Di Atas Closet


Di atas closet, hal yang ga aneh. Tiap hari juga semua orang ‘melakukan hajat’ di atas closet baik jongkok maupun duduk. Duduk tentu lebih kodrati

Tapi bagaimana kalo di atas closet, berdiri sampai lewat 1 jam? Apakah pembaca pernah melakukannya? Kalo buang hajat, tentu tidak wajar dilakukan sambil berdiri.

Lanjutkan membaca Di Atas Closet

Terpisah Gerbong di Singasari @KAI121


Ini adalah kali pertama saya menggunakan jasa kereta api jarak jauh, Singasari, untuk perjalanan mudik, Karawang – Purwokerto. Sebelumnya, saya menggunakan untuk arah balik. Sedang mudik, menggunakan jasa angkutan bis.

Pemesanan tiket saya lakukan online melalui aplikasi KAI Access di Android. Masih kasus yang sama seperti pemesanan terdahulu, pemesanan tiket kereta api secara online dibatasi, maksimal 4. Inilah permasalahan yang paling saya benci sehingga sebisa mungkin saya menghindari pembelian tiket kereta online. Tapi kali ini karena tidak ada kesempatan untuk ke Stasiun keberangkatan,

Lanjutkan membaca Terpisah Gerbong di Singasari @KAI121

Sehari(an) Bersama Kai Lokal


Apa transportasi pembaca sehari-hari? Sebagian saya yaqin sepeda motor. Sampai saat ini, sepeda motor masih menjadi alat transportasi yang paling mangkus dan sangkil untuk mobilitas sehari-hari.

Pun saya, masih mengandalkan si roda dua, meski sekedar mengantar pergi-pulang ke Stasiun kereta. Selanjutnya menyambung perjalanan dengan kereta dan angkot, plus sepeda ontel.

Lanjutkan membaca Sehari(an) Bersama Kai Lokal

Kelakar Purwojaya Malam


Bergegas kupacu sepeda motor bebek. Adik yang kubonceng berpegang erat. Stasiun kereta Purwokerto tujuan pasti. Jadwal keberangkatan Purwojaya malam makin dekat. Aku yang diantar.

Tak kupedulikan jari-jari roda yang patah 2 batang karena menahan benturan dengan aspal Banyumas yang bergelombang. Sebagian jalan di Jawa Tengan terkenal Buruk. Entahlah

Sampai stasiun, tergopoh kutebus selembar tiket bisnis dan masuk peron, Purwojaya Malam sudah menunggu.

Gerbong 3, kursi 12C. Tidak dekat dinding gerbong berarti.

Benar saja, nampak gadis berkerudung abu-abu di 12D. Lanjutkan membaca Kelakar Purwojaya Malam

Dering 3310


“Thing-thung-thing-thung-thing”

HP monochrome itu bergetar.
“Halo, De, Mba disuruh pulang sama simbok”
Suara serak kakak perempuanku diseberang sana terdengar pasrah.
“Oh, ya Mbak. Itu lebih baik, biar ada yang urus, Mba, bisa istirahat di kampung”
Jawabku, meyakinkan.

20 tahun lebih berjibaku di metropolitan. Lelah jiwa raga itu pasti. Tanpa teman hidup yang berarti, teman adalah sekedar teman. Sesejati apapun teman, mereka hanya teman. Bukan saudara, apalagi belahan jiwa.

Hari, bulan berlalu. Saya beranggapan, mba, betah di kampung. Bersama simbok dan handai tolan.

Sakitnya tak kunjung baik. Angin malam seolah berbisik,
“De, mba duluan ya”.
Tak ada tangis, bahkan isak sekalipun. Bahkan saya lupa kapan kabar itu beredar. Bahakan pemakamannya saya juga lupa.

Hanya si monochrome Nokia 3310 warisan yang masih kerap berdering, nomor 08151623661, juga kuwarisi.
“Halo, Maba Rus ada?”
Tanya akrab dari seberang, Saat saya menjawab akan segera disambung, innalilahi…
Berulang, dan akhirnya dering itu berhenti, seiring rusaknya kartu atas namamu. Ingin kuhidupkan, demi kenangan, tapi KTPmu…

“De, kalo naik motor lewat pinggir kiri aja”.
Nasihatmu saat aku antar kau ke bilangan Taman Anggrek.

“De, pakai kawat gigi ya, biar rapi itu gigimu”.
Tentu saja aku tertawa tanda menolak, apa kata orang kampung ngeliat cah ndeso ini pakai kawat gigi.

Seiring gesekan roda besi Commuter Line Jatinegara – Bekasi kuberdoa. Semoga kau bahagia di sana. Diapit bidadara-bidadara surga. Amin

Tahun demi tahun berlalu. Umurku saat ini adalah umurmu saat engkau pergi tanpa pamit. Apakah nanti aku sempat pamit?(tri)

**************
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe

Gemlethek Sama KAI


Gemlethek. Mungkin itu kata dalam dialek #Banyumasan yang tepat untuk menggambarkan kejengkelan kami, penumpang Kerata api lokal Jakarta – Cikampek. Gemlethek berarti marah atau grgeten yang mendalam.
Jumat malam setelah menunggu tanpa pasti hampir 2,5 jam dari jadwal seharusnya, akhirnya kereta kami tiba. Bergegas kami berebut masuk, tempat duduk penuh. Si bontot yang tidur dalam gendongan ibunya bangun. Si kembar juga sudah nampak cape berat, ngantuk. Saat menunggu tadi berulang kali menanyakan keberadaan kereta. Lanjutkan membaca Gemlethek Sama KAI

Sang Kakek yang Tegap


Dua rangkaian KRL Commuterline saya abaikan, meskipun masih lega untuk berdiri karena tempat duduk sudah penuh. Saya ingin duduk biar lebih nyaman sambil berselancar di dumay, becanda dengan rekan-rekan koboys-obi di grup Whasapp mesenger.

image
Bersiap berlomba demi duduk

Masuk commuterline ke-3, saya bergegas bersiap di pinggir jalur Lanjutkan membaca Sang Kakek yang Tegap