah, maklum sikecil dan emaknya ke playgroup.

Jalanan cukup tersendat, memaksa para pengendara untuk mampu mnegendalikan kesabarannya, sesaat aku mendapat jalur paling kiri dan di depanku seorang bapak tua mengayuh jualan memakai gerobak model becak, atau mungkin becak yang dimodifikasi. Yah hidup penuh perjuangan, setiap kayuhan dan tetes keringatnya pastilah penuh arti bagi keluarga tercinta di rumah… si bapak berhenti karena space/spes jalan di depannya tidak muat untuk kendaraannya.. tiba-tiba.  Lanjutkan membaca Trotoar Yang Nyaman

Mengejar Lancer lewat 00


Urusan Bos selesai sudah, berkemas dan siap meluncur bersama Jalitheng kesayangan Pulsar 220 Dtsi-F. Rintik hujan seperti malu-malu menghapus debu di dedaunan, ah daripada ribet di jalan, sekalian kenakan jas hujan Rosida yang sudah berumur 3 tahun lebih ini, kebetulan dari pagi belum dilipat, kotor di ujung celana sisa cipratan becek jalanan makin kentara.

Sedikit buru-buru kubejek throtle gas Jalitheng menapaki aspal yang berpasir berkerikil akibat tergerus air hujan, di sebuah ruas jalan Lodan Raya banyak pengendara berbalik arah dan memilih jalur sebelah alias melawan arah. Aku lihat ke arah penyebab, ternyata jalanan tergenang air lumayan parah, mungkin luapan air sungai anak Ciliwung yang membelah jalan ini, karena kiriman hujan tadi pagi, mungkin juga laut pasang dan meluap memenuhi anaka kali yang keruh tersebut dan luber ke jalanan.

Akupun berbalik dan mengambil jalur alternatif masuk perkampungan Lodan Dalem, sempet terpikir untuk ikut melawan arus di jalur sebelahnya, tapi kuurungkan, sedikit jauh tak mengapalah. Jalan sepi, maklum sudah lewat tengah malam. Lanjutkan membaca Mengejar Lancer lewat 00

Bebek Sruntulan


Istilah yang ngetop entah dari mana ini jadi cacian terhadap pengendara motor bebek yang berkendara secara ugal-ugalan, padahal tidak semua bebeeker itu sruntulan lho, bahkan pengendara motor batangan aja ada yang berperilaku sruntulan, ugal-ugalan, selap selip, melipat spion dan perilaku lainnya yang biasa dianggep alaly (ngaca ndiri jadinya). Seperti penampakan gambar di bawah ini, saat meluncur bareng Kang Azdi menuju Cipayung dalam rangka milad OBI di Ulul Ilmi

tentu bagi pengguna jalan di Jakarta pemandangan seperti ini bukanlah hal asing. Setiap hari bisa ditemui. Di sepanjang jalan yang Lanjutkan membaca Bebek Sruntulan

Berkendara Sehat Bersama Kang Sabdho


Sepulang dari Milad OBI di Pesantren Ulul Ilmi, mampir makan Miyamin88, selanjutnya ngumpul di rumah Kang Nadi @alonrider ngobrol ngalor ngidul dari Magrib sampai mendekati jam 21.00. Wah orang rumah dah nanya “pulang jam berapa yah ?” plus nguantuk dan cape mendera neh. Sementara tumpangan ngendon “NUMPANG” berjamaah 😀 . Beruntung Kang Sabdho Guparman (sabdho.wordpress.com) mengajak bareng mau ke kota tua rumah Morotuo. Siplah..

Sabdho Guparman

Karena berangkat bareng Azdi numpak Ndaho City ngangkut buku tulis dan helm, buru-buru, jaket ketinggalan, apalagi helm. Alhamdulillah Kang Nadi yang baik hati, tidak sombong suka menabung dan selalu ngempani alam lewat BIOPORI :mrgreen: memberikan (mbuh iklas mbuh ora, ta pek waelah 😀 ) helm fullface dan jaket yang anget. Lanjut meluncur ke Circuito nang jalanan :D. Aku yang suka nyasar meneng ae, manut Kang Sabdho.  Lanjutkan membaca Berkendara Sehat Bersama Kang Sabdho

Alay Bernyawa Sepuluh


Berkendara malam hari wajib lebih waspada, ya.. sepulang nguli berjalan agak buru-buru sebenarnya, karena sudah rintik-rintik gerimis menitik di visor helmku. Mendekati perempatan, nampak berjejer mobil dan kendaraan lain menunggu lampu merah berubah hijau, akupun berhenti di belakang mobil tersebut. Sebagian pengendara motor memaksa berhenti di depan barisan mobil yang berarti di depan garis putih. Yah itulah kebiasaan yang salah kaprah di Jakarta.

ilustrasi perempatan jalan di Jakarta

Sesaat kemudian lampu berubah kuning dan hijau, semua pengendara siap melaju, tapi tiba-tiba mobil di depanku kembali berhenti dengan agak mendadak, karena penasaran kupandang ke arah perempatan, nampak penyebab berhentinya mobil-mobil tersebut adalah sekelompok pengendara motor tanpa safety gears sama sekali, bahkan ada yang berboncenagn tiga orang, Lanjutkan membaca Alay Bernyawa Sepuluh

Anak Jalanan Hiasan Metropolitan


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anka Sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal

…………………………………………………………………..

Berhenti di perempatan jalan karena lampu merah menyala, seorang anak kecil langsung bangkit menenteng koran kadaluarsa… hmmm.. jadi inget “SI BUDI KECIL” nya Iwan Fals. Dari mobil satu ke satunya, menawarkan koran pagi dijual malam ini, jarang yang merespon. Tiba dia melintas di dekat motorku dan menwarkan “Koran Om”.. “berapa ?” tanyaku “2 ribu saja” jawabnya enteng.  Lanjutkan membaca Anak Jalanan Hiasan Metropolitan

Tambal Sulam Jalan Dimulai


sebelum di tambal

Yah tambal sulam jalanan di Jakarta sudah dimulai, belum semua si, paling tidak sudah berkurang lobang maut di jalur pulang pergiku bekerja. Sudah semingguan yang lalu tambal sulam jalan raya ini dilakukan, yang aku temui adlah jalan Lodan Raya, kalo gak salah ini dilakukan oleh Pemda DKI karena bukan merupakan jalur nasional, karena jalan Martadinata depan Aston Marina masih ada lobang maut yang dibiarkan menganga, padahal kalo diurut kedua Lanjutkan membaca Tambal Sulam Jalan Dimulai