Kereta Api Lokal, Sahabat Baru Saya


Kereta api Lokal atau akrab disebut KA Lokal, yang saya maksud adalah kereta api yang melayani perjalanan dari Purwakarta dan Cikampek dan mengakhiri perjalanan di Stasiun Tanjung Priuk. Dan Sebaliknya. Kalo tidak salah ada beberapa nama KA Lokal ini, yaitu Jatilur, Walahar Express dan Cilamaya Express.

Lanjutkan membaca Kereta Api Lokal, Sahabat Baru Saya

Iklan

Angkutan Umum dan Saya


Angkutan Umum

Jika pembaca membaca blog ini melalui tampilan web, maka akan nampak header image yang terkesan menuntut ketersediaan angkutan umum yang baik. Tertulis jelas, Transportasi Massal yang aman, nyaman dan terjangkau adalah harga mati!!. Semestinya ada dua kata lagi, yaitu Tepat Waktu.

Mikrolet vs kwasi

Tuntutan yang wajar bagi kaum urban ibukota. Yah, basik kami saat itu adalah ibukota Jakarta. Kami? Yap, tercetus dari kegelisahan dalam obrolan-obrolan bersama rekan blogger yang kerap ngumpul, kopi darat atau kopdar, istilah gaulnya.

Lanjutkan membaca Angkutan Umum dan Saya

Pangkalan Ojek baru di Stasiun Bekasi Timur


Stasiun Bekasi Timur, stasiun megah yang baru saja diresmikan oleh menteri Perhubungan, Ir. Budi Karya Sumadi, pada Minggu 08 Oktober 2017 kemarin. 

Stasiun Bekasi Timur sebelum diresmikan

Peresmian sekaligus pemberlakuan jalur baru KRL Bekasi – Cikarang. Jadi, sekarang KRL tidak hanya sampai stasiun Bekasi (Bulan-bulan) tapi sudah sampai Cikarang (Kabupaten Bekasi). Artinya pengguna KRL semakin membludak, karena yang awalnya naik kendaraan pribadi, akan beralih ke KRL, khususnya pengguna jalan sekitar Tambun sampai Cikarang, bahkan mungkin Karawang. 

Pangakalan Ojol di sekitar stasiun palmerah (Sindonews)

Adanya stasiun baru ini, dan juga berlakunya KRL hingga Cikarang, berarti penambahan titik pangkalan ojek yang menjajakan jasanya bagi para penumpang KRL. Yang baru pasti di Stasiun Bekasi Timur tersebut, sedang di stasiun berikutnya (Tambun, Cibitung dan Cikarang) kemungkinan, armada ojek akan bertambah, alias pangakalan makin sempit oleh bertambahnya jumlah ojek yang mangkal.

“Lho, memangnya masih ada Ojek Pangkalan atau biasa disebut Opang?”

Saya tidak bicara ojek pangkalan, tapi pangkalan ojek, alias tempat mangkalnya tukang ojek. Tukang ojek, tentu bisa ojek konvensional (Opang) dan tentu saja ojek online (ojol). Keduanya tetap perlu pangkalan. 

“Memangnya ojek online perlu pangkalan juga?”

Dulu, saya menganggap, adanya ojek online, dapat menggusur pangkalan ojek, minimal mengurangi, khususnya di titik-titik yang membuat lalin semakin krodit. Ternyata saya salah, ojek online tetap punya pangkalan, bahkan semakin menjamur dan membludak. 

Yang paling mudah ditemui adalah di pinggir jalan (masih di badan jalan) sepanjang stasiun kereta. Yang saya jumpai adalah di jalan sekitar Stasiun Kranji, Stasiun Bekasi (bulan-bulan), pertokoan (per’mall’an) Sunter dan Boulevard Kelapa Gading. Didominasi jaket hijau menghiasi pinggiran jalan (trotoar dan sebagian pinggir badan jalan).

Hal ini (ojol yang mangkal), bertolak belakang dengan bayangan/pikiran saya, saat munculnya ojol, yaitu mereduksi titik lalin yang macet, menyempit karena opang yang berebut mencari penumpang. Ternyata, titik pangkalan ojek justeru bertambah. 

Hal tersebut (ojol mangkal), karena di titik pangkalan tersebut memang paling mudah mencari penumpang. Misal penumpang yang baru mau turun dari KRL, sudah order ojol lewat aplikasi dari dalam gerbong jelang berhentinya kereta, atau jelang turun kereta. Gabungan antara penumpang KRL yang keluar mengunakan sepeda motor dari parkir stasiun (sebagian pengguna KRL menitipkan sepeda motornya di parkir stasiun atau sekitar stasiun) dan ojol yang menjemput orderan. Sempurna.

Adanya stasiun Bekasi Timur, yang posisinya cukup dekat dengan terminal kota Bekasi dan perempatan Bulak Kapal, berada di antara titik kumpul kendaraan. Diapit oleh jalan sekitar terminal (yang ramai angkutan umum dan pedagang) dan perempatan Bulak Kapal yang hampir selalu krodit, lebih krodit lagi di jam pergi dan pulang kerja. Jadi, dalam bayangan saya, Stasiun Bekasi Timur seolah menyatukan dua titik macet. 

