Hampi sebulan Jalitheng Pulsar 220 saya mangkrak di teras rumah, dibiarkan berdebu bahkan jadi sarang laba-laba barangkali. Kondisi yang mengenaskan. Semenjak meminang Jeng Maryate, alis suzuki Hayate second merah marun, Jalitheng memang jarang dikendarai. Entah mengapa, saat dikendarai, Jalitheng mudah ngambek. Disinyalir wiring kelistrikan tidak beres.
Accu sempet tekor, saya coba jumper pakai Accu Hayate, Mesin nyala normal. Positif, accu pulsar 220 saya drop, tapi setelah dihidupkan sekian lama, lalu dimatikan dan distarter lagi, mesin Jalitheng kembali diam, tidak ada geraman, seolah pengapian tidak fungsi. Bahkan saat saya coba jumper kembali dengan accu Hayate juga tidak mau hidup. Motor starter atau dinamo fungsi, cek bendik juga normal. Apakah kiprock sebagai sumber tenaga pembangkit listrik mengalami kerusakan? Saya belum coba ganti. Saya akan coba ganti busi Jalitheng Pulsar 220 yang memang sudah cukup berumur dan berkarat.
Cari beberapa referensi busi untuk Pulsar, nemu artikel lawas di blog Beruang madu yang mempunyai testimoni sebagai berikut :
Nah ini sama seperti Pulsar 200 ane dulu, adanya busi Iridium so pasti membuat kinerja mesin jadi lebih optimal. Pilihan ane akan jatuh kepada NGK CR6EA atau Denso IU27A yang keduanya plug n play untuk Pulsar
Sedangkan artikel lawas di blog Calmkid yang menulis testimoni terhadap beberapa pemakaian kombinasi busi. Cukup menarik sebagai pembanding. Berikut saya copast testimoni busi buat pulsar :
- Kiri Champion RG4HC, Kanan RG4HC : kita ketahui 2 kombinasi busi adalah settingan standar pabrikan, busi ini bertipe busi dingin setara busi NGK CR9 dan Denso IU27. Harganya murah 10rb saja satuan. Pengalaman menggunakan busi standar mesin mudah start, tenaga langsung berasa walau mesin masih dingin. Rpm idle saat mesin dingin dan panas tidak banyak berbeda kisaran 1000-1100 Rpm. Hanya saja kalau mesin sudah panas rpm atas berasa sedikit tertahan dan lebih lama mencapai top speed.
- Kiri Autolite 4303, Kanan Autolite 4303 : Cari-cari referensi di internet dan forum dapatlah Autolite 4303 yang katanya bagus (katanya pengganti busi Splitfire TPC430 yang katanya juga cocok di Pulsar). Harganya 15rb per biji. Hasilnya dengan busi ini mesin mudah start dan mirip RG4HC rpm idle saat dingin dan panas tidak banyak berubah kisaran 1000-1100 Rpm. Secara performa ternyata relatif sama saja dengan busi standar Champion RG4HC.
- Kiri NGK CR8EGP, Kanan NGK CR8EGP : Ada yang bilang juga ini busi sakti untuk Pulsar, jika kedua busi di atas bertipe chopper atau tembaga maka busi NGK CR8EGP ini ujung elektrodanya platinum. Harganya sedikit lebih mahal dari tembaga, kisaran 25rb-35rb. Hasilnya saat pakai busi ini mesin lebih susah start, saat start harus dibantu putar gas dulu beberapa lama sekitar 1-2 menit baru mesin bisa stasioner (padahal setelah stasioner tidak diganti-ganti). Busi ini dilihat dari kodenya CR8 harusnya 1 tingkat lebih panas dari CR9 atau RG4HC atau IU27 tapi dibanding busi standar sepertinya lebih dingin, mungkin pengaruh karena platinumnya kali ya, akibatnya jika mesin masih dingin dibawa jalan seperti sedikit brebet dan tenaganya malah lebih loyo dari busi standar. Namun jika sudah dipakai lama, terdapat perbedaan Rpm idle yang cukup significant antara mesin dingin dan panas yaitu kisaran 800Rpm saat dingin dan 1300-1500 Rpm saat panas. Kesimpulan saya berarti hasil pembakaran lebih sempurna ketika mesin sudah panas dibanding busi standar, karena dengan settingan karbu yang tidak berubah bisa dikail Rpm yang lebih tinggi. Saat dibawa jalan lama (kisaran 15-30 menit) terbukti, terdapat perbedaan yang significant dari tenaga si Pulsar 180 UG4. Rpm cepet naik dari Rpm bawah sekalipun, bahwa ketika gear shift ke gear 4 di kecepatan 45an kpj dengan mudah putar gas speed langsung naik begitu ringan ke 80 kpj (padahal waktu saya boncengan, jalan menanjak di fly over Rawamangun, ada Vixion mencoba menyusul dari belakang sendirian lalu saya tancap gas dan gear shift ke 5 motor langsung ngacir kecepatan > 100Kpj dan Vixion semakin tertinggal). Wah dahsyat juga nih busi, boncengan aja berasa sendiri..tapi sayang baru beringas kalau mesin sudah cukup panas. akibatnya setelah dipakai lama tenaganya tidak sedahsyat awal-awal, karena saat dicek businya item (tanda pembakaran tidak sempurna),,mungkin dikarenakan pembakaran saat mesin dingin tidak lebih baik dibanding busi standar.
- Kiri NGK CR8RGP, Kanan Autolite 4303 : Untuk mensiasati mesin susah start dan pembakaran tidak sempurna saat mesin masih dingin, akhirnya terpikir dikombinasikanlah dengan mengkombinasikan busi kanan dengan busi setara standar yaitu Autolite 4303. Karena busi utama ada di sebelah kiri yang selalu aktif dari 0-puncak Rpm maka dipasang di kiri NGK CR8EGP yang terbukti ganas tenaganya kalau sudah panas, sedangkan busi kanan Autolite 4303 membantu pembakaran sampai Rpm 6rb dan mesin saat dingin. Hasilnya mesin lebih mudah start di kondisi dingin ini dengan sedikit putar gas beberapa detik. Lumayan tidak semudah jika keduanya busi standar tapi tidak sesulit jika keduanya busi NGK CR8EGP. Hasilnya saat dingin dibawa jalan motor berasa lebih enak (tidak brebet), dan saat panas tenaga CR8EGP masih bisa dirasakan walau tidak seganas saat keduanya digunakan bersamaan. Tenaga Rpm bawah sedikit lebih baik dibandingkan jika keduanya busi standar, tapi saat Rpm atas mesin tidak nahan dan tetep cepat mencapai top speed (karena saat Rpm atas > 6rb hanya busi kiri yang aktif).
- Kiri NGK CR8EGP, Kanan NGK CPR6EA : Dapat di forum juga busi kanan dipasang NGK CPR6EA yang sebetulnya ini busi Honda Karisma yang 3 tingkat lebih panas dari standar Pulsar. Penasaran dicoba juga apakah lebih baik dari kombinasi di point 4. Harganya 12rb saja. Saat dicoba start memang lebih mudah dengan kombinasi ini, saat dibawa jalan juga tenaga di Rpm bawah lebih berasa dibandingkan kombinasi no. 4. Tapi..ada tapinya nih, entah kenapa kalau mesin panas banget (dibawa jalan jauh, macet) Rpm bawahnya malah jadi lemot, analisa sok tahu ane mungkin karena ini busi ga cocok untuk pulsar yang mesinnya relatif lebih panas, sehingga saat kepanasan pembakarannya malah ga optimal.
Dari kelima kombinasi busi di atas nampaknya kombinasi busi point 4 paling cocok diaplikasi di Pulsar. Saya juga belum coba, paling tidak bisa buat acuan bagi orang awam seperti saya.(tri)
jossss ndang di scrambler
http://sijidewe.com/2015/08/26/layanan-gojek-dari-antar-jemput-kurir-sampe-kirim-fatehah/
sijidewecom
SukaSuka
Hura lagh.. Scrambler bentar lagi redup menyusul CB gadungan, pilih Bobber yg masih jarang, padahal yo mbuh kapan, lha motore wae jik modyar kok OM 😀
SukaSuka
kilokne wae bar urusan
SukaSuka
kiloane ra nutut Om 😀 sakne malah sing nimbang
SukaSuka
iridium nyos
http://orongorong.com/2015/08/25/bye-bye-kebo-putih/
SukaSuka
whozz pokoken
SukaSuka
Mantabssssssss
https://ru88ercookie.wordpress.com/2015/08/26/jelang-moto-gp-silverstone-ini-tipe-ban-yang-di-sediakan-oleh-bridgestone-motorsports/
SukaSuka
Mantaaab….
Skrisut & ctrl+d
SukaSuka
saya udah coba iridum denso iu27, hasilnya : start gampang namun tenaganya kurang, akselerasi berasa lebih lambat dibanding busi standar. Kelebihannya saat mesin rpm tinggi >8rb getaran relatif halus, jadi cocoknya ini busi untuk rpm tinggi kayaknya
SukaSuka
sip, makasih info dan testimoninya mas. Saya coba NGK CR8EGP, kurang nendang tarikan bawahnya, cenderung lambat, tapi enak utk menengah ke atas, dan nafas terasa lebih panjang. kayaknya mesin lebih adem dibanding busi ori
SukaSuka
Gan autolite 4303nya yg mana ya, ane liat ada beberapa jenis
SukaSuka