Jalan Kaki Minggu Malam


Sepulang kerja langsung disambut anak lanang, bercerita kesehariannya tanpa henti. Saya pulang kerja agak malam, dan anaku lebih sering menungguku pulang dan bercanda, kadang sampai larut tidak mau tidur.
Seperti malam ini, sekonyong-konyong dia menceritakan bahwa ikan Louhan yang lebih mirip mujair berwarna kuning peliharaannya, pakannya habis, pakan ikan yang carnivora ini adalah anak ikan mas kecil. Anaku ngotot minta beli pakan ikan, padahal sudah malam, bisa jadi tuh toko pakan sudah tutup. Dan lagi jalanan di minggu malam ramai sekali, banyak pengendara lalu lalang yang didominasi anak remaja, biasa disebut alay. Jika jalan kaki lumayan jauh, naik motor malas macet.
Karena anaku ngotot, akhirnya aku ngalah dan opsi jalan kaki jadi pilihan menuju toko pakan ikan. Perkiraanku benar, jalanan ramai oleh kendaraan, sehingga bagi pejalan kakai harus ekstra hati-hati, apalagi jalan di dekat rumahku tidak tersedia trotoar, sehingga kadang pejalan kaki harus berebut dengan kendaraan. Aku yang menuntun anaku berjalan penuh waspada, beberapa kali hampir keserempet kendaraan yang melaju. Banyak pesepeda motor tanpa mengenakan helm, mungkin jarak dekat, dan hal itu mafhum di masyarakat kita. “Orang dekat ini, ngapain pakai helm, ribet amat” itulah ungkapan yang mungkin ada di otak mereka (termasuk saya kadang-kadang).
Yah akhir minggu memang banyak masyarakat pinggiran seperti saya yang heng out sekedar melepas jemu setelah seminggu penuh beraktifitas, belanja ke pasar malam atau malah atau sekedar manasin kendaraan keluar gang ikut andil memadati jalanan tanpa trotoar ini.
Karena berkendara jarak dekat, sekedar satu atau dua kilo inilah yang membuat pengguna jalan mengabaikan keamanan berkendara, pernah saya menegur seorang pesepeda motor tanpa mengenakan helm “kok gak pakai helm” jawabannya ketus, “emangnya mau pulang kampung”
Yah itulah realita masyarakat kita, betapa teriakan lantang di dunia maya itu efeknya masih sangat kecil, bahkan aksi turun ke jalan oleh para penggiat road safety hanya dianggap hiburan oleh masyarakat awam, semoga saya mampu mengaplikasikan pengetahuan keamanan berkendara, dan tak jenuh berteriak mengingatkan, meski lewat postingan kurang bermutu macam tulisan ini. Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum

Posted from WordPress for BlackBerry.

Trotoar Milik Siapa


image
hati-hati neng..!!

Trotoar sebagai bagian dari jalan umum adalah fasilitas bagi pejalan kaki, tapi dengan semakin membludaknya pengguna kendaraan bermotor juga berdirinya berbagai gedung, perkantoran dan area usaha di pinggir jalan, fungsi dan kepemilikan trotoar banyak diakuisisi oleh pemilik bisnis atau gedung pinggir jalan umum tersebut.

Lanjutkan membaca Trotoar Milik Siapa

Perubahan Jalur kadang Tak Sesuai Harapan


Yah perubahan jalur lila luntas tidak serta merta memperbaiki lintasan kendaraan atau trafik. Kemacetan malah sering makin menjadi.
Seperti perubahan di jalur lintasanku untuk bolak balik kerja yaitu Pantai Indah Kapuk – Muara Karang

image
jalur lama

Ini adalah map versi satelit yang aku edit, garis hijau dan biru merupakan arah kendaraan sebelum ada perubahan, warna hijau menggambarkan arah

