Mengatasi Jenuh Berkendara Tanpa Musik


image
Kalo dah stak begini mending minggir cari warung kopi

Karena memakai earphone untuk mendengarkan musik saat berkendara bisa mengganggukonsentrasi dan membahayakan pengendara serta orang lain, maka perlu hal lain untuk mengatasi kejenuhan saat berkendara. Kejenuhan saat berkendara, khususnya di Jakarta didominasi oleh keadaan lalu lintas yang sering macetnya daripada lancar.
Kiat apa biar tidak jenuh? (imho) Tapi ingat hal inipun bisa mengganggu konsentrasi kalo berlebihan, paling tidak suara kendaraan lain masih terdengar karena kuping tidak disumbat earphone : Lanjutkan membaca Mengatasi Jenuh Berkendara Tanpa Musik

Iklan

Danau Pluit dan Enceng Gondok


Danau Pluit menjadi terkenal karena penggusuran rumah warga yang dianggap pemukiman liar, karena tidak memiliki surat kepemilikan tanah apalagi IMB. Pemda DKI dibawah bender Jakarta Propertindo (JAKPRO) terlihat giat membangun ruang publik (taman) di sekitar danau.

danau pluit 1
dulu ada beberapa rumah penduduk di lahan ini, saat ini sedang dibangun jembatan yang menghubungkan pedestrian prominade danau

Lanjutkan membaca Danau Pluit dan Enceng Gondok

Mencari Celah


Celah Khyber (juga disebut Celah Khaiber atau Celah Khaybar) (Urdu: درہ خیبر) adalah celah penting antara Pakistan dengan Afganistan. Merupakan celah nasional Pakistan, dan terhubung dengan perbatasan Afganistan. Sepanjang sejarah celah ini menjadi jalur perdagangan yang penting antara Asia Tengah dan Asia Selatan, dan lokasi militer yang strategis. Puncak celah ini yang sesungguhnya terletak 5 kilometer di Landi Kotal, Pakistan. Celah ini memotong Pegunungan Safed Kohyang merupakan perpanjangan ke tenggara dari Pegunungan Hindu Kush.  (sumber : Celah Khyber – Wikipedia bahasa Indonesia)

=====================================

sepeda mptor mepet kontener

Melanjutkan kisah Pesona Metropolitan, bahwa di antara pesonanya, kita harus pandai mencari celah, agar tidak mudah tergerus oleh perkembangan metropolis. Celah atau sela adalah suatu bagian di antara dua atau lebih dari beberapa benda, wilayah, kekuasaan bahkan hukum. Celah selalu bisa dimanfaatkan, baik untuk kebaikan bahkan keburukan/kejahatan. Celah bisa dijadikan jalur mencari keuntungan. Misalnya berjualan barang pelengkap yang mungkin tidak diperhitungkan dalam suatu kesatuan barang produksi. Contoh sederhana, spare part modifikasi kendaraan. Lanjutkan membaca Mencari Celah

Pesona Metropolitan


jumlah penduduk jakarta 2012

Sekira 255 ribu orang datang ke Jakarta tiap tahunnya, penambahan jumlah penduduk yang signifikan. Berebut memadati Ibukota karena pesonanya takan pernah pudar, meski berita negatif bergulir dan dipublikasikan oleh berbagai sumber. Mulai dari pengangguran, kriminalitas, kemacetan dan momok banjir yang tak kunjung tertanggulangi.

jalanan cilincing

Lanjutkan membaca Pesona Metropolitan

Waspada Tangan Jahil DI Transjakarta (Busway)


Beberapa waktu lalu, saya sekeluarga hendak berkunjung ke rumah saudara di Depok, tepatnya Srengseng Sawah. Dengan menumpang Bus kebanggaan DKI Jakarta, Transjakarta yang akrab disebut Busway (padahal arti busway adalah jalan bus, jadi tidak salah kalo ada yang bilang naik busway berarti ngesot di jalan raya :mrgreen: ).

Pemandangan lumrah di jembatan penyebrangan (sekaligus jalur shelter bus) Jembatan Gantung, Daan Mogot

Setelah bersabar menunggu di shelter Jembatan Gantung, Daan Mogot, akhirnya saya sekeluarga dapat armada bus yang menuju Harmoni, penuh sesak, terpaksa berdiri Lanjutkan membaca Waspada Tangan Jahil DI Transjakarta (Busway)

Jalan Kaki Minggu Malam


Sepulang kerja langsung disambut anak lanang, bercerita kesehariannya tanpa henti. Saya pulang kerja agak malam, dan anaku lebih sering menungguku pulang dan bercanda, kadang sampai larut tidak mau tidur.
Seperti malam ini, sekonyong-konyong dia menceritakan bahwa ikan Louhan yang lebih mirip mujair berwarna kuning peliharaannya, pakannya habis, pakan ikan yang carnivora ini adalah anak ikan mas kecil. Anaku ngotot minta beli pakan ikan, padahal sudah malam, bisa jadi tuh toko pakan sudah tutup. Dan lagi jalanan di minggu malam ramai sekali, banyak pengendara lalu lalang yang didominasi anak remaja, biasa disebut alay. Jika jalan kaki lumayan jauh, naik motor malas macet.
Karena anaku ngotot, akhirnya aku ngalah dan opsi jalan kaki jadi pilihan menuju toko pakan ikan. Perkiraanku benar, jalanan ramai oleh kendaraan, sehingga bagi pejalan kakai harus ekstra hati-hati, apalagi jalan di dekat rumahku tidak tersedia trotoar, sehingga kadang pejalan kaki harus berebut dengan kendaraan. Aku yang menuntun anaku berjalan penuh waspada, beberapa kali hampir keserempet kendaraan yang melaju. Banyak pesepeda motor tanpa mengenakan helm, mungkin jarak dekat, dan hal itu mafhum di masyarakat kita. “Orang dekat ini, ngapain pakai helm, ribet amat” itulah ungkapan yang mungkin ada di otak mereka (termasuk saya kadang-kadang).
Yah akhir minggu memang banyak masyarakat pinggiran seperti saya yang heng out sekedar melepas jemu setelah seminggu penuh beraktifitas, belanja ke pasar malam atau malah atau sekedar manasin kendaraan keluar gang ikut andil memadati jalanan tanpa trotoar ini.
Karena berkendara jarak dekat, sekedar satu atau dua kilo inilah yang membuat pengguna jalan mengabaikan keamanan berkendara, pernah saya menegur seorang pesepeda motor tanpa mengenakan helm “kok gak pakai helm” jawabannya ketus, “emangnya mau pulang kampung”
Yah itulah realita masyarakat kita, betapa teriakan lantang di dunia maya itu efeknya masih sangat kecil, bahkan aksi turun ke jalan oleh para penggiat road safety hanya dianggap hiburan oleh masyarakat awam, semoga saya mampu mengaplikasikan pengetahuan keamanan berkendara, dan tak jenuh berteriak mengingatkan, meski lewat postingan kurang bermutu macam tulisan ini. Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum

