Pangkalan Ojek baru di Stasiun Bekasi Timur


Stasiun Bekasi Timur, stasiun megah yang baru saja diresmikan oleh menteri Perhubungan, Ir. Budi Karya Sumadi, pada Minggu 08 Oktober 2017 kemarin. 

Stasiun Bekasi Timur sebelum diresmikan

Peresmian sekaligus pemberlakuan jalur baru KRL Bekasi – Cikarang. Jadi, sekarang KRL tidak hanya sampai stasiun Bekasi (Bulan-bulan) tapi sudah sampai Cikarang (Kabupaten Bekasi). Artinya pengguna KRL semakin membludak, karena yang awalnya naik kendaraan pribadi, akan beralih ke KRL, khususnya pengguna jalan sekitar Tambun sampai Cikarang, bahkan mungkin Karawang. 

Pangakalan Ojol di sekitar stasiun palmerah (Sindonews)

Adanya stasiun baru ini, dan juga berlakunya KRL hingga Cikarang, berarti penambahan titik pangkalan ojek yang menjajakan jasanya bagi para penumpang KRL. Yang baru pasti di Stasiun Bekasi Timur tersebut, sedang di stasiun berikutnya (Tambun, Cibitung dan Cikarang) kemungkinan, armada ojek akan bertambah, alias pangakalan makin sempit oleh bertambahnya jumlah ojek yang mangkal.

“Lho, memangnya masih ada Ojek Pangkalan atau biasa disebut Opang?”

Saya tidak bicara ojek pangkalan, tapi pangkalan ojek, alias tempat mangkalnya tukang ojek. Tukang ojek, tentu bisa ojek konvensional (Opang) dan tentu saja ojek online (ojol). Keduanya tetap perlu pangkalan. 

“Memangnya ojek online perlu pangkalan juga?”

Dulu, saya menganggap, adanya ojek online, dapat menggusur pangkalan ojek, minimal mengurangi, khususnya di titik-titik yang membuat lalin semakin krodit. Ternyata saya salah, ojek online tetap punya pangkalan, bahkan semakin menjamur dan membludak. 

Yang paling mudah ditemui adalah di pinggir jalan (masih di badan jalan) sepanjang stasiun kereta. Yang saya jumpai adalah di jalan sekitar Stasiun Kranji, Stasiun Bekasi (bulan-bulan), pertokoan (per’mall’an) Sunter dan Boulevard Kelapa Gading. Didominasi jaket hijau menghiasi pinggiran jalan (trotoar dan sebagian pinggir badan jalan).

Hal ini (ojol yang mangkal), bertolak belakang dengan bayangan/pikiran saya, saat munculnya ojol, yaitu mereduksi titik lalin yang macet, menyempit karena opang yang berebut mencari penumpang. Ternyata, titik pangkalan ojek justeru bertambah. 

Hal tersebut (ojol mangkal), karena di titik pangkalan tersebut memang paling mudah mencari penumpang. Misal penumpang yang baru mau turun dari KRL, sudah order ojol lewat aplikasi dari dalam gerbong jelang berhentinya kereta, atau jelang turun kereta. Gabungan antara penumpang KRL yang keluar mengunakan sepeda motor dari parkir stasiun (sebagian pengguna KRL menitipkan sepeda motornya di parkir stasiun atau sekitar stasiun) dan ojol yang menjemput orderan. Sempurna.

Adanya stasiun Bekasi Timur, yang posisinya cukup dekat dengan terminal kota Bekasi dan perempatan Bulak Kapal, berada di antara titik kumpul kendaraan. Diapit oleh jalan sekitar terminal (yang ramai angkutan umum dan pedagang) dan perempatan Bulak Kapal yang hampir selalu krodit, lebih krodit lagi di jam pergi dan pulang kerja. Jadi, dalam bayangan saya, Stasiun Bekasi Timur seolah menyatukan dua titik macet. 

Tapi, tentu saja, saya menyambut gembira dibukanya stasiun dan jalur KRL baru, semoga kedepannya bisa dibangun KRL hingga stasiun Karawang atau bahkan Purwakarta. Sehingga mampu mengurai simpul macet, karena sebagian pengguna jalan, masih sulit didikte oleh waktu, jadwal KRL. Khususnya pesepeda motor. Jujur, waktu tempuh menggunakan sepeda motor, jauh lebih masuk akal dan flexible, dibanding menggunakan gabungan KRL dan angkutum.
———-

Posted from Caben Hall (Raker), use MiNotnot

Bekasi kembali Membubung Tinggi


Beberapa tahun silam, Bekasi terkenal sebagai planet. Wilayah satelit Ibukota tersebut terkenal disebut Planet Bekasi, karena jarak yang dekat dengan DKI Jakarta tetapi memerlukan waktu tempuh yang lama, karena macet. 

