Teriak Demi kemajuan .. Salahkah ?


Segala sesuatu perlu kritikan. Kritik untuk menguji, kritik sebagai sumbangsih saran, kritik sebagai penguat ide. Tanpa kritikan maka tidak perlu ada Quantity Surveyor dalam sebuah pabrik produksi ataupun manajemen semisal. Kritikan adlah sumbangan wajib dalam hal apapun, agar obyek makin berpikir lebih dan semakin sempurna.

Kesempurnaan memang sebuah keniscayaan di dunia yang fana ini, kesempurnaan hanya milik Allah Azzawajalla. Apapun bentuk usaha, pribadi, produk, tidak ada yang sempurna, meski dilihat secara obyektif, apalagi jika dari segi subyektifitas. Tapi menuju kesempurnaan tidak ada salahnya diusahakan, asal bukan kesempurnaan hamba untuk menuju Khaliqnya, itu menyalahi kodrat dan mustahil terwujud. Tapi kesempurnaan yang mungkin diusahakan adalah kesempurnaan produk manusia, pemerintahan dan korporasi. Lanjutkan membaca Teriak Demi kemajuan .. Salahkah ?

“Jokowi Cari Muka ” Kata Bibit


“Bangga itu boleh. Bangga bahwa anak-anak kita bisa berkarya luar biasa. Tapi kebanggaan itu yang terukur dong. *Lha* ini belum apaapa, teruji saja belum kok sudah ada yang berani pasang pelat nomor (untuk kendaraan dinas -red). Sembrono itu namanya. Kalau nanti sampai *nabrak kebo* gimana. Tidak usah cari muka lah,” sergah Bibit.

itulah petikan dari tulisan di http://oto.detik.com/read/2012/01/03/145314/1805654/1207/?991104topnews

jokowi naik mobil esemka

Jika pejabat saling lempar opini pribadi di muka publik, lantas siapa yang layak dipercaya, pada ujungnya dia (Bibit-red) merasa diadu ( http://oto.detik.com/read/2012/01/04/111443/1806268/1207/merasa-diadu-bibit-enggan-komentar-lagi-soal-mobil-esemka) , maka alangkah baiknya jika sebelum melempar pendapat difilter dulu, agar tidak menimbulkan opini publik yang membingungkan, dan jika beda pendapat mbok yao off the recordlah. Lanjutkan membaca “Jokowi Cari Muka ” Kata Bibit

MRT Jakarta …Masih Terus berharap…


gambar dari Pak Saranto

Membaca postingan Pak Saranto tentang perencanaan MRT Jakarta, Koridor Utara – Selatan selesai 2018, Koridor Timur – Barat selesai 2027  , sepertinya kita masih bisa berharap banyak, alias berharap sangat karena banyak yang masih perlu direalisasikan oleh pemerintah yang kadang kita meragukannya, dulu kita berharap banyak akan monorail, hampir kita berbangga dengan melihat tiangnya mulai berdiri dan sekarang tiang itupun tinggal tiang belaka, layaknya prasasti purbakala, bahkan sebagian ada yang jadi pencabut nyawa pengguna jalan.

Tapi rencana Mass Rapid Transit  (MRT ) yang masih cukup lama penyelesaiannya, mudah-mudahan itu bukan lagi janji manis yang sekedar membius kuping rakyat dari birokrat. tentu kita berharap banyak akan rencana tersebut segera terealisasi, tapi kita juga sadar diri betapa kompleknya permasalahan transportasi di negeri ini, dari pembebasan tanah sampai bebagai kepentingan yang ikut menunggangi.

Contoh sederhana, jika transportasi massal baik dan mampu mengakomodasi segenap lapisan masyarakat, lalu siapa yang akan beli dan memakai kendaraan pribadi, inilah sebuah dilema bagi pabrikan kendaran pribadi, bukan berarti saya menuduh mereka ikut andil dalam memacetkan pengembangan transportasi publik dinegeri ini, tapi negeri ini adalah lahan subur bagi dagangan otomotif, baik roda dua maupun lebih. Jadi ask Your Mindlah

Mass Transportasi harus terealisasi apapun alasannya, atau selamanya kita akan menghisap debu-debu yang berterbangan diantara kendaraan pribadi. Terus rendah diri memandang Singapura dan Jepang, cuma bisa dengar cerita atau sekedar menikmati seskali kala berlibur kesana. IMHO. Wassalamu’alaikum

Jakarta Lewat Tengah Malam, Menerobos Lampu Merah Itu Biasa..


lho kok siji ga ketok ...

Kopdar dengan rekan Koboys (Azizy, Giyono Bledug, Heroe Pedroza, Tri Susanto Blue City Rider) bersama Cak Poer di depan Hotel Maharaja, Mampang, setelah ngobrol “gegojekan” hingga lewat tengah malam, kamipun pamit mulih. Saat di jalanan, sempet agak ragu untuk mencari jalur putar balik, maklum banyaknya jalan layang bikin keder.

iya mama... papa pulang pagi ..kikik

Selanjutnya Saya dan Kang Heroe lewat S Parman ke Grogol, Sedang yang lain menuju Cawang ke Lanjutkan membaca Jakarta Lewat Tengah Malam, Menerobos Lampu Merah Itu Biasa..

