Surat tentang jalanan dari pengguna jalan, jeleknya moda transportasi dan keluhan berbagai macam yang berkaitan. “Saya adalah pengguna jalan raya yang telah menggunakan motor sejak 8 tahun yang lalu. Alasan saya menggunakan sepeda motor tak lain adalah untuk menghemat waktu dan uang,” itulah petikan curhat Bro Igfar, berbagai komentar dengan nama-nama pejabat negara yang tak asing di kuping publik turut meramaikan surat tersebut, untuk jelasnya silahkan sambangi langsung ke TKP….
Sanjungan dan pujian telah banyak mengarah ke Sepak terjang duo Walikota – Wawalikota Solo ini, dari relokasi pasar dengan berulang kali rempugan sama pedagang, sampai order mobil ESEMKA (mobil buatan gabungan anak-anak SMK se Indonesia), tentu sanjungan ini berat dirasa imho, bahkan Kompas merilis mengandai-andai jika Jokowi jadi Gubernur DKI
JAKARTA, KOMPAS.com – Gaya kepemimpinan Joko Widodo, Walikota Solo, Jawa Tengah, dipandang perlu menjadi perhatian dan ditiru para pemimpin DKI Jakarta. Joko Wi, demikian panggilan sang walikota, dianggap berjiwa demokratis dan mengayomi kepentingan warganya hingga yang paling bawah.
“Kita merindukan para pemimpin Jakarta itu seperti Joko Widodo. Bayangkan, untuk merelokasi pasar saja dia berdialog dengan warganya 57 kali, bahkan mengajak makan bersama,” ujar Lieus Sungkharisma, pengusaha di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, kepada Kompas.com, Selasa (28/6/2011).
Dengan pendekatan personal yang mendahulukan dialog untuk mendengarkan aspirasi dari bawah, kebijakan yang dikeluarkan Jokowi minim penolakan.
Berbagai silang pendapat dan kepentingan juga dapat diakomodasi, lanjut Lieus, dan semua pihak dapat memahami tujuan bersama yang diemban pemerintah. “Inilah pemimpin yang demokratis dan mengayomi masyarakat,” kata Lieus.
Hal menonjol yang terlihat dalam kepemimpinan Jokowi adalah perhatian dan apresiasinya terhadap masyarakat dari berbagai golongan. “Kita merasadiwongke (diorangkan),” tambah Bambang Sungkono, pemilik bengkel di Jalan Hayam Wuruk.
Meskipun mengakui, setiap kebijakan pemerintah pasti mendapatkan pandangan pro-kontra, ia berpendapat keputusan yang diambil berdasarkan dialog bisa memberikan kepuasan lebih karena semangat penghargaan seorang pemimpin.
Menurut Lieus, pendekatan serupa pernah dilakukan almarhum Ali Sadikin, saat menjabat Gubernur DKI. Oleh pendekatan tersebut, para pengusaha di kawasan Gajah Mada-Hayam Wuruk rela menyumbangkan masing-masing enam meter dari lahan mereka untuk keperluan pelebaran jalan. “Kemudian, kami juga mau menyumbangkan sebagian areal toko untuk pembangunan trotoar umum,” jelasnya.
Pendekatan serupa saat ini jarang ditemukan di kalangan pejabat pemerintahan DKI. Pemerintah, menurutnya kerap mengambil kebijakan sepihak tanpa mempertimbangkan untung-rugi bagi warga yang berkepentingan. Ia mencontohkan penerapan aturan parkir off street.
“Enggak ada hujan, nggak ada angin, tiba-tiba sudah ada larangan parkir di badan jalan. Ya, kami, pedagang kaki lima, dan petugas parkir jelas kelabakan,” tandasnya.
dan para komentator menginginkan beliau jadi presiden 2014 :
komentar di berita kompas
Semoga segala sanjungan itu semakin memantapkan hati beliau dan makin istiqomah menjadi pamong rakyat demi kemajuan bangsa, di tengah-tengah tekanan IMF karena hutang 7 turunan, Ayo semangat Kangmas, kulo urun dungo. Amin
Semalem pulang malam karena membantu nyiapi Sound untuk acara esoknya alias tadi pagi yaitu Hari Anak Nasional, sungguh dadakan… Biasanya persiapan 3 hari 3 malam, mungkin karena yang datang tadi adalah RI 2 alias wapres Bapak Budiono, sedangkan biasanya RI 1 atau Presiden.
Dan dari pagi sepertinya areal sudah di clear, sehingga saya harus parkir di luar parkir biasanya, dan saat absen mesti nglewatin 2 panser paspampres yang siaga di depan HRD. Sebelum beraktifitas, saya sempetin ke workshop dan pengin memantau jalannya acara HAN karena pada tahun ini kita tidak terlalu terlibat, hanya menyediakan tempat dan sedikit peralatan. Lho kok ga ada siaran langsung apa ya ? Coba set antena seadanya gar bisa dapat TVRI..eee.. Ternyata susah, malah dapetnya ini… Di tv one…
Ternyata RI 1 yaitu Bapak Susilo Bambang Yudoyono, lagi balapan ee… Rakornas Partai Demokrat di Sentul, hmmm… Sepertinya Eksistensi pribadi lebih penting daripada ngurusin anak-anak Indonesia yang pada ga sekolah… (imho)
oh iya ada yang pengen ngeksis di deket Panser…ee..pansernya ga mau mandek ya..
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.