Beberapa hari kemarin, viral kasus tragedi salah sangka terhadap tukang servis amplifier, yang berujung pada penganiayaan kepada terduga hingga meninggal dunia. Parahnya, terduga dikeroyok dan dibakar karena dianggap mencuri Ampli masjid. Padahal dia tukang servis yang kebetulan memabawa serta Ampli servisannya ke dalam masjid saat numpang shalat.
Kejam sekali, manusia memang kadang lebih biadab dibanding binatang. Miris. Jiwa kemanusiaan hilang karena amarah. 

Karena kasus tersebut akhirnya viral gambar orang membawa alat elektronik dengan tulisan yang menyindir. Seperti gambar di atas. Dan kembali, Bekasi menjadi sorotan sebagai wilayah yang nampak bukan bagian dari bumi ini. Peri kemanusiaan yang levelnya sangat memprihatikan. Seperti bukan Indonesia. Padahal rumahan saya juga di Bekasi, prihatin sekali.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Kamar-kamar (Al-Ĥujurāt):6 – ) Sumber: Al-Manhaj


Semoga, kasus-kasus tersebut mendewasakan otak manusia dan membangkitkan jiwa kemanusiaan yang Arif, tidak mengedepankan emosi. Tabayyun. Aamiin

Binatang Muncul dari Layar HP


Ular muncul dari layar HP? Ajaib sekali.

yang share atau berbagi sampai ribuan.

Beberapa hari belakangan, banyak yang share status facebook dengan video yang menampilakan penampakan binatang, baik ular, laba-laba bahkan harimau, muncul di layar handphone saat screen HP menampilakan time line Facebook.

Lanjutkan membaca Binatang Muncul dari Layar HP

Dasar Ndeso Nggunung


“Wis ndesa, nggunung maning. Ja klalen nggawa tambang karo anda nggo munggah nggunung”

Itulah cemoohan yang sering saya dapat saat sekolah SMP, yang artinya “Udah (tinggal di) desa, gunung pula. Jangan lupa bawa tali sama tangga buat manjat gunung”. Dulu, itu cemoohan biasa, ledekan yang sudah mafhum saya terima, toh mereka cuma bercanda. Saya anggap begitu. Sekedar ledekan, kalo sekarang mungkin disebut soft bullying, atau bully ringgan, karena dulu saya belum kenal kata ‘bully’. Lanjutkan membaca Dasar Ndeso Nggunung

Pemudik dihimbau batal Mudik, karena bikin Macet dan Rawan Kecelakaan


Pemudik dihimbau membatalkan mudik, karena rawan macet dan kecelakaan lalu lintas 


Pernyataan di atas hanya statement palsu, hanya berandai-andai, bukan pernyataan pejabat manapun. Saya baca di Timeline Facebook kawan saya. Mungkin pikiran ini tercetus karena sekarang ini banyak pernyataan yang membunuh masalah, bukan menyelesaikan masalah. 
Misal, karena harga Tarif Dasar Listrik (TDL) dan BBM naik. Seiring dicabutnya subsidi listrik dan BBM. Ada pernyataan (mungkin gurauan), 

bagi yang keberatan dengan tarif Listrik, silahkan pakai genset atau lampu teplok saja

Bagi yang keberatan dengan harga BBM, silahkan nggowes sepeda onthel 

Bagi yang tidak suka dengan pemerintahan yang ada, silahkan pindah kewarganegaraan.

Dst

Bahkan terkait plagiarisme, bisa dimaafkan karena semua orang juga pernah melakukan plagiarisme. Atau dikembalikan ke penanya, “tulisanmu juga banyak yang ambil gambar tanpa ijin kang!”. Apakah, nantinya korupsi akan dimaafkan begitu saja, karena yang lain juga melakukannya. Serta kejahatan lain

Jadi bukan jawaban solutif yang diberikan, tapi penghakiman dan cacian. Dan seolah, era sosial media saat ini, menjadi ajang saling menyalahkan dan caci maki. Menutupi kesalahan pihak tertentu dengan mengorek kesalahan pihak lain. Mengobati luka diri sendiri dengan melukai pihak lain, sehingga sama-sama terluka dianggap obat dan menyelesaikan masalah. Borok ditutup borok. Dan seterusnya. 
Sampai di sini saya berpikir, lebih baik saya diam. Bukan netral. Tapi lebih sebagai penonton. Bisa dianalogikan kalo dalam pemilu adalah golongan putih atau golput. Seolah golput adalah pilihan terbaik. Karena “Politics ini your head”

Apakah ini (golput) suatu sikap yang baik dan benar?