Lanjutkan membaca Perubahan Jalur kadang Tak Sesuai Harapan

Yaris Kecebur Karena Disambi SMSan


berita dari @NTMCLantasPolri di Korlantas Polri memberitakan keceburnya sebuah mobil Toiyota yaris karena sang pengemudi diduga mengemudi sambil SMSan. Beruntung cuma kali kecil, apa jadinya jika sungai besar atau menubruk kendaraan lain, merugikan banyak orang.
Tak heran jika dugaan SMSan itu benar, soalnya mengendarai sepeda motor aja banyak yang sambil SMSan dan cenderung perempuan. Sopir Yaris itupun perempuan bernama Sisca..
Sikap mental salah yang kaprah. Dianggap biasa karena dibiasakan.
Pembiasaan hal buruk ini seolah membudaya di negeri multikultur ini. Bukan cuma soal berkendara dan berlalu lintas. Di banyak sisi kehidupan lainpun mudah ditemui kebiasaan buruk yang menjadi dimaklumi. Tak perlulah kuungkapkan, silahkan cermati sendiri.
Tetap waspada dalam berkendara dan bermasyarakat. Wassalamu’alaikum

Garis Putih Yang Luntur


MemBerhentikan kendaraan di pertigaan atau perempatan jalan raya yang mengaplikasi lampu lalin saat menyala merah harusnya di belakang garis putih, kenapa ? lhawong di depan garis putih masih lega dan kosong kok. Karena di depan garis putih ada zebra cross dan di situ ada hak pejalan kaki dan pesepeda untuk menyeberang  jalan, jika melewati garis putih tersebut berarti sudah melanggar peraturan lalin dan menyerobot hak pengguna jalan yang lain.
Hal tersebut juga berbahaya bagi si pelanggar garis putih… seperti yang barusan kualami, saat sedang menunggu lampu merah menuju kuning dan tak lama kemudian berubah hijau, aku segera bersiap melepas pegangan handle kopeling dan menarik grip gas, sekonyong-konyong ada biker berboncenger tanpa helm mengambil sisi kiriku dan memotong berhenti tepat di depanku yang merupakan zebra cross, kemungkinan nih bocah tidak sadar kali lampu lalin sudah hijau, aku yang tidak menyangka gelagapan menahan laju motor, beruntung masih sempat mengerem dan berhenti. Uniknya saat sambil jalan diingetin untuk lain kali berhenti di belakang garis putih malah ngajak berhenti dan ngeyel… hadehhh koplak.
Bayangkan andaikan posisiku adalah truk tronton atau semacamnya yang sulit untuk berhenti mendadak, bakalan jadi peyek tuh bocah.
Aku menolak berhenti dan memilih melanjutkan perjalanan daripada adu mulut yang merugikan…
jika semua cuek akan aturan dan rambu yang afa…maka Garis putih dan Zebra cross selain luntur warnanya, luntur pula ketaatan akan fungsinya. Waspadalah dalam berkendara, kenakan safety gears dan taati rambu lalu lintas sebagai ikhtiar keselamatan berkendara. Wassalamu’alaikum

Pasal Berkendara Utamakan Pejalan Kaki


Psl 284 jo Psl 106 ayat 2 UU LL, Berkendara tidak mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki / pesepeda dipidana kurungan 2 bln / denda Rp500.000 — TMC Polda Metro Jaya (@TMCPoldaMetro) __________________________________<<< Utamakan pejalan kaki. Jangan serobot haknya dengan "ngalay" lewat trotoar. Bersabarlah berkendara saat ada pejalan kaki menyeberang jalan. Tapi bukan berarti pejalan kaki itu raja di jalan raya. karena kendaraan bayar pajak sedang pejalan kaki tidak. Jadi jangan melintas atau menyeberang jalan dengan seenaknya. Kadang bahkan seringkali seolah si pejalan kaki sengaja nyantai saat melintas, karena beranggapan "tidak mungkin kendaraan berani menabraknya" Hargailah sesama pengguna jalan dan hati-hati serta waspada selalu. Wassalamu'alaikum

