Acara televisi digemari di Indonesia sampai melupakan kewajiban agama (aku berlindung kepada Allah dari dipalingkan dari agama-Nya)
“segarkan Iman kalian, dengan banyak mengucapkan dan memahami kalimah tauhid” (fa’lam annahu Laailaahaillalloh) bukan sekedar diucapkan tapi dipahami bahwa “tiada Illah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah swt”. aktifitas kita harus merasa dipantau Allah, “Allah melihat kita” adalah keyakinan sebagai roh tauhid.
Saat waktu jumat hampir semua pejabat melaksanakan shalat Jumat, dari polisi, jaksa, hakim, anggota DPR MPR dan berbagai aparat lainnya, tapi apakah sikap mereka sebagian besar sesuai dengan roh shalat Jumat ? Karena tauhidnya lemah, maka shalat hanya sekedarnya, tdak dijiwai dan nilainya tidak meresap ke hati sehingga tidak mampu mewarnai kehidupannya sehari-hari.
wassalamu’alaikum
Zpetikan Khutbah Jumat pekan lalu Baiturrahman Ancol)
Sombong
Petikan kultum H. Achmad Fasyah di Masjid Baiturrahman Ancol, Taman Impian.
Penyakit jasmani bisa dirasakan sehingga bisa di deteksi dan berobat, nah bagaimana dengan penyakit rohani?
Salah satu penyakit rohani yang jarang disadari oleh pengidapnya yaitu “sombong”. Perlu senantiasa introspeksi diri agar kita mampu menyadari dan menghindari penyakit “sombong” ini. Awal kesombongan datang dari iblis laknatulloh’alaih, saat dia disuruh sujud kepada Adam oleh Alloh swt, iblis menolak dengan keras dan berkata “ana khoiruminhum” “aku lebih baik darinya (Adam), Kau ciptakan aku dari api sedang Kau ciptakan Adam dari tanah” atas kesombongan tersebut, iblis diusir dari surga oleh Alloh swt.
Ada 4 jenis kesombongan:
-sombong karena kekuasaan
-sombong karena ilmu pengetahuan
-sombong karena kekayaan
-sombong karena ketampanan/kecantikan
kesombongan yang terkenal berikutnya adalah penolakan Fir’aun atas dakwah Nabi Musa, lagi-lagi Firkaun mengulang kesombongan Iblis “ana khoiru minhum” bahkan Fir’aun mengaku sebagai Robb, atau Tuhan yang mampu memberikan kematian dan kehidupan, dan akhirnya Fir’aun tenggelam dilaut merah karena kesombongannya itu. Kekuasaan membutakan mata hati Fir’aun, dan saat ini kekuasaan masih menjadi momok penyebab kesombongan, jiwa Fir’aun diwarisi oleh beberapa penguasa dan menyalahgunakan kekuasaan tersebut untuk kepentingan pribadi.
Ilmu pengetahuan sebagai salah satu sebab kesombongan, seperti kemampuan menciptakan bom, bukan digunakan sebagai pembela negara, tapi dipamerkan agar negara/orang lain takut.
Kekayaan juga menjadi salah satu sebab munculnya kesombongan, “fii ahsani taqwim” patuh kepada Allah, maka akan diangkat derajatnya, demikian sebaliknya. Jika kekayaan itu tidak dinafkahkan di jalan Allah, dan beranggapan bahwa kekayaannya karena jerih payah sendiri, maka kesombongan itu seperti “Qorun” yang akhirnya ditenggelamkan kedalam tanah. Dan mental “Qorun” sampai saat ini masih banyak di sekitar kita, kaya tapi kekayaannya tidak memberi manfaat bagi lingkungannya, “tidak dianggap beriman seseorang, jika dirinya kekenyangan, sementara tetangganya kelaparan”
tampang keren cantik/tampan juga kadang menjadi cikal bakal penyakit sombong, menghina yang bertampang jelek, dan bergaul hanya dengan orang-orang tertentu yang dianggap sepadan dengan tampang dan gayanya.
Semoga kita terhindar dari penyakit sombong. Amin. Wassalamu’alaikum
Fasik..
Bagaimanakah kejadian kaum dan negeri orang2 yg fasik??Allah meperlihatkan
kampung org-org seperti Fir’aun, ‘Aad, Tsamud dan sebagainya yg kampung-kampung itu hancur bersama mereka akibat kejahatan dan kefasikan mereka
Lanjutkan membaca Fasik..