Kehadiran sepeda motor berkapasitas mesin 250cc semakin banyak dan cukup menarik peminat roda dua. Kawasaki Motor Indonesia sebagai pioneer (paska Thunder250 yang kurang laku) cukup sukses menghipnotis konsumen tanah air dengan Ninja 250R. Meski dikabarkan berteknologi jadul era 80-an, tidak menyurutkan minat pembeli. Tak lain karena mesin stereo segaris yang diusung, apalagi beberapa owner mengganti knalpot dengan tipe freeflow, gema suaranya makin mempesona.
Di awal kemunculannya, pemilik kelas ini cukup eksklusif dan cenderung elegan. Tapi seiring waktu, dengan makin banyaknya pemilik dari berbagai kalangan, membuat kesan itu hilang. Dan menjadi “motor pasaran” yang mudah dijumpai
Berbagai kelakuan pengendaranya juga tak jauh beda dengan pengendara sepeda motor pada umumnya. Ada yang taat peraturan berlalu lintas dan ada yang tidak. Mulai dari spion ditekuk, melanggar marka, tidak mengenakan safety gears, sampai menerobos jalur busway.
Manusiawi memang, karena banyak pengguna jalan lain yang juga mengabaikannya. Tapi karena sepeda motor berkubikasi 250cc merupakan sepeda motor mahal bagi sebagian kalangan (termasuk saya) sehingga menjadi sorotan, berbeda jika pelanggar lalin itu adalah sepeda motor kecil semacam bebek dan matik kelas 125cc, karena jumlah mereka banyak dan sering, menimbulkan anggapan “ah, biasa itu”. Jumlah yang banyak inilah yang kadang mengaburkan kebenaran.
Anggapan pengguna sepeda motor kubikasi 250cc ke atas adalah orang berpendidikan ikut andil jadi biang cemoohan saat ada pelanggaran oleh mereka.
Apakah dengan semakin banyak produk sepeda motor 250cc (atau lebih) dan kepemilikan oleh konsumen akan mengaburkan kebenaran hukum lalu lintas layaknya pelanggaran oleh sepeda motor kecil?(tri)
————————————–
Posted from WordPress for Android sabak P6200 retak
Emang kalo balik gitu g kcepit sma busway
Makanya tampak galaw dia 🙂
bebek sruntulan——–NOOOOOO
Ninja sruntulan………….YESSSSSS
Ninja kebebek bebekkan, bebek ketinjaan 🙂
oalah….eman eman…
Eman uteke eh motore nek lecet
penegak hukum juga melanggar hukum, terus bagaimana?
https://sarikurnia980.wordpress.com/2014/02/18/cukup-fair-tidak-indoprix-kelas-150cc/
berarti bukan penegak dia, mungkin masih siaga atau penggalang 🙂
nggak murah nggak mahal kelakuan sama saja…. 😦
mending mulai memperbaiki dari diri sendiri aja.
betul pak camat eh Pak Ir, ayok mulai
😯
🙂 ampyuunnn
Seperti yang saya yakini sejak lama: uang (kekayaan – kemasyuran) tidak dapat membeli cita rasa dan etika.
Kok aku yo nulis mirip nih : http://alonrider.wordpress.com/2014/02/18/pemotor-memang-perlu-dikasihani/
😀
Termasuk titik titik yg banyak pada judul ga kak? Yg tidak bisa diisi oleh magister sekalipun #eh
#waiki. . . . !!!!!!. . . . ??????, , , , , , , , !!!!!!!. . . . . .
Ya begitulah indonesia…
Eh awas ada yg marah masbro 🙂
Numpang jemuran biar bisa tembus 400rb
http://blognyamitra.wordpress.com/2014/02/19/menggunakan-masker-kesehatan-jangan-sampe-terbalik/
Huehehe 🙂
wow keren…beli juga dah
http://extraordinaryperson.wordpress.com
Ayoookk dibeli dibeli 🙂