Pagi itu matahari bersinar cukup cerah, kontras dengan beberapa wilayah DKI yang dilanda banjir kiriman. Santai saya kendarai Jalitheng Pulsar220 motorku menuju tempat kerja. Pagi hari yang sibuk, terlihat membludaknya pengguna jalan yang berdesakan memadati jalanan ibukota. Sabar itu wajib dalam kondisi jalan dengan kendaraan yang berjubel.
Untuk menghilangkan jenuh saya coba perhatiin pengguna jalan lain. Nampak seorang ABG pengguna skutik ikut andil memenuhi aspal pagi ini. Tanpa pelindung kepala, nampak kupingnya dijejali earphone yang kemungkinan menyajikan lagu kesayangan. Bisa jadi hal itu juga sebagai upaya mengatasi kejenuhan akan macet. Tiba-tiba skutik yang dikendarainya menyenggol sepeda motor bebek di depannya. Meskipun pelan tapi kondisi jalanan yang macet kadang membuat emosi pengguna jalan lebih mendominasi jika mengalami sedikit gangguan dari sekitarnya. Si bapak pengguna bebek tadi menengok, sedikit melotot menatap si ABG, tanpa dosa si ABG mencoba menghindar, menyalip dan berlalu. Jika bukan karena Ramadan barangkali akan ada caci maki meluncur. Panas, macet dan lapar, paduan pas untuk melampiaskan emosi. Sabar adalah jawaban pasti. Tapi sabar tidak hanya pada kondisi semacam ini.
Menurut penyampaian dalam kuliah Duhur oleh Dr. Imam Zamroji Spd, sabar dikategorikan menjadi 3, yaitu :
1. Sabar dalam taat, yaitu bersabar dalam mentaati peraturan, tentu termasuk peraturan atau hukum Allah swt, tak sekedar menjalani tapi juga iklash tanpa merasa dipaksa, meski pada dasarnya hukum itu memaksa. Disinilah sabar itu bicara.
2. Sabar dalam meninggalkan pelanggaran atau kemasiatan. Aturan yang berupa larangan, meski larangan itu menarik harus dengan ikhlash ditinggalkan. Sudahkah kita sabar dalam meninggalkannya ? Atau sekedar takut ditilang, sekedar takut dosa ? Apakah kita akan tetap patuh rambu lalin meski tidak ada polisi. Akankah kita tinggalkan maksiat andai neraka itu tidak ada ?
3. Sabar dalam menghadapi cobaan. Inilah yang sering jadi patokan sabar oleh sebagian kita. Sabar tatkala terkena musibah. Seperti kasusu di atas. Bapak pengendara bebek bersabar mesti sudah disenggol oleh skutik ABG dan si ABG tidak minta maaf.
Setelah melewati jalan macet dan agak senggang, beberapa pengendara berusaha melaju lebih cepat, termasuk saya. Dari arah belakang terdengar suara knalpot racing sepeda motor 2 tak. Sepertinya suara bebek super pada masanya. Suara cempreng menggelitik telinga, tapi saya suka. Di depan saya pengendara V-ixion nampak berjalan biasa, saya yang mengekor juga enggan untuk mendahului. Suara cempreng dari arah belakang makin dekat, bahkan terkesan digeber. Tiba-tiba dari jalur samping sebuah mobil masuk memotong v-ixion di depanku yang reflek mengerem, sayapun melakukan hal sama sampai motor berhenti mendadak dan “BRUAK!!” Jalitheng terdorong hampir menubruk si v-ixion. Ternyata suara cempreng di belakangku sepeda motor Satria ru/hiu 2 tak, motor bebek yang cukup menggodaku pada masanya, dia menabrak bokong semok Jalitheng dan ambruk.
Saya segera meminggirkan Jalitheng, matikan mesin. Dan menghampiri si Satria. Beberapa pengendara di belakangnya sudah terlebih dahulu membantu membangunkan biker dan motornya. Beberapa yang melanjutkan perjalanan sempat menyalahkan si biker Satria yang sruntulan. “ngebut sih” kata mereka. Saya membantu mendorong meminggirkan si satria. “Gimana mas ? Apa baik-baik saja” pertanyaan bodoh yang terlontar begitu saja dari mulutku. Padahal nampak jelas, celana jean yang dikenakan sobek di bagian lutut kiri, nampak lecet memar yang lumayan, punggung kakinya yang mengenakan sendal juga mengalami hal sama. Lengan kanan nampak sama tak beruntung. Sobek baju dan memar sikunya. Foot step kiri model sport patah. Spion pengok. Entah setang, apa masih berfungsi dengan baik.