Transportasi Publik, Aman, Nyaman, Terjangkau = HARGA MATI


transportasi publik yang aman nyaman dan terjangkau adalah harga mati

Berkendara sehari-hari memakai angkutan umum merupakan kenangan indah yang sulit terlupakan, kenikmatan yang didapat berbeda dengan naik kendaraan pribadi, memang kenyamanan angkutan umum hanya saya dapat saat pulang kampung naik Kerete eksekutif, sedangkan kendaraan umum sehari-hari jauh dari nyaman, tapi tetap ada kenikmatan yang sulit dilukiskan disana. Ada berbagai karakter dan kemapanan yang berbeda di sana, berbagai penumpang yang rela gak rela, mau gak mau harus memanfaatkan angkutan yang ada. Kemapanan juga berbeda, ada yang naik angkutan umum karena terpaksa, alias dia tidak mampu memiliki kendaraan pribadi meskipun sekedar sepeda motor, tapi ada juga yang terpaksa naik Lanjutkan membaca Transportasi Publik, Aman, Nyaman, Terjangkau = HARGA MATI

Surat Buat SBY dari Bro Igfar


Surat tentang jalanan dari pengguna jalan, jeleknya moda transportasi dan keluhan berbagai macam yang berkaitan. “Saya adalah pengguna jalan raya yang telah menggunakan motor sejak 8 tahun yang lalu. Alasan saya menggunakan sepeda motor tak lain adalah untuk menghemat waktu dan uang,” itulah petikan curhat Bro Igfar, berbagai komentar dengan nama-nama pejabat negara yang tak asing di kuping publik turut meramaikan surat tersebut, untuk jelasnya silahkan sambangi langsung ke TKP….

Wassalamu’alaikum

Ternyata Byson masih indent, Beli Tunai Tidak dilayani..


Yah itulah keluhan temanku yang ngidam Si Kebo aka Yamaha Byson, meski SOHC 150 CC, karburator, tapi tampang Gagah layaknya moge, membuat konsumen ngiler, Gen FZ series memang mengalir dalam diri si Byson ini aka FZ16 dari India. Akhirnya setelah dirasa cukup dana maka doipun mendatangi dealer, tapi si Kebo mesti indent 3 bulan, wah ga kuku dunk nunggunya

Setelah nyari info sana sini akhirnya didapat dealer yang bisa menyediakan dalam waktu sebulan, Lanjutkan membaca Ternyata Byson masih indent, Beli Tunai Tidak dilayani..

Di Samsat 3000 Rupiah itu Uang Kecil


Memasuki gedung Samsat Gunung Sahari untuk membayar pajak motor si Tiger 2000, memang tuh motor sudah dijual, tapi si owner yang masih merupakan rekan kerja kuberi keleluasaan untuk memakai namaku sekaligus buat bayar pajaknya,(meskipun berdampak progresif bagi si Jalitheng Pulsar ku)  dan sekalian aku yang jalan ke samsat(disangonin Gan). Setelah memasuki gedung dan mendaftar (tampak komputer nomor antrian yang tadinya touch screen sudah rusak, sehingga pakai mouse) serta pengepakan syarat di tempat fotokopi, akupun menaruh semua syarat diloket yang ditentukan, setelah menunggu sekitar 15 menit nomorku dipanggil dan berpindah ke loket pembayaran pajak, angka yang tercantum seharusnya aku mendapat kembalian Rp 3000 tapi tuh Ibu dengan kerudung menyerahkan tanda bayar sambil bilang, “segitu aja ya” cuek aja sambil ngemil sesuatu di mulutnya, tanpa memberi kembalianku yang 3 ribu perak, Lanjutkan membaca Di Samsat 3000 Rupiah itu Uang Kecil

Mobil Motor Berjaya, Good Bye Mass Transportasi… ?


Dalam pemikiran saya, jika produk motor entry level sudah ramah lingkungan berarti semakin memantapkan posisi motor sebagai Legal Mass Transportasi, Lho kok bisa ? ini cuma opiniku saja, jika injeksi adalah langkah mengawali menghadapi masa yang akan datang di mana semangat “GO Green” semakin dikumandangkan dari Eropa sono dan pasti berimbas di mari, agar semua produk bermesin wajib lulus Euro 3 , 4 dan seterusnya maka angkutan kelas bawah yaitu motor entry level menjadi legal sebagai angkutan umum bagi rakyat, dan pemerintah tak perlu repot lagi membenahi transportasi masal yang ada,

Busway gak perlu nambah koridor, KRL seadanya, Subway cuma mimpi, Waterway tinggal cerita dan monorail tinggal tiangnya… Lanjutkan membaca Mobil Motor Berjaya, Good Bye Mass Transportasi… ?

Ci Haliwung, Riwayatmu Kini..


Meski gak bisa hadir pada undang Komunitas Peduli Ciliwung Condet karena Sunday ridding  mesti tugas tambah (7 hari kerja seminggu, aje gile) 😦 tak ada salahnya saya ikut ngomong tentang Ciliwung alias Ci Haliwung agar Ciliwung tak sekedar Gaung  (Ci : air/kali, Haliwung : kotor/keruh, sumber Wikipedia) kali yang terkenal karena kekeruhan dan sampahnya, saya sama sekali tidak tahu mana sih Ciliwung itu ? karena sesampai Jakrta, Ciliwung di manipulasi menjadi anak kali yang kecil dan bertebaran sebagai tandon air anti banjir.

gambar Mbah Jenggot Nadi,

Salah satunya ya kali di bantaran jalan Gunung Sahari, yang mentok di Jalan Martadinata, entah apa ada gorong-gorong di bawah jalan atau tidak yang menghubungkan kali tersebut ke alur air sepanjang Martadinata yang terhubung dengan laut utara Jakarta. Lanjutkan membaca Ci Haliwung, Riwayatmu Kini..