Keith Haring, Graffiti dan Aids


Keith Haring's 54th birthday. Courtesy of the Keith Haring Foundation.

Gambar halaman muka atau beranda google pagi ini menampilkan logo aneh, ternyata adalah gambar graffiti yang mengarah ke seorang tokoh pelukis bernama Keith Haring, Graffiti yang biasanya menghiasi tembok-tembok kota, pelukis liar yang memanfaatkan lahan kosong tembok sebagai media, dan sering beraksi malam hari secara sembunyi-sembunyi, melalui Keith Haring lukisan liar itu menjadi diakui (cmiiw) Lanjutkan membaca Keith Haring, Graffiti dan Aids

Alas Roban


Pertama melintas di Jalan Alas Roban yang katanya jalur baru atau alternatif buat kendaraan besar. Jalanan coran ini lumayan menanjak/menurun
alas roban baru.jpg

Harus ekstra hati-hati melintas di jalur Alas Roban, karena sebagian pengguna jalan adalah kendaraan besar macam truk tronton.
truk besar di alas roban.jpg

Bahkan di beberapa ruas jalan coran pecah/retak, bagi pengguna roda dua tentu cukup berbahaya. Yah mungkin efek dari kendaraan besar yang berbobot berat apalagi muatan yang berlebih, maka coran jalan mudah hancur.
jalan baru alas roban rusak.jpg
bahaya melintas alas roban.jpg

yah alas roban selalu jadi cerita, apalagi di musim mudik dan balik seputar lebaran, berbagai kisah tentang alas roban menjadi bahan berita. Waspadalah selalu dalam berkendara, kenakan sabuk pengaman meski bukan jaminan, ikhtiar agar selamat adalah wajib. Wassalamu’alaikum

Dikirim menggunakan Wordmobi

Sabetan Geng Motor


Berita yang cukup hangat dan jadi bahan perbincangkan, bahkan seorang kapolsek daerah metropolitan kabarnya terpaksa dipindahkan/mutasi ke daerah terpencil karena dianggap tak mampu tangani kasus geng motor ini. Isu berhembus di social media dari orang tak bertanggung jawabpun sering mampir ke ponselku bahwa di daerah tertentu akan ada kerusuhan oleh geng motor ini dan itu. Profokasi khas indonesia, pengalihan berita sperti menjadi wajib serta pencarian rating pembaca dan pemirsa suatu media.

korban geng motor.jpg
Memang di beberapa wilayah rawan geng motor, atau lebih layak disebut penjahat bermotor, seperti kejadian yang menimpa seorang kawan lama, saat berjumpa ada bekas luka di punggung telapak tangan, kejadian bertempat di jalan bekasi raya menuju Cakung pada jam lewat tengah malam jelang pagi, awalnya si kawan pengendara Mio ini tidak menyadari kalo dikuntit penjahat bermotor, memang jalanan pagi buta sekitar jam 3 itu lengang, tiba-tiba ia dikejutan dengan motor yang berada disampingnya dan langsung menyuruhnya berhenti, sambil mengayunkan golok, si kawan terjerembab, sambil menghindari sabetan dicabutnya kunci motor dan lari meninggalkan motornya sambil teriak minta tolong ke warga sekitar, darah mengucur dari punggung tangan dan pergelangan dekat pundak, yah dua sabetan golok mengenainya. Untung helmnya mampu menahan sabetan golok, kalo tanpa helm pasti nih kawan kepalanya sobek parah.
Ternyata si penjahat ketakutan dan gagal membawa kabur motor kawan karena tidak sempat memakai kunci T, keburu ada warga yang datang.
Beruntung si kawan masih bisa lari menyelamatkan diri, setelah balik ke tkp dan menitipkan motor ke warga, selanjutnya menuju rumah sakit terdekat untuk berobat.
Berbagai kejahatan Ibukota masih menjadi momok warga yang beraktifitas lewat tengah malam, baik karena kerja sift ataupun para pedagang yang berbelanja pagi buta. Semoga polisi mampu menangani berbagai penjahat ini.
Waspadalah selalu dalam berkendara, selamatkan nyawa lebih utama. Wassalamu’alaikum

