…Ting…Ting.. Suara denting di gangan yang tidak rapi, menggema diantara tembok-tembok yang sedikit kumal, meski sesaat karena gemanya segera hilang ditelan air got yang kumuh berlumpur sampah. …Ting..Ting… terus berdenting, berasal dari mangkok yang beradu dengan sendok
Gregk.. Grenggggkk ” …BAnDREK… ” suara pintu lipat dari plat besi tipis berderak disusul suara panggilan pada Pak Tua yang memikul panci berisi kuah bandrek, dan sebelahnya adalah berbaagai perabot, mangkok, sendok, juga isi dari menu bandrek ada kacang, potongan roti tawar juga campuran lain yang mirip telor kodok berwarna merah, kalo hitam pasti mirip calon kecebong. Pak Tua berbalik dengan sedikit kerepotan, menghampiri si pemesan yang menunggu di teras rumah gangan tersebut. Lanjutkan membaca Bandrek Ting-Ting
Sebuah keanehan menurutku melihat kondisi sebuah motor Yamah Vega R dengan adanya handle/hendel di stang sebelah kiri, layaknya handle kopeling pada motor kopling manual, setahuku Vega itu kopling otomatis. Mungkinkah rem kaki (rem belakang) di pindah ke setang ? Karena rem depan jelas masih ada handle di setang kanan. Hmmm… jadi sedikit mikir.
Usut-usut ternyata handle kiri adalah handle gas, lho kok pakai handle rem tangan, kenapa mesti dirubah demikian. Kawanku bercerita mengenai kondisi Bapaknya, bahwa bapaknya hanya memiliki satu tangan, dan yang ada adalah tangan kiri, merubah/modifikasi handle gas yang tadinya di grip setang kanan memakai handle rem di setang kiri, agar lebih mudah mengoperasikan motor dengan satu tangan, alias dari 5 jari tangan kiri, cukup satu jari untuk menarik handle gas, misalnya telunjuk, sedang sisanya tetap erat memegang grip setang.
Sedikit tercekat kubaca postingan status seorang pemilik akun sosial media. Kok sebegitunya, kok teganya, dan berbagai perasaan berkecamuk. Sebuah ungkapan lewat tulisan di media masa, baik tulis maupun dunia maya, seperti twitter, facebook, blog dan semacamnya, akan menimbulkan multipersepsi para pembacanya, malah cenderung ada fitnah, meskipun tulisan itu bermaksud baik.
Memang peran sosial media belakangan ini begitu signifikan, hampir sebagian besar penduduk negeri memiliki akun facebook dan twitter, sehingga dengan mudah mereka memantau perkembangan pemberitaan, idola, media, bola, sampai perseteruan antar pribadi dan golongan. Politikpun memakai linimasa untuk mempopulerkan ide-ide politis.
Laut, hamparanya penuh misteri, jelang senja itu aku memandangnya penuh kekaguman, padahal ini adalah suatu hal yang biasa, karena biasa itulah jarang orang yang bisa menilai keindahannya, bahkan jarang sekali yang menyempatkan waktu tuk sekedar memandang temaramnya. Bahkan pasangan muda mudi di pinggirannya takan sempat beralih dari memandang pasangannya, kemari sekedar menepi untuk berdua. Alam biarlah jadi saksi semata. Lanjutkan membaca Cakrawala Laut Senja
Kututup telinga, kami terus melangkah menuruni jalan berbukit itu, berpayung daun pisang menembus kabut yang mulai turun, senjapun mulai menyapa. Simbok dan aku tetap gontai, sementara nini yang sudah sepuh mulai tertinggal. Tapi dengan santai Nini terus mengikuti kami, mulutnya terus bergerak mengunyam sirih, sambil sesekali membuang ludah berwarna merah kecoklatan, paduan kinang (pinang, sirih, kapur dan gambir).
Rintik hujan terus mengiringi, diselingi kilat yang menyambar dahsyat di antara awan yang bergulung putih kelabu, sebentar-bentar kupelototi kilat yang biasa kusebut “lidah” , berkerlip menyilaukan tapi menimbulkan rasa ingin tahu. Kilatnya begitu nyata, tapi petir dan hujan reda, kemana efek kilat itu, bukannya kilat akan diiringi suara geluduk yang bergema di angkasa, apalagi kampungku yang berbukit. Gemanya akan memekakan layaknya nuklir Hiroshima. Lanjutkan membaca Hujan Petir Petang Ini
Keindahan Masa remaja memang tak tergantikan, sampai ada yang bilang “nikmatilah hidupmu, mumpung masih muda”. Kadang akupun jadi ingin mengulang keceriaan masa remaja itu. Bandel yang kadang lucu dan ngegemesin kalo diinget. Bandel khas remaja tentu, mungkin ada yang suka atau pernah tawuran antar pelajar, merokok di toilet sekolah, sampai ngintip (parah), bahkan hoby mboncengin siswi siswi secara berganti, saking seringnya sampai lupa siapa aja dulu yang pernah diboceng 😀 (lali jenenge, eling rasane ) , kadang minggat dari sekolah atau bolos sekolah dan pergi refresing bareng teman satu geng, weh.. jadi inget ban bocor 2 kali saat minggat ke pegunungan Dieng Wonosobo.