Posted from WordPress for BlackBerry.

Alay Bernyawa Sepuluh


Berkendara malam hari wajib lebih waspada, ya.. sepulang nguli berjalan agak buru-buru sebenarnya, karena sudah rintik-rintik gerimis menitik di visor helmku. Mendekati perempatan, nampak berjejer mobil dan kendaraan lain menunggu lampu merah berubah hijau, akupun berhenti di belakang mobil tersebut. Sebagian pengendara motor memaksa berhenti di depan barisan mobil yang berarti di depan garis putih. Yah itulah kebiasaan yang salah kaprah di Jakarta.

ilustrasi perempatan jalan di Jakarta

Sesaat kemudian lampu berubah kuning dan hijau, semua pengendara siap melaju, tapi tiba-tiba mobil di depanku kembali berhenti dengan agak mendadak, karena penasaran kupandang ke arah perempatan, nampak penyebab berhentinya mobil-mobil tersebut adalah sekelompok pengendara motor tanpa safety gears sama sekali, bahkan ada yang berboncenagn tiga orang, Lanjutkan membaca Alay Bernyawa Sepuluh

Anak Jalanan Hiasan Metropolitan


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anka Sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal

…………………………………………………………………..

Berhenti di perempatan jalan karena lampu merah menyala, seorang anak kecil langsung bangkit menenteng koran kadaluarsa… hmmm.. jadi inget “SI BUDI KECIL” nya Iwan Fals. Dari mobil satu ke satunya, menawarkan koran pagi dijual malam ini, jarang yang merespon. Tiba dia melintas di dekat motorku dan menwarkan “Koran Om”.. “berapa ?” tanyaku “2 ribu saja” jawabnya enteng.  Lanjutkan membaca Anak Jalanan Hiasan Metropolitan

Terimakasih Benny Blogger ke Afriani Supir Maut Xenia


Kecelakaan maut yang melibatkan seekor mobil Daihatsu Xenia bernopol B 2479 XI yang dikendarai Afriani Susanti bersama 3 rekannya, membuat gempar media, pemberitaan tak henti-hentinya bergaung, segenap masyarakat menyampaikan bela sungkawa tanda berduka dan mengecam tingkah polah neng Afriani.

terimakasih pada pembunuh ?

Berbeda pemberitaan pada umumnya, salah satu tulisan Bro Lanjutkan membaca Terimakasih Benny Blogger ke Afriani Supir Maut Xenia

Ngarai dan Perbukitan di Jalanan Jakarta


Beberapa waktu lalu saya menulis tentang  , seperti gambar di atas, bukit yang dimaksud adalah coran semen penutup got air bawah jalan. Ternyatas selain bukit yang numbuh, di jalan protokol Sudirman juga muncul ngarai, seperti di lansir Mas Mitra dalam tulisannya “Apa Yang Dikhawatirkan Akhirnya Terjadi…Sudah Banyak Biker Ndlosorrr Di Ruas Sudirman…!!

Seperti gambar Mas Mitra di atas, tampak bahwa penutup lobang aliran air berongga dibuat 10 cm lebih rendah dari jalan raya, padahal posisi rongga tersebut masih di badan jalan, sama seperti gundukan di jalan Gunung Sahari yang kutulis, dari info yang didapat Mas Mitra, sepertinya sudah banya biker yang ndhlosor karena kejebak “NGARAI” jalanan tersebut.

data dari Eyang Edo

Dari data Eyang Edo di atas dapat kita lihat bahwa kecelakaan kendaraan akibat jalan rusak termasuk kecil dibanding faktor lain, apakah “BUKIT dan NGARAI” di jalanan Jakarta termasuk jalan rusak? Hmmm… sepertinya bukan, tapi dikategorikan Lubang dan Gelombang, sebab jalan rusak biasanya mudah dikenalin, karena tidak muncul sekonyong-konyong, tapi Lubang dan Gundukan di jalanan akan sulit diantisipasi, apalagi jika kecepatan kendaraan di atas 40 kpj.

Dari info berita yang kudapat, pemda DKI akan mulai memperbaiki lobang dan jalan rusak di bulan Maret, yang jadi pertanyaan “BUKIT dan NGARAI” ini kan bukan jalan rusak, tapi sengaja di “rusak”, artinya pengaplikasian system drainase jalan raya kurang pas atau kurang pinter ? Hmm… barangkali perlu pemikir yang bisa membantu.. #lempar konblok ke Bennythebear

Wassalamu’alaikum