Paska Shalat Jamaah di masjid ada kultum, saat itu penceramah (Usatad Mihat) membahas Kitab Riyadhusshalihin, bab 3 tentang sabar masuk hadits 29 kalo tidak salah, mungkin masih banyak darah mengalir di tubuh ini yang berasal dari barang syubhat jadi kurang perhatian pada penyampaian hal baik. Mata juga sulit dikompromi, maunya merem mengabaikan nasehat baik yang semestinya di dengar.
Antara sadar dan tidak, kuping ini masih samar mendengar nasehat yang mengalun bak angin sepoy yang menina bobokan. Tiba-tiba pergelangan kakiku gatal sekali, reflek mata mencari sumber masalah. Seekor nyamuk berperut merah tergopoh menghindari sambaran telapak tanganku. Karena kekenyangan, membuat si nyamuk mudah ditangkap dan dieksekusi mati. Selanjutnya mata ini mulai melanjutkan merem melek dan kembali beberapa ekor nyamuk menyerang, akhirnya tanganku sibuk menyambar si biang gatal itu. Lanjutkan membaca Digigit Nyamuk
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.