Tapi, tentu saja, saya menyambut gembira dibukanya stasiun dan jalur KRL baru, semoga kedepannya bisa dibangun KRL hingga stasiun Karawang atau bahkan Purwakarta. Sehingga mampu mengurai simpul macet, karena sebagian pengguna jalan, masih sulit didikte oleh waktu, jadwal KRL. Khususnya pesepeda motor. Jujur, waktu tempuh menggunakan sepeda motor, jauh lebih masuk akal dan flexible, dibanding menggunakan gabungan KRL dan angkutum.
———-

Posted from Caben Hall (Raker), use MiNotnot

Jangan Ucap janji Karena Commuter Line Tidak Pasti


stasiun bekasi.jpgSudah hampir 2 bulan jadwal dan trafik Kereta Listrik Commuter Line Jabodetabek tidak pasti. Penyesuaian jadwal baru dan adanya gangguan di beberapa titik menjadi alasan KAI dan KCJ. 2 bulan, itu yang saya rasakan, padahal di 2014 saya bisa mengandalkan jadwal Commuter Line dengan tenggang waktu yang bisa dipastikan, meski ada selisih, tidak sampai 30 menit. Bahkan kerap tepat waktu. Lanjutkan membaca Jangan Ucap janji Karena Commuter Line Tidak Pasti

Ariel Noah dan Agnesmo di Commuterline


Ariel. Tentu masyarakat Indonesia pencinta musik tidak asing dengan nama tersebut. Bahkan ketenarannya semakin menjadi semenjak beredarnya video yang ‘itu’

Agnes Monika, yang tenar di akun twitter @agnesmo juga tidak kalah tenar.
Lanjutkan membaca Ariel Noah dan Agnesmo di Commuterline

Semalam Bersama Lorena


Kemaren Pulang naik Kereta Purwojaya, tapi balik aku sekeluarga naik bus, Lorena, tidak asing dengan nama tersebut, dari jasa kirim barang sampai jasa air bersih jligenan ada tulisan LORENA :D. Mengapa memilih bus ? Pengennya si naik kereta, tapi kereta tidak ada yang sampai Gambir pagi (pilihan Purwojaya yang harganya masih bersahabat dengan kantongku eksekutif 175.000, bisnis 115.000) alias kepagian, misal Purwojaya yang dijadwal keberangkatan jam 20.02 dari Stasiun Purwokerto, nyampai Stasiun Gambir jam 01.23. Tengah malam, memang pernah si, tapi Gambir cengkareng masih jauh gan.

bus kelas bisnis

Ternyata Lorena tidak menyediakan kelas Eksekutif, adanya kelas bisnis Lanjutkan membaca Semalam Bersama Lorena

Teriak Demi kemajuan .. Salahkah ?


Segala sesuatu perlu kritikan. Kritik untuk menguji, kritik sebagai sumbangsih saran, kritik sebagai penguat ide. Tanpa kritikan maka tidak perlu ada Quantity Surveyor dalam sebuah pabrik produksi ataupun manajemen semisal. Kritikan adlah sumbangan wajib dalam hal apapun, agar obyek makin berpikir lebih dan semakin sempurna.

Kesempurnaan memang sebuah keniscayaan di dunia yang fana ini, kesempurnaan hanya milik Allah Azzawajalla. Apapun bentuk usaha, pribadi, produk, tidak ada yang sempurna, meski dilihat secara obyektif, apalagi jika dari segi subyektifitas. Tapi menuju kesempurnaan tidak ada salahnya diusahakan, asal bukan kesempurnaan hamba untuk menuju Khaliqnya, itu menyalahi kodrat dan mustahil terwujud. Tapi kesempurnaan yang mungkin diusahakan adalah kesempurnaan produk manusia, pemerintahan dan korporasi. Lanjutkan membaca Teriak Demi kemajuan .. Salahkah ?

Kenali Taxi Daerah (Purwokerto)


Sebelum mudik lebaran, mari kenali angkutan umum yang akan kita gunakan, setelah kemaren sedikit tenyang kereta lanjut ke  TAXI.  Angkutan umum satu ini merupakan hal biasa jika hidup di Metropolitan, meski saya jarang sekali menggunakannya, paling ya jika terpaksa karena pulang kemalaman dan ga bawa motor atau balik dari kampung melalui stasiun Gambir.

Nah saat pulang kampung jika bareng keluarga menggunakan kereta Api dan turun di Stasiun Purwokerto, saya juga selalu memanfaatkan jasa Taxi yang mangkal di depan Stasiun ini. Rata-rata Taxi berwarna kuning ini adalah mobil sedan yang sudah berumur lebih dari atau mendekati 10 tahun, jadi jangan berharap menikmati Taxi macam Blue Bird dan sejenisnya di sini. Lanjutkan membaca Kenali Taxi Daerah (Purwokerto)