Ulah si New Minstream 250cc


image

Kehadiran sepeda motor berkapasitas mesin 250cc semakin banyak dan cukup menarik peminat roda dua. Kawasaki Motor Indonesia sebagai pioneer (paska Thunder250 yang kurang laku) cukup sukses menghipnotis konsumen tanah air dengan Ninja 250R. Meski dikabarkan berteknologi jadul era 80-an, tidak menyurutkan minat pembeli. Tak lain karena mesin stereo segaris yang diusung, apalagi beberapa owner mengganti knalpot dengan tipe freeflow, gema suaranya makin mempesona.
Di awal kemunculannya, pemilik kelas ini cukup eksklusif dan cenderung elegan. Tapi seiring waktu, dengan makin banyaknya pemilik dari berbagai kalangan, membuat kesan itu hilang. Dan menjadi “motor pasaran” yang mudah dijumpai

image
Foto dri FB Om Igun

Berbagai kelakuan pengendaranya juga tak jauh beda dengan pengendara sepeda motor pada umumnya. Ada yang taat peraturan berlalu lintas dan ada yang tidak. Mulai dari spion ditekuk, melanggar marka, tidak mengenakan safety gears, sampai menerobos jalur busway.

image
Foto Pak Saranto

Manusiawi memang, karena banyak pengguna jalan lain yang juga mengabaikannya. Tapi karena sepeda motor berkubikasi 250cc merupakan sepeda motor mahal bagi sebagian kalangan (termasuk saya) sehingga menjadi sorotan, berbeda jika pelanggar lalin itu adalah sepeda motor kecil semacam bebek dan matik kelas 125cc, karena jumlah mereka banyak dan sering, menimbulkan anggapan “ah, biasa itu”. Jumlah yang banyak inilah yang kadang mengaburkan kebenaran.
Anggapan pengguna sepeda motor kubikasi 250cc ke atas adalah orang berpendidikan ikut andil jadi biang cemoohan saat ada pelanggaran oleh mereka. 

image

Apakah dengan semakin banyak produk sepeda motor 250cc (atau lebih) dan kepemilikan oleh konsumen akan mengaburkan kebenaran hukum lalu lintas layaknya pelanggaran oleh sepeda motor kecil?(tri)

————————————–
Posted from WordPress for Android sabak P6200 retak

21 respons untuk ‘Ulah si New Minstream 250cc

Tinggalkan komentar