Ada sebuah kisah yang menyadarkan dan menginspirasi saya menulis artikel ini. Kisah imaginasi yang saya tonton barusan dibawakan pembawa acara Syair dan Syiar TVRI. Saya tidak tahu nama pembawa acaranya. Kisah itu kurang lebih sebagai berikut.

Pada suatu kerajaan, Sang Raja akan mengadakan pesta, dan mengundang seluruh rakyatnya. Seluruh rakyat yang hadir diwajibkan membawa sekendi madu. Nantinya, madu itu dituang ke kuali besar. Semua rakyat hadir dihimbau menuang madu bawaannya langsung ke kuali yang disediakan.

Salah seorang rakyat yang miskin dan tidak memiliki madu, sebut saja si Fulan, berpikir, “semua masyarakat bawa madu, kalo saya membawa air, tentu tidak akan ketahuan”. Maka iapun membawa sekendi air, dan dengan hati-hati menuangnya sesampai tempat pesta raja, agar tidak ketahuan.

Setelah dirasa semua masyarakat berkumpul, serta menuang madunya. Sang raja menyuruh pengawal membuka kuali berisi madu dan segera memulai pesta. Tapi apa yang terjadi? Ternyata, kuali tersebut hanya berisi air semata. Tidak ada madu sedikitpun.

Dari sini disimpulkan, bahwa semua masyarakat berpikir sama dengan si Fulan. Sehingga semua membawa air, bukan madu seperti yang diperintahkan. Hal ini karena semua beranggapan, bahwa, masyarakat lain sudah membawa madu, jadi tidak mengapa, jika satu orang membawa air. Yang penting tidak ketahuan saat menuang ke kuali pengumpul.

Apatis, golput, seolah bisa dianalogikan seperti si Fulan dan masyarakat yang berpikiran sama. Saat semua melakukan hal tersebut, karena beranggapan bahwa apa yang dilakukan tidak berimbas apapun, toh yang lain sudah banyak melakukan pro atau kontra dengan suatu aturan. 

Layaknya dakwah, bukan hanya milik kyai, ustad dan guru semata. Tapi dakwah adalah milik semua umat. Maka sampaikanlah walau satu ayat. Mengkritisi kebijakan atasan, seseorang, pemerintah bukan tugas segelintir orang, anggota DPr misalnya, tapi segenap warga negara juag berkewajiban mengingatkan dengan mengkritisi. Jika kebijakan tersebut memang dianggap menyimpang dan pengingkaran janji. Bukan sekedar menyelamatkan diri sendiri, tapi juga si pembuat kebijakan.

Lantas sampai kapan kondisi pro kontra, menyalahkan, saling caci dan “bullying” berlangsung, jika semua terus pro kontra dengan suatu kebijakan (pemerintah), kejadian menyimpang dan semacamnya? Sampai putih itu nyata di atas hitam.

——————————————-


وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ ۗ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿التوبة:٧١

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (

Pengampunan (At-Tawbah:71)


لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلٰحٍۭ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا :١١٤

Wanita (An-Nisā’):114 – Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

 Hadits Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلَسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ»

“Barangsiapa di antara kalian yang melihatkemungkaran maka hendaknya ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim) dikutip dari hisbah.net

Pengakuan


Seseorang dianggap berprestasi, karena ada orang lain yang mengakui, akan prestasi tersebut. Bayangkan jika suatu pertandingan olahraga selalu seri. Ga ada yang kalah dan menang, lantas, siapa yang dapat prestasi? 

Tapi, jika menentukan yang berprestasi dalam suatu pertandingan, tentu lebih mudah. Karena jelas ada regulasi, aturan main dan segala hal terkait dengan apa yang dipertandingkan.
Bagaimana jika menentukan prestasi dari hal yang single, solo, tidak ada lawan. Misal seseorang mampu melakukan sesuatu yang tidak semua orang bisa melakukannya. Suatu hal yang luar biasa. Sayangnya semua orang cuek saja dengan hal luar biasa tersebut. Tidak ada yang menghargai hasil jerih payahnya. Seolah itu biasa saja. Tidak ada satupun orang yang memberikan apresiasi atas hal luar biasa tersebut. Lantas apakah hal tersebut bisa di sebut luar biasa? Apakah bisa disebut prestasi?