Seperti para ABG pada gambar di atas, tanpa ragu sama sekali langsung ngendon di depan panggung musik rege dan joged bareng, Lanjutkan membaca Indahnya Masa Remaja
Baru beberapa bulan lau blog ini tergabung dalam agregrator Otoblogger Indonesia, semangat kebersamaan layaknya paseduluran aku rasakan dan ternyata OBI telah Menginjak usia setahun dalam meramaikan blog otomotif nasional. Maka dalam rangka merayakannya, OBI melakukan kegiatan berbagi di Pesantren ULUL ‘ILMI, Cipayung, Jakarta Timur, bagi rekan rekan blogger dari seluruh pelosok negeri silahkan merapat diacara syukuran OBI bERSAMA ANAK YATIM dan tidak mampu pada hari Sabtu 3 Maret 2012
untuk lebih jelasnya silahkan baca postingan dari Eyang Edo :
———————————————————————–
Syukuran OBI Bakal di Pesantren Ulul Ilmi SYUKURAN alias milad Oto Blogger Indonesia (OBI) bakal digelar di Pesantren Ulul
yang dilakukan Jmaes Bons hanyalaah nulis apa yang ada di benak, dan mengeluarkannya bak orang buang hajat, mak dledek dan setelah itu terserah mau dibaca, dikomentari dicaci, dipuji, monggo saja.
Tanjakan Ciregol : dulu mudik pakai Tiger sedang diperbaiki
Duduk di bangku barisan depan, dibelakang jok kondektur, begitu jelas mengawasi jalanan antar Purwokerto-Brebes, di beberapa ruas jalan harus saling gantian, alias saat busku melaju maka kendaraan dari lawan berhenti minggir, karena kerusakan jalan tidak memungkinkan dilalui oleh kendaraan 2 arah. Jalanan yang kecil juga jadi penyebab makin tersendatnya perjalanan malam itu. Kecil dan gelap.
TANJAKAN CIREGOL: Lapisan aspal jalur Tegal-Purwokerto tepat diatas gorong-gorong tanjakan Ciregol Desa Kutamendala Kecamatan Tonjong, Brebes, rusak dan bergelombang. (suaramerdeka.com/Teguh Inpras)
Pertama tersendat di daerah Notog jalan berlobang cukup parah, meski antri dan sabar bergantian lewat, bahkan roda 2 alias sepeda motorpun tidak bisa lewat, pinggiran jalan curam dan licin karena air hujan membuat lumpur jebakan yang berbahaya memlesetkan ban kendaraan. Juga di tanjakan Ciregol, lihat foto di atas, itu kondisi siang, sedang kemaren aku balik memakai bus malam, di sini harus gantian dengan kendaraan lawan arah, nampak juga truk terjerembab dan gak bisa bangun, berhubung sambil momong anak, (anaku tidur di pangkuan) jadi gak saya potret. Serem dan ngeri.
Sebentar bentar saya mengingatkan sopir dengan suara desis ala rem bus “esssssttttttt” agar sopir senantiasa waspada.
gambar : media.brbeskab.go.id
Jalan berlobang juga makin parah di jalur selanjutnya, Bayur, dan dimanfaatkan oleh Pak Ogah yang mengatur lajunya kendaraan tapi malah memperparah kondisi lalu lintas, kurang membantu. Disini sekali lagi kendaraan harus bergantian lewat, nampak di pinggir jalan ada avanza selip, karena separoh rodanya menapaki lumpur pinggir jalan, beberapa Pak Ogah membantu dorong tapi belum berhasil.
apakah jalur ini termasuk tanggung jawab pemerintah pusat atau daerah, saya kurang tahu, teteapi dari berulang kali lewat mudik dan balik, sepertinya jalur ini tidak pernah betul, mungkin cuma seminggu paling lama sebulan setelah tambal syulam benernya. imho. Wassalamu’alaikum
Yah tambal sulam jalanan di Jakarta sudah dimulai, belum semua si, paling tidak sudah berkurang lobang maut di jalur pulang pergiku bekerja. Sudah semingguan yang lalu tambal sulam jalan raya ini dilakukan, yang aku temui adlah jalan Lodan Raya, kalo gak salah ini dilakukan oleh Pemda DKI karena bukan merupakan jalur nasional, karena jalan Martadinata depan Aston Marina masih ada lobang maut yang dibiarkan menganga, padahal kalo diurut kedua Lanjutkan membaca Tambal Sulam Jalan Dimulai
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.