Menonton dan Mendengar Lebih Mudah


Semenjak koneksi internet makin baik dan harganya terjangkau, media online menjadi laris dikunjungi pengguna generasi teknologi industri 4.0. Kecepatan akses internet dan makin terjangkau hampir oleh semua kalangan ini mengubah cara pandang pengguna dan pengakses informasi. Dari konvensional menuju digital. Lanjutkan membaca Menonton dan Mendengar Lebih Mudah

Mengatasi Kejenuhan Anak Belajar di Rumah


Belajar di rumah bagi siswa sekolah secara online menjadi hal wajib saat ini akibat Pandemi Corona yang melanada dunia. Berbagai teka-teki juga berseliweran di Whatsapp Group menggunak kata suatu tempat, wahana permainan, binatang dan semacamnya dengan menebak huruf yang diacak. Lanjutkan membaca Mengatasi Kejenuhan Anak Belajar di Rumah

Corona Dan Kebiasaan Makan ‘Segala’ di China


Corona Virus atau dissebut Covid-19 melanda dunia, menjadi pandemi. Virus yang disinyalir berasal dari China, tepatnya Wuhan. Karena pemberitaan yang gencar dan efex sosisal yang luar biasa, hingga mengharuskan lockdown suatu wilayah, membuat saya penasaran. Oh iya, karena Covid-19 ini, saya terpaksa harus kerja dari rumah ata Working From Home (WFH) dan anak-anak saya juga Sekolah di rumah secara on line. Lanjutkan membaca Corona Dan Kebiasaan Makan ‘Segala’ di China

Kisah Mengerikan Kampung Begal Karawang


Masih melanjutkan ulasan seputar curanmor dan pelakunya. Pelaku curanmor jika tertangkap warga cenderung dimasa sampai berdarah-darah bahkan meregang nyawa.

MALING atau begal motor itu mati dikeroyok warga. Inilah kisah yang saya baca di portaljabar saat mencari referensi tentang begal motor Karawang. Selengkapnya bisa baca di webnya yang mengisahkan sopir ambulan yang mengantar mayat maling ke kampungnya, justeru hampir jadi korban warga kampung begal Karawang.

Lanjutkan membaca Kisah Mengerikan Kampung Begal Karawang

Karawang dan Maling Motor


Sudah tahun ketiga saya tinggal di Kabupaten yang masuk wilayah pesisir utara pulau Jawa ini. Wilayah yang tenar dengan goyangannya, “goyang Karawang”, yang identik dengan tledek jaipong atau semacamnya, saya sendiri kurang paham, mengapa Karawang kerap disandingkan dengan kata ‘goyang’, bisa jadi karena lagu dangdut hitz era 90an yang dilantunkan Lilis Karlina.

Sebagai mukadimah dari tulisan ini, silahkan baca tulisan saya yang lalu yang menceritakan sepeda motor saya Honda Vario yang Lenyap dalam Sekejap .

Lanjutkan membaca Karawang dan Maling Motor

Bekasi kembali Membubung Tinggi


Beberapa tahun silam, Bekasi terkenal sebagai planet. Wilayah satelit Ibukota tersebut terkenal disebut Planet Bekasi, karena jarak yang dekat dengan DKI Jakarta tetapi memerlukan waktu tempuh yang lama, karena macet. 

Beberapa hari kemarin, viral kasus tragedi salah sangka terhadap tukang servis amplifier, yang berujung pada penganiayaan kepada terduga hingga meninggal dunia. Parahnya, terduga dikeroyok dan dibakar karena dianggap mencuri Ampli masjid. Padahal dia tukang servis yang kebetulan memabawa serta Ampli servisannya ke dalam masjid saat numpang shalat.
Kejam sekali, manusia memang kadang lebih biadab dibanding binatang. Miris. Jiwa kemanusiaan hilang karena amarah. 

Karena kasus tersebut akhirnya viral gambar orang membawa alat elektronik dengan tulisan yang menyindir. Seperti gambar di atas. Dan kembali, Bekasi menjadi sorotan sebagai wilayah yang nampak bukan bagian dari bumi ini. Peri kemanusiaan yang levelnya sangat memprihatikan. Seperti bukan Indonesia. Padahal rumahan saya juga di Bekasi, prihatin sekali.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Kamar-kamar (Al-Ĥujurāt):6 – ) Sumber: Al-Manhaj


Semoga, kasus-kasus tersebut mendewasakan otak manusia dan membangkitkan jiwa kemanusiaan yang Arif, tidak mengedepankan emosi. Tabayyun. Aamiin

Binatang Muncul dari Layar HP


Ular muncul dari layar HP? Ajaib sekali.

yang share atau berbagi sampai ribuan.