Pengakuan. Suatu hal yang kadang memerlukan kesensitifan, perasaan, empati. Tanpa empati, maka akan sulit mengakui kelebihan orang lain. Apresiasi saat si balita mulai bisa jalan, misalnya. Seneng, bahagia. Apresiasi saat si anak TK mampu menghafal angka 1 sampai 10. Apakah sulit? 

“Anak ayah pinter”.

Mudah bukan?

Bahkan kata “Terimakasih” oleh pedagang kepada orang yang sudah membeli, adalah suatu pengakuan, apresiasi, yang mampu menarik pembeli menjadi pelanggan. Tetapi sebaliknya, pembeli mengucap terimakasih kepada penjual. Mungkin? Terimakasih, karena sudah menjual barang yang dibutuhkan pembeli. Pengakuan bahwa si penjual, tidak sekedar mencari untung, tapi juga memberi manfaat bagi pembeli. Sulit?

Bahkan keikhlasan dan ketulusan kadang perlu apresiasi, untuk memperkuat keikhlasan dan ketulusan itu sendiri. 

“Terimakasih, sudah membantu”

Kata sederhana, mampu menghindari prasangka dari si penolong, sekaligus menguatkan ketulusannya dalam membantu. (Tri)

Hampir Jadi Korban Social Engineering


Apa si Social Engineering? 

______________

Handphone berdenging “Halo”
“Kenal saya ga?” Jawaban dari seberang sana.

“Oh, si Fulan ya?” Jawab saya.

“Iya, ini nih…bla…bla..” dan seterusnya, sayapun menanggapi dengan serius, sampai pada akhirnya membicarakan pembiayaan. Tapi saya kebetulan tidak memiliki cukup dana. Bahkan si Fulan tersebut menelpon ulang untuk memastikan. 

Beberapa hari kemudian, saya baru sadar, bahwa saya hampir jadi korban penipuan. Kejadian ini sudah lama, saya ingat kembali setelah membaca pesan berantai atau broadcast di grup Whatsapp, bertema Social Engineering. Tidak sama persis, tapi mirip. Berikut saya copas 

——————————-

WASPADA !!!

*- Social Engineering -*

Sebulan lalu saya mengantar isteri ke sebuah gerai ATM kantor cabang bank langganan kami di Cinere untuk mengambil uang. Setiba di tempat tujuan, ia turun terlebih dahulu sementara saya memarkir mobil. 

Ketika saya menyusulnya masuk kedalam gerai ATM, saya lihat isteri saya tengah bercakap dengan dua orang lelaki yang tidak kami kenal. Saya menghampiri mereka diam-diam sembari mendengarkan percakapannya.

_”Jadi begini bu,”_ ujar salah seorang diantaranya. _”Saya mau transfer uang ke saudara, namun ATM saya ketinggalan. Saya cuma minta tolong ibu untuk mentransfer dua juta ke nomor rekening ini dan uangnya saya ganti sekarang juga, ini sudah saya pegang.”_

*”Wah maaf saya tidak bisa membantu Anda,”* sahut isteri saya.

_”Kenapa bu?,”_ tanya salah seorang diantara mereka dengan nada suara meninggi. _”Ibu tidak percaya kepada kami?”_

*”Ya, saya tidak percaya kepada kalian,”* sahut saya tegas sembari mendekati isteri. Kedua orang itu menoleh.

_”Bapak siapa? Tak usah campur tangan urusan orang pak.”_

*”Dia isteri saya. Kalian mau apa? Saya tidak percaya kepada kalian dan kalau tetap memaksa, akan saya suruh orang ramai diluar sana menangkapmu.”*

Mereka berdua tampak keder, kemudian bergegas keluar dan menyengklak motornya tanpa menoleh lagi.

-000-

Hari Selasa kemarin untuk suatu urusan, saya musti terbang ke Balikpapan. Seperti biasa saya selalu berangkat beberapa jam sebelumnya ke Bandara, untuk menghindari kemacetan. Saat saya hendak check in, orang yang sedang proses check in didepan saya tampak agak kebingungan dengan barang bawaannya. Cukup banyak sehingga melampaui batas yang diperkenankan. Ia kemudian menoleh ke arah saya dan berkata meminta bantuan.

_”Pak, saya lihat bawaan bapak sedikit,”_ katanya sembari menatap saya. _”Bisakah saya menitipkan kopor saya kepada Bapak?”_

Saya langsung menggeleng.

*”Maaf pak, saya tidak bersedia,”* jawab saya tegas.