“Masih bisa jalan lagi ga mas?” tanyaku selanjutnya. “entahlah” jawabnya “kurang ajar tuh mobil tadi, aku kaget jadinya” lanjutnya nampak marah, sayang mobil yang jadi biang keladi sudah kabur entah kemana. Setelah berbasa-basi sekedarnya, saya pamit meninggalkan si biker satria yang masih bersungut sama si mobil.
Siapa yang salah ? Jelas si mobil yang memotong jalan tanpa memperhitungkan kondisi lalu lintas. Barangkali si pengendara mobil sedang biru-buru sehingga mengabaikan kondisi lalin, andai bersabar mebunggu lalin sepi, niscaya tak ada kecelakaan menimpa. Tapi andai si biker Satria lebih sabar dalam berkendara, Insyaallah dia sempat mengerem dan berhenti sebagaimana saya dan si v-ixion. Kecelakaan di jalan raya memang lebih sering dimulai dengan pelanggaran lalu lintas.(Tri)
walah
SukaSuka
Weleh 😀
SukaSuka
terlalu sexi pantatnya
SukaSuka
woh mongtor kencang tuh
http://sarikurnia980.wordpress.com/2013/07/24/bagus-mana/
SukaSuka
Bentull ituh.. Ngefuddd larinya
SukaSuka
jelitheng e ora opo2 mas?
SukaSuka
Alhamdulillah aman mas
SukaSuka
mirip kjadian sy 2 bln lalu, gara2 as yg ngerem medadak p135 sy rem dg kuat, tp mio dibelakang gak mau kompromi, bruak…
SukaSuka
Nah mirip begitu. Mionya nyungsep ga ?
SukaSuka
mio sukses jatuh rusak berat, headlamp pecah, smpe as shock depan bengkok, kyknya roda dpn mio nabrak foot step p135 ane, tp alhamdulillah cuman cuping pinggir kiri lampu dpn yg baret,
SukaSuka
Wah serem si mio ..
SukaSuka
kasian ridernya ……
*motornya gak apa2 kan ???
SukaSuka
Wekekek serba salah nanyanya
SukaSuka
wah dicari siapa salah dan benar bisa 70 tahun baru ada yg mau ngaku salah
http://extraordinaryperson.wordpress.com/
SukaSuka
😀 yg salah yg ga bener tuh
SukaSuka
bisa ditiru sabarnya njenengan mas,sip deh,hehe
SukaSuka
Esih blajaran juga kok. Mumpung ramadan
SukaSuka
kasus koyo tigerku.. depan ngerem ndadak saya kutan ngetem eh matic belakang ga nutut… dicium dah knalpot tigerku
SukaSuka
Whalah kok banyak kasus begini ya.. Konsentrasi kurang po yo ?
SukaSuka
alahmdulilah selamat
SukaSuka
Alhamdulillah
SukaSuka
kejadian di jalan kadang memang tidak terduga 😀
http://awansanblog.wordpress.com/2013/07/27/ketika-ninja-250-merumput-apa-komentarmu/
SukaSuka
mungkin abang Satria cuma memperhatikan motor mas Tri, tidak memperhitungkan manuver mobil. jadi responnya telat, apalagi bawannya ngebut
SukaSuka
Iya kali ya…
SukaSuka
mungkin itu bukan pertanyaan bodoh, tapi pertanyaan “formalitas” jika terlibat dalam kecelakaan 😀
SukaSuka
Hehehe iya ya pengakraban panik
SukaSuka
mobilnya kyknya merek innova..
SukaSuka
jarku ngomongo : KAWUS, JUJUR, SUKUR kowe
SukaSuka
Tetap hati-hati ketika berkendara…
SukaSuka
Sruduk balik kang
SukaSuka
Ga bisa. Ga punya sungu je 😀
SukaSuka
hati2 hiu
SukaSuka
Ping balik: Waspada Trotoar Tanah | Triyanto Banyumasan Blogs