Beberapa hari belakangan, banyak yang share status facebook dengan video yang menampilakan penampakan binatang, baik ular, laba-laba bahkan harimau, muncul di layar handphone saat screen HP menampilakan time line Facebook.

Lanjutkan membaca Binatang Muncul dari Layar HP

Dasar Ndeso Nggunung


“Wis ndesa, nggunung maning. Ja klalen nggawa tambang karo anda nggo munggah nggunung”

Itulah cemoohan yang sering saya dapat saat sekolah SMP, yang artinya “Udah (tinggal di) desa, gunung pula. Jangan lupa bawa tali sama tangga buat manjat gunung”. Dulu, itu cemoohan biasa, ledekan yang sudah mafhum saya terima, toh mereka cuma bercanda. Saya anggap begitu. Sekedar ledekan, kalo sekarang mungkin disebut soft bullying, atau bully ringgan, karena dulu saya belum kenal kata ‘bully’. Lanjutkan membaca Dasar Ndeso Nggunung

Pengakuan


Seseorang dianggap berprestasi, karena ada orang lain yang mengakui, akan prestasi tersebut. Bayangkan jika suatu pertandingan olahraga selalu seri. Ga ada yang kalah dan menang, lantas, siapa yang dapat prestasi? 

Tapi, jika menentukan yang berprestasi dalam suatu pertandingan, tentu lebih mudah. Karena jelas ada regulasi, aturan main dan segala hal terkait dengan apa yang dipertandingkan.
Bagaimana jika menentukan prestasi dari hal yang single, solo, tidak ada lawan. Misal seseorang mampu melakukan sesuatu yang tidak semua orang bisa melakukannya. Suatu hal yang luar biasa. Sayangnya semua orang cuek saja dengan hal luar biasa tersebut. Tidak ada yang menghargai hasil jerih payahnya. Seolah itu biasa saja. Tidak ada satupun orang yang memberikan apresiasi atas hal luar biasa tersebut. Lantas apakah hal tersebut bisa di sebut luar biasa? Apakah bisa disebut prestasi?

Pengakuan. Suatu hal yang kadang memerlukan kesensitifan, perasaan, empati. Tanpa empati, maka akan sulit mengakui kelebihan orang lain. Apresiasi saat si balita mulai bisa jalan, misalnya. Seneng, bahagia. Apresiasi saat si anak TK mampu menghafal angka 1 sampai 10. Apakah sulit? 

“Anak ayah pinter”.

Mudah bukan?

Bahkan kata “Terimakasih” oleh pedagang kepada orang yang sudah membeli, adalah suatu pengakuan, apresiasi, yang mampu menarik pembeli menjadi pelanggan. Tetapi sebaliknya, pembeli mengucap terimakasih kepada penjual. Mungkin? Terimakasih, karena sudah menjual barang yang dibutuhkan pembeli. Pengakuan bahwa si penjual, tidak sekedar mencari untung, tapi juga memberi manfaat bagi pembeli. Sulit?

Bahkan keikhlasan dan ketulusan kadang perlu apresiasi, untuk memperkuat keikhlasan dan ketulusan itu sendiri. 

“Terimakasih, sudah membantu”

Kata sederhana, mampu menghindari prasangka dari si penolong, sekaligus menguatkan ketulusannya dalam membantu. (Tri)

Hampir Jadi Korban Social Engineering


Apa si Social Engineering? 

______________

Handphone berdenging “Halo”
“Kenal saya ga?” Jawaban dari seberang sana.

“Oh, si Fulan ya?” Jawab saya.

“Iya, ini nih…bla…bla..” dan seterusnya, sayapun menanggapi dengan serius, sampai pada akhirnya membicarakan pembiayaan. Tapi saya kebetulan tidak memiliki cukup dana. Bahkan si Fulan tersebut menelpon ulang untuk memastikan. 

Beberapa hari kemudian, saya baru sadar, bahwa saya hampir jadi korban penipuan. Kejadian ini sudah lama, saya ingat kembali setelah membaca pesan berantai atau broadcast di grup Whatsapp, bertema Social Engineering. Tidak sama persis, tapi mirip. Berikut saya copas 

——————————-

WASPADA !!!

*- Social Engineering -*

Sebulan lalu saya mengantar isteri ke sebuah gerai ATM kantor cabang bank langganan kami di Cinere untuk mengambil uang. Setiba di tempat tujuan, ia turun terlebih dahulu sementara saya memarkir mobil. 

Ketika saya menyusulnya masuk kedalam gerai ATM, saya lihat isteri saya tengah bercakap dengan dua orang lelaki yang tidak kami kenal. Saya menghampiri mereka diam-diam sembari mendengarkan percakapannya.

_”Jadi begini bu,”_ ujar salah seorang diantaranya. _”Saya mau transfer uang ke saudara, namun ATM saya ketinggalan. Saya cuma minta tolong ibu untuk mentransfer dua juta ke nomor rekening ini dan uangnya saya ganti sekarang juga, ini sudah saya pegang.”_

*”Wah maaf saya tidak bisa membantu Anda,”* sahut isteri saya.

_”Kenapa bu?,”_ tanya salah seorang diantara mereka dengan nada suara meninggi. _”Ibu tidak percaya kepada kami?”_

*”Ya, saya tidak percaya kepada kalian,”* sahut saya tegas sembari mendekati isteri. Kedua orang itu menoleh.

_”Bapak siapa? Tak usah campur tangan urusan orang pak.”_

*”Dia isteri saya. Kalian mau apa? Saya tidak percaya kepada kalian dan kalau tetap memaksa, akan saya suruh orang ramai diluar sana menangkapmu.”*

Mereka berdua tampak keder, kemudian bergegas keluar dan menyengklak motornya tanpa menoleh lagi.

-000-

Hari Selasa kemarin untuk suatu urusan, saya musti terbang ke Balikpapan. Seperti biasa saya selalu berangkat beberapa jam sebelumnya ke Bandara, untuk menghindari kemacetan. Saat saya hendak check in, orang yang sedang proses check in didepan saya tampak agak kebingungan dengan barang bawaannya. Cukup banyak sehingga melampaui batas yang diperkenankan. Ia kemudian menoleh ke arah saya dan berkata meminta bantuan.

_”Pak, saya lihat bawaan bapak sedikit,”_ katanya sembari menatap saya. _”Bisakah saya menitipkan kopor saya kepada Bapak?”_

Saya langsung menggeleng.

*”Maaf pak, saya tidak bersedia,”* jawab saya tegas.

_”Kenapa pak? Bapak tidak mempercayai saya?”_

*”Bagaimana saya percaya Bapak, kenal saja tidak. Pun jika ternyata bagasi bapak itu berisi barang berbahaya, nantinya di manifest terdaftar atas nama saya. Sayalah yang akan berurusan dengan polisi, bukan Anda.”*

_”Terus saya harus bagaimana?”_

*”Itu masalah Anda, bukan urusan saya. Lagipula masih ada solusinya kok, bayar saja kelebihannya.”*

Saya lihat counter check in sebelah kosong, petugasnya mengangguk kepada saya. Segera saya bergeser kesana, mengurus check in dan beranjak masuk ke lounge.

-000-

Itulah social engineering. Sebuah teknik untuk memanipulasi dan mengarahkan perilaku seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan kekuatan hipnotik bahasa, rasa rikuh pekewuh serta preferensi pribadi seseorang terhadap suatu isu. 

Sejalan dengan kian berkembangnya teknologi, teknik human engineering juga merembes kencang dalam dunia sosial media melalui berita-berita hoax. Oleh karena itu jangan heran jika dari tukang sampah hingga orang berpendidikan sangat tinggi, bisa terpengaruh karenanya.

semoga berguna 👍

Kata kata seperti ini:

“Bapak gak percaya dgn saya ?”

Biasa nya kita jadi sungkan krn takut menghina mereka lalu kita jawab:

“Bukan begitu…tapi…….”

Nah disaat itu, kita menempatkan diri dibawah mereka.

Seharus langsung jawab:

“IYA…SAYA GAK PERCAYA KALIAN….” 

persis dalam cerita diatas. Mulai itu penjahat tahu kita bukan calon korban yg lemah.

——————-

Jadi saat saya menyatakan kenal dengan penelpon, saya sudah masuk jebakan, memanfaatkan titik lemah manusia sebagai makhluk sosial yang cenderung sungkan dan pakewuh, saya sungkan untuk bilang “TIDAK KENAL

Apa Social Engineering?

Menurut Wikipedia, Social engineering adalah manipulasi psikologis dari seseorang dalam melakukan aksi atau menguak suatu informasi rahasia. Social engineering umumnya dilakukan melalui telepon atau Internet. Social engineering merupakan salah satu metode yang digunakan oleh hacker untuk memperoleh informasi tentang targetnya, dengan cara meminta informasi itu langsung kepada korban atau pihak lain yang mempunyai informasi itu.

Social engineering mengkonsentrasikan diri pada rantai terlemah sistem jaringan komputer, yaitu manusia. Dan seterusnya, baca di wikipedia Indonesia