Dikirim menggunakan Wordmobi

Helm Bukan Jaminan


Yah, kecelakaan dalam bersepedamotor bisa menimpa siapa saja, tak pandang umur tak pandang jenis kelamin, yang berhati-hati maupun yang ugal-ugalan, yang terbiasa maupun yang baru belajar. Bahkan pemabalap hebat smacam MotoGP maupun Superbikepun tak lepas dari kecelakaan. Masih ingat Supersic58 alias Marco Simonceli, yang meregang nyawa di sirkuit setelah nabrak beruntun di sirkuit motoGP, padahal full safety gear, tapi nyawa ada yang punya, maka Dia berkehendak maka kembalilah, tanpa bisa diduga dan ditentang.

Image

Seperti obrolan malam tadi bareng kawan-kawan, seorang anak menceritakan kecelakaan yang terjadi di jalur kemayoran, seorang remaja tanggung berboncengan tanpa helm menyalip dan ndhloshor, kepala rider menghantam trotoar dan “KRAK..!!” dikisahkan bahwa Lanjutkan membaca Helm Bukan Jaminan

Helm Klasik


Ehmmm…malem-malem laper, langsung saja ke pinggiran jalan deket rumah, saat lewat depan tukang martabak, tampak si tukang martabak sedang memotret temannya menggunakan kamera ponsel, si teman duduk berjaket tebal berhelm open face di atas motor klasik…hiii udah tua juga masih demen narsis.
Kulihat sosok teman tersebut, badannya sedikit kedodoran dibanding dengan motornya yang terlihat bonsor tapi klasik, kebetulan bahasa daerah kami agak mirip akhirnya ngobrol dengan logat yang kata orang “pating kluthak” :mrgreen:
kuamati motornya yang terlihat klasik tapi palsu alias motor masa kini yang dimodifikasi menjadi retro, motor batangan. Kalo gak salah GL series, dan benar saja saat kutanya sama owner, Honda Mega Pro yang dirombak menyerupai Honda CB, Saat kutanya katanya mau ke Jogja malam ini, alias nih orang dalam perjalanan dan mampir ke kawannya, mungkin sesama tukang martabak, atau satu kampung halaman.
Ada apa di Jogja ? Ada acara besar seluruh keluarga besar motor klasik HCI kalo gak salah, mungkin kumpulan Honda CB Indonesia kali… Oh.. Jauh amat, kok pakai helm open face tanpa kaca/visor? Katanya kalo pakai helm full face ga cocok sama motornya, bahkan sebenarnya helm open face klasik itu juga ada kacanya, sengaja dilepas…biar makin klop klasik style nya.
Hadehhh.. Kuat bener tuh muka ditampar angin malam. Katanya dah biasa jalan jauh begitu, Semarang, Jogja dan kota lainnya, paling pakai kacamata dan masker slayer kain, begitu keterangannya.
Yah demi penampilan, kadang keamanan diabaikan, helm retro/klasik open face hitam itu terlihat tipis, meski kuat benturan tapi untuk jarak jauh kok bagiku kurang safety. Yah minimal pakai visorlah, kulit muka lebih aman.
Oks semoga selamat sampai tujuan, waspadalah dalam berkendara, kenakan selalu safety gears meski itu dianggap lawakan. Wassalamu’alaikum

Dikirim menggunakan Wordmobi

Banjir – Motor


Hujan sore hingga malam tadi begitu sempurna, bisa dikatakan beraroma wangi semerbak bahasa pujangganya. Deras dan lama. Beberapa areal taman terendam berubah menjadi rawa, bahkan mirip danau. Pompa banjir disiagakan, agar genangan bisa dikurangi.

Lepas Isya hujan tak kunjung reda, jelang larut malam hujan menyisakan rintik kecilnya, kupacu motor menembus pekat malam dengan penuh waspada karena jalanan penuh genangan juga.

Mendekati kawasan rumahku yang padat penduduk, jalan tersendat, ada apa nih ? Setelah bisa mendekati awal titik tersendat, Lanjutkan membaca Banjir – Motor

Berkendara Pelan, Ngalangin Jalan, Tendang Sisan


Sikap dan etika berkendara memang berbeda-beda, bagi yang memahami akan kondisi pengendara lain akan berusaha berjalan pada posisi yang sesuai, misal menyalip kendaraan lain baiknya nyalakan sein (kanan) dan lewat kanan kendaraan tersebut, berhenti di kiri jalan dengan terlebih dahulu menyalakan sein kiri, berbelok nyalin sein sesuai arah yang akan di tuju, jalan pelan sebaiknya di jalur kiri dan sebagainya.

Beberapa kali melihat berbagai perilaku menyimpang di jalanan, maklum hampir tiap hari “numpak montor”. Salah satunya yaitu pengendara di depanku berjalan pelan dengan posisi kendaraan di tengah atau kanan jalan, sehingga bikin keder saat mau menyalip, suatu malam sepulang gawe, hal ini aku alami untuk kesekian kalinya, satu motor berboncengan jalan pelan dan di tengah jalan, sementara kanan kiri ada mobil, di belakangnya nampak bapak-bapak Lanjutkan membaca Berkendara Pelan, Ngalangin Jalan, Tendang Sisan

Arti Lampu Merah



 lampu lalu lintas bewarna merah artinya berhenti di belakang garis putih, tapi bagi sebagian pengguna kendaraan hal tersebut tidak berlaku. Seperti gambar yang aku ambil di salah satu perempatan jalan Gajah Mada Jakarta, jalan besar yang sarat kendaraan ini tidak menyurutkan kendaraan untuk melanggar trafic light, mungkin alasannya “yang penting tidak kena tilang polantas”.
Awalnya cuma sebuah angkot/mikrolet menerobos garis putih dan berhenti hampir di tengah perempatan, mikrolet ini tidak ada plat nopol belakngnya, menarik perhatianku yang menunggu di belakng garis putih. Beberapa saat kemudian sepertinya beberapa pengguna sepeda motor terprofokasi dan mengikuti langkah si mikrolet.
Yah bangsa ini begitu mudah diprofokasi, dari menulis sampai demo buruh-mahasiswa yang tolak kenaikan BBM pun sarat profokasi. Kedewasaan pikiran menjadi tolak ukur kemandirian seseorang, mau menjadi pengekor yang rame atau menjadi pelopor bagi diri sendiri minimalnya, pilihan kembali ke kedewasaan.
Dewasa berlalu lintas, berkendara, berpendapat dan di semua sisi kehidupan. Meski kadang tak terasa kedewasaan itu juga karena ikut-ikutan belaka. Imho. Wassalamu’alaikum

Dikirim menggunakan Wordmobi

Di photo Di Caci ?


yang tidak sempet aku photo sehingga tidak bisa dicaci :

Iring-iringan demo di sekitar Bundaran HI pakai motor tanpa helm, yang pengen kukasih judul “aspirasi bisa langsung sampai ke Hadirat-Nya”

Maaf ga ada tulisan panjang lebar, silahkan baca saja tulisan Eyang Ali : Kalau bukan kita, siapa lagi?? aksi nyata ra kokehan cangkem… Wassalamu’alaikum

Ponco Pencabut Nyawa


jas hujan model ponco

Beberapa hari yang lalu, aku membaca twit dari @TMCPoldaMetro yang mengingatkan agar pengendara motor menghindari pemakaian jas hujan model Ponco saat riding menembus hujan, terus terang aku gak paham jas hujan yang dimaksud, meskipun sudah menebak, model kelelawar atau batman itu.

[caption id=”” align=”aligncenter” width=”512″ caption=”jas hujan model ponco, gambar: terbaca.com Lanjutkan membaca Ponco Pencabut Nyawa