Belok Kiri Tidak Langsung


Belok kiri TIDAK BOLEH langsung,kecuali ada rambu yg mengatur ( Pasal 112 UU. No. 22/2009) — NTMC POLRI (@NTMCLantasPolri) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Yah belok kiri kadang bikin serba salah, aturan yang tegas kadang merepotkan, misal seperti peraturan belok kiri ini. Jika jalanan sepi dari arah lain maunya nyelonong aja, tapi kalo berhenti bisa jadi dari arah belakang kita diklakson oleh pengendara lain. Nah sebaiknya gimana ya… Taat di satu tempat belun tentu taat di twmpat lain kecuali selali ada petugas yang berjaga. Wassalamu’alaikum

Memanfaatkan Yang Seharusnya Lebih Bermanfaat


Melintas di sepanjang jalanan Jakarta arah Kuningan maka akan disuguhi dengan banyak patok rangka besi besar tinggi. rangka-rangka yang seharusnya menjadi tiang monorail ini mengganggu pandanganku. maklum aku jarang melintas jalur selatan lebih sering barat dan utara Jakarta.

image

image

Dipersimpangan masuk jalur lambat tampak berbahaya rangka ini, kalo tidak waspada bisa menabrak dan celaka. Sepertinya sudah pernah terjadi.

image

Apakah hal ini akan dibiarkan atau tidak, aku belum dapat berita selanjutnya setelah adanya pembatalan rencana pembangunan monorail dan lebih memfokuskan pembangunan jalan layang non tol.
Tentu sudah banyak yang mengulas mangkraknya tiang monorail ini… yahhh tulisan ini hanya sebagai pelengkap saja dan pernyataan keprihatinan akan mubahnya duit yang terbuang untuk pembangunan transportasi masal yang mandek ga jelas..
Tapi ternyata tiang mangkrak ini masih ada manfaatnya,

image

dipakai sebagai tempat menempel papan reklame dan iklan … wassalamu’alaikum

Jarak tak Terkira


Melanjutkan kisah nyambangi Walet, Ikan dan Sukabumi …Sekitar 14.30 berangkat meninggalkan Kediaman Juragan Sarang walet, pengennya nyobain jalur Cianjur, Cipanas Puncak, tapi takut kejauhan maka memilih jalur keberangkatan. Mendung nampak tebal menggayut di langit Sukabumi, benar saja jelang meninggalkan kota, rintik hujan menyapu debu jalanan. …srottt… Isi hiidung meler ke masker…Aku tetap bertahan tanpa rain coat, tapi semakin jauh rintik semakin tebal dan tidak kunjung berhenti, maka berhenti sejenak di kios pinggir jalan, pesen minum menunggu hujan reda, sekitar 5 menit kemudian hujan pun reda, segera melanjutkan perjalanan… Masker tak kukenakan lagi karena jorok..srott… Lanjutkan membaca Jarak tak Terkira

Jalur Pantura


Ini adalah kisah sebelum Alas Roban dan menapaki Eloknya Tanjakan Temanggung dimana Beberapa waktu lalu saya ikut melayat ke daerah Temanggung, Jawa Tengah. Kabar duka diterima mendekati tengah malam, kebetulan lagi ada gawean jadi masih berada di kerjaan, dan diputuskan malam tersebut harus ada yang nyembangi rumah duka mewakili manajemen, karena waktu yang tidak memungkinkan untuk merencanakan dan mencari bala bantuan, maka seadanya saja yang bisa berangkat, akhirnya saya menyertai bersama 2 orang rekan yang lain berangkat pukul 01.30 dini hari.

Jalur tol Jakarta lewat tengah malam begitu lengang, mobil sejuta umat yang dikendarai atasanku digeber bak kesetanan melaju mendekati 150kpj Lanjutkan membaca Jalur Pantura