Pagi itu matahari bersinar cukup cerah, kontras dengan beberapa wilayah DKI yang dilanda banjir kiriman. Santai saya kendarai Jalitheng Pulsar220 motorku menuju tempat kerja. Pagi hari yang sibuk, terlihat membludaknya pengguna jalan yang berdesakan memadati jalanan ibukota. Sabar itu wajib dalam kondisi jalan dengan kendaraan yang berjubel.
Untuk menghilangkan jenuh saya coba perhatiin pengguna jalan lain. Nampak seorang ABG pengguna skutik ikut andil memenuhi aspal pagi ini. Tanpa pelindung kepala, nampak kupingnya dijejali earphone yang kemungkinan menyajikan lagu kesayangan. Bisa jadi hal itu juga sebagai upaya mengatasi kejenuhan akan macet. Tiba-tiba skutik yang dikendarainya menyenggol sepeda motor bebek di depannya. Meskipun pelan tapi kondisi jalanan yang macet kadang membuat emosi pengguna jalan lebih mendominasi jika mengalami sedikit gangguan dari sekitarnya. Si bapak pengguna bebek tadi menengok, sedikit melotot menatap si ABG, tanpa dosa si ABG mencoba menghindar, menyalip dan berlalu. Jika bukan karena Ramadan barangkali akan ada caci maki meluncur. Panas, macet dan lapar, paduan pas untuk melampiaskan emosi. Sabar adalah jawaban pasti. Tapi sabar tidak hanya pada kondisi semacam ini.
Lanjutkan membaca Jalitheng Diseruduk Satria
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.