Kuis Berhadiah Kijang Innova


Bulan ini, Bengkulu cukup menjadi sorotan karena ‘kuis shalat’ yang diadakan oleh Walikotanya. Kuis, begitulah saya menangkap dengan pikiran awam atas hadiah yang ditawarkan sang Walikota bagi warga yang rajin shalat ke masjid.
Ada yang menggelitik membaca tulisan Ndorokakung dalam artikel masjid pecas ndahe, tulisan berkaitan shalat berhadiah dari walikota Bengkulu. Ada opini teman Ndoro dengan nickname Paklik Isnogud, berikut saya capture

image
Pernyataan palik isnogud pada ndoro

Multitafsir, muslim ya ke masjid, masa ke gereja atau pura untuk beribadah. Cari muka ke Gusti Allah? Muslim ya carmuk ke Gusti Allah, bukan ke dewa. Muslim tentu saja wajib shalat Jumat, shalat Jumat ya di masjid, shalat Jumat ya di hari Jumat, bukan hari lain. Jadi muslim yang mana si Paklik Isnogud ini. Mungkin saya salah tafsir, tak perlulah saya tuangkan semua penafsiran saya di sini. Bisa jadi paklik Isnogud adalah figure ciptaan semata yang dikaitkan dengan tanda tanya, titik titik bahkan tanda penthung seru.

image
Al-Jumu'ah:9

Memang shalat lima waktu di masjid, berjamaah adalah lebih baik bagi muslim laki-laki. Bahkan ada yang berpendapat wajib. Wajib bagi yang berkeluangan waktu. Menjadi sensitif mungkin bagi sebagian muslim, tapi kembali kepada pribadi masing-masing. Apakah seseorang itu berkeluangan waktu atau menutup diri dengan waktu (sambil nunjuk jidat sendiri).

Dari Ibnu ‘ Umar radhiyallahu Ta ’ala‘anhuma, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda :ً“ Shalat berjamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H .R.Bukhari dan Muslim )

Akan sulit menyampaikan hal ini di tengah masyarakat yang heterogen, dengan jam kerja yang berbeda. Meski sudah mafhum, bahwa jam istirahat bertepatan (minimal berdekatan) dengan waktu shalat lima waktu. Dengan ke masjid barangkali bisa mendapati waktu dan berjamaah di awal waktu, atau telat waktu tapi bertemu sesama jamaah dan berjamaah, karena itu lebih utama daripada shalat sendirian.
Paragraf di atas akan mudah disampaikan kepada sesama muslim dengan pemahaman hukum yang sama, meski tidak mampu merealisasikan karena terbentur kondisi yang ada (kadang mengada-ada). Tapi akan sulit diterima apabila berbeda pandangan. Sebagian muslim menganggap shalat lima waktu itu wajib, titik. Jadi bisa di mana saja yang penting melaksanakan. Apalagi jika disampaikan kepada umat lain, beda agama.
Berkaitan kuis walikota Bengkulu, pemimpin yang membawahi banyak umat dari berbagai aliran dan agama, otomatis menimbulkan pro dan kontra. Kecuali Bengkulu adalah kota muslim, satu paham, tanpa umat lain. Sekilas saya menyayangkan hal tersebut.

Setelah saya berpikir sambil mengetik tulisan ini, muncul pertanyaan, apa salah jika seorang pemimpin menginginkan rakyatnya menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar? Akan salah jika hadiah kuis tersebut diambil dari anggaran pemda. Sang walikota mengaku hadiah kuis dari kekayaan pribadi. Menurut saya, hal tersebut adalah urusan pribadi, tidak bedanya saat seorang ayah menyuruh anaknya belajar lebih giat dengan iming-iming tambahan uang jajan.

Apakah pembaca pernah menjanjikan imbalan suatu pekerjaan pada anak, atau adik?(tri)

————————————–
Posted from WordPress for Android sabak P6200 retak

14 respons untuk ‘Kuis Berhadiah Kijang Innova

  1. yah, diliat dr sisi itu jg bisa.. masuk..
    tp memang akan lebih baik klo ada keinginan dari diri sendiri, bkn karena iming2 😀
    iming2 cuma sekedar awal, misal: setelah anak tahu manfaat belajar, tentu iming2 tidak diperlukan lagi..

    Suka

Tinggalkan komentar