Komprang 1/4 liter, Dieng. Apa hubungannya? Kalo Dieng sendiri, apa yang terbayang oleh pembaca?
Awal Agustus lalu, saya mengunjungi area wisata Dataran Tinggi Dieng atau Dieng Plateau menggunakan roda dua alias sepeda motor, si Komprang 1/4 liter, Ninja 250 fi. Ya, komprang 1/4 liter yang saya maksud adalah sepeda motor yang saya kendarai, nama atau sebutan yang saya berikan bagi si Ninfi old ini. Mengapa namanya Komprang? Cek postingan saya di 7 tahun Brigstone BT S-20 dikenakan Komprang
Setelah menikmati eloknya tanjakan Temanggung lewat Weleri, maka akan disuguhi panorama pertanian khas dataran tinggi dengan udara yang sejuk, berbagai sayuran nampak hijau segar, dari daun bawang, kol/kubis, slada/pakcoy dan sebagainya..
Selanjutnya memasuki Kota Temanggung dengan sentral Alun-alun, aku agak bimbang dengan arah mata angin, tapi saat melihat arah masjid, sepertinya Masjid Agung ini berada di sebelah barat daya dari alun-alun,
di sebelahnya nampak anggun gedung Lembaga pemasyarakatan, karena bentuk bangunanya dari depan tidak nampak sebagai penjara, beratap model joglo limasan khas jawa tengah.
Di timur laut nampak tugu jam seperti jam gadang di Padang dengan logo Bank Jateng,
gerbang kantor bupati nampak kokoh di bagian lain dari seputaran alun-alun, tak jauh dari alun-alun nampak Bank BNI cabang yang gagah menjulang.
Sepintas mirip alun-alun Wonosobo, juga alun-alun Purwokerto-Banyumas dengan balai Sipanji. Memang rata-rata alun-alun di Jawa menganut desain keraton Mataram Islam, di mana alun-alun menjadi sentral kota dan pemerintahan. Tapi dibanding Purwokerto sepertinya alun-alun Temanggung lebih rapi, sayang di beberapa titik, kendaraan masih di parkir di badan jalan, memakan hampir separo badan jalan, meski tidak menimbulkan kemacetan (bukan Jakarta Bung) tapi mengurangi keindahan kota.
Di salah satu sudut alun-alun berdiri kokoh pohon beringin, nampak di sekitarnya penjaja kuliner kaki lima mangkal mengais rizki, juga pedagang marchandise ikut menghiasi sudut teduh tersebut, sejenak memarkir mobil disini buat menikmati es campur yang segar. Selanjutnya meluncur menuju rumah duka di dusun Butuh.. Ayo wisata ke Temanggung. Wassalamu,alaikum
Yups, mudik dan tinggal di kampung cuma sehari yaitu hari kamis, dan jumat pagi jam 05.00 saya dah pamitan sama keluarga untuk balik ke Jakarta, masih gelap dan ademe puolll… Pelan dan hati-hati menuruni gunung dusunku, alias desaku pancen nggunung tenan, semalem sudah ngisi pertamax 100.000 (di banyumasa pertamax seharga 9.450) disinyalir ini sampai karawang kota cukuplah.
perbaikan jalan di Tonjong, bekas longsor... ngeri euy..
Seperti yang aku kisahkan sebagai bocoran pada artikel singkat tentang Baut knalpot kemaren, bahwa pada Rabu 25 Mei 2011 saya ngetest Tigerku yang tidak pernah riding jauh dengan memakainya untuk pulang kampung, jarak kurang lebih 450 km Cengkareng – Banyumas.
Berangkat sekitar jam 6 pagi tanpa persiapan matang, karena rencana awalnya mau mudik sekeluarga naik kereta dari gambir atau bus dari Grogol, tapi batal karena isteri lagi kurang sehat, akhirnya iseng ngetest naik motor dah lam ga riding jauh neh, dan kepulangan kali ini sekalian nganter STNK motor kakaku yang dikampung berpelat B yang habis perpanjang STNK.
Jam 6 pagi ternyata Daan Mogot sudah ramai bahkan tersendat, mendekati Fly Over Pesing kok banyak motor naik, wah yowess melu-melu biar mempersingkat waktu, mungkin peraturan pelarangan roda 2 lewat fly over tersebut tidak berlaku di pagi hari, slamet ngliwatin fly over menuju prapatan grogol yang dah padet dengan kendaraan menunggu lampu merah ke ijo, naik putaran ke depan Trisakti, belok kiri di Tomang menuju Gambir (niatnya lewat Pulo gadung, menghindari macet di Kali malang – MM), pas lagi belok deket Monas depan Gambir yang menggoda untuk Cornering (sayang aspal basah habis ujan) sepertinya ada yang menggajal hati ini..ups.. ternyata STNK kakaku ketinggalan di jaket satunya,..hmm salah pakai jaket, pikir-pikir kalo balik lagi bakal kena macet makin parah, mending nanti aja di posin… lanjut lewat Gunung Sahari- senen, belok kiri menuju Fly over Galur…hmmm peratuaran ga berlaku di pagi hari… naik akh dan slamet sampai