Pernah marah? Kata apa yang pertama terpikir di otak anda saat marah. Apa sederet kata kotor dan kasar? Atau cukup menghela nafas dalam lalu dihembuskan keras? Atau ada tindakan lain?

Manusiawi. Yah, marah itu manusiawi sekaligus ‘hewani’.
Karena hewan juga bisa marah. Jika tidak percaya, coba sesekali anak ayam yang sedang diasuh induknya ditangkap, dijamin anda akan diserang oleh si induk, atau cungkil sarang lebah madu, ambil madunya dengan paksa, bahkan bagi yang tidak terbiasa, meski pelan dan hati-hati tetap saja bisa kena sengat dari pasukan ‘dengung’ ini.
Saya termasuk pemarah kata orang di sekitar saya, temperamental mungkin ungkapan yang tepat. Tidak perlu di bahas. Nah saat marah kadang kita tidak sadar, keluar kata-kata sebagai luapan emosi, kata yang mewakili kedongkolan pikiran.
Pembaca pernah lihat Kampret (kelelawar), Anjing, Babi, Sapi, dan yang paling tenar saat saya di Malang adalah ‘Jyangkrik’ (Jangkrik). Nama-nama hewan tersebut, kerap dijadikan luapan kekecewaan, amarah dan kebencian.
Sabar itu tidak ada batasnya, karen tanpa batas itulah manusia terus dituntut meningkatkan kesabaran. Sabar mungkin lebih tepat di sebut bertingkat bukan berbatas. Tingkatan sabar manusia yang satu dengan yang lain tentu berbeda.
“Marah itu perlu, tapi sabar lebih baik”, kata nurani pada emosi.
Apakah pembaca pernah mengumpat?(tri)
—————
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu , ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari).
Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.”
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya diaberbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)
Hadits dicopas dari muslim.or.id
**************
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe
seriinng
SukaSuka
sabar pak ustaz
SukaSuka
Sabar bar bubar 🙂
SukaSuka
ra kacek noh 🙂
SukaSuka
untung belum pernah 😀
https://motohits.wordpress.com/2014/08/26/hot-kawasaki-bakal-rilis-ninja-250-fi-terbaru-tahun-depan/#more-2489
SukaSuka
Ga pernah ngumpat. Woh hebat anda bro
SukaSuka
belum pernah bisa mencari alternatif lain selain marah bro.. wkwkw 😀
SukaSuka
nyong li dijarna bae,
SukaSuka
Nek kesuh jorna bae? Jaku dikamplengi barang 😀
SukaSuka
sering dapat beginian, males ngeladenin… 😦
SukaSuka
Iya. Jng diladenin. Ini buat ilustrasi saja 🙂
SukaSuka
kalo ga salah umpatan yg lg ngehits:
DHIGILMU!
😀
SukaSuka
wah eneng hadits e. no comment aja ndak durhaka.. 😀
SukaSuka
Walaaah ditawani randa lik 😀
SukaSuka
Iya koh. Lha prawan be esih pada ngoyok ngoyok masa kon karo randa ya beh lah.. Nyelgeih banget 😀
SukaSuka