_”Kenapa pak? Bapak tidak mempercayai saya?”_

*”Bagaimana saya percaya Bapak, kenal saja tidak. Pun jika ternyata bagasi bapak itu berisi barang berbahaya, nantinya di manifest terdaftar atas nama saya. Sayalah yang akan berurusan dengan polisi, bukan Anda.”*

_”Terus saya harus bagaimana?”_

*”Itu masalah Anda, bukan urusan saya. Lagipula masih ada solusinya kok, bayar saja kelebihannya.”*

Saya lihat counter check in sebelah kosong, petugasnya mengangguk kepada saya. Segera saya bergeser kesana, mengurus check in dan beranjak masuk ke lounge.

-000-

Itulah social engineering. Sebuah teknik untuk memanipulasi dan mengarahkan perilaku seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan kekuatan hipnotik bahasa, rasa rikuh pekewuh serta preferensi pribadi seseorang terhadap suatu isu. 

Sejalan dengan kian berkembangnya teknologi, teknik human engineering juga merembes kencang dalam dunia sosial media melalui berita-berita hoax. Oleh karena itu jangan heran jika dari tukang sampah hingga orang berpendidikan sangat tinggi, bisa terpengaruh karenanya.

semoga berguna 👍

Kata kata seperti ini:

“Bapak gak percaya dgn saya ?”

Biasa nya kita jadi sungkan krn takut menghina mereka lalu kita jawab:

“Bukan begitu…tapi…….”

Nah disaat itu, kita menempatkan diri dibawah mereka.

Seharus langsung jawab:

“IYA…SAYA GAK PERCAYA KALIAN….” 

persis dalam cerita diatas. Mulai itu penjahat tahu kita bukan calon korban yg lemah.

——————-

Jadi saat saya menyatakan kenal dengan penelpon, saya sudah masuk jebakan, memanfaatkan titik lemah manusia sebagai makhluk sosial yang cenderung sungkan dan pakewuh, saya sungkan untuk bilang “TIDAK KENAL

Apa Social Engineering?

Menurut Wikipedia, Social engineering adalah manipulasi psikologis dari seseorang dalam melakukan aksi atau menguak suatu informasi rahasia. Social engineering umumnya dilakukan melalui telepon atau Internet. Social engineering merupakan salah satu metode yang digunakan oleh hacker untuk memperoleh informasi tentang targetnya, dengan cara meminta informasi itu langsung kepada korban atau pihak lain yang mempunyai informasi itu.

Social engineering mengkonsentrasikan diri pada rantai terlemah sistem jaringan komputer, yaitu manusia. Dan seterusnya, baca di wikipedia Indonesia

Mengurus e-KTP kali kedua


Bagaimana cara mengurus atau membuat e-KTP? Tinggal datang ke Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil), lalu ikuti prosedur yang berlaku. Beres.

Antrian pemohon e-KTP kota Brkasi (pict by: beritaekspres.com)

Bukan itu yang mau saya ceritakan.

Lanjutkan membaca Mengurus e-KTP kali kedua

Keparat Bikers Dan Klakson Serak


Pekan lebaran 2016, H+7, lalu lintas Karawang – Bekasi nampak kembali normal. Angkutan umum dan aneka kendaraan pribadi beroperasi seperti sedia kala. Perjalanan kembali tersendat. Sedang lalin Bekasi – Jakarta masih lancar.

Logo begini, tapi ada tulisan Keparat sangat jelas
Logo begini, tapi ada tulisan Keparat sangat jelas

Pebalik (pemudik yang kembali ke kota) roda dua masih menghiasi jalanan Karawang – Bekasi , meski tidak dominan tapi cukup mencolok dengan ciri khas pemudik, muatan banyak ditambah kayu atau bambu penambah dudukan barang di rear hugger (belakang boncenger). Lanjutkan membaca Keparat Bikers Dan Klakson Serak

Biker Pemalak Pedagang Kaki Lima


Biker Pemalak Pedagang Kaki Lima

image
Ilustrasi foto neorider

Pulang malam menempuh jarak +-85Km, Jakarta – Karawang. Udah 2 hari ini saya mengendarai Jalitheng, Pulsarstrada 220.
Sebelum sampai rumah, saya mampir beli jajan, martabak dan onde-onde mini.
Saat sedang bayar martabak, datang seorang pengendara sepeda motor, cowok, yang saya pikir pembeli, langsung menempel penjual martabak yang sedang mempersiapkan kembalian uang saya, tanpa melepas helm.
Lanjutkan membaca Biker Pemalak Pedagang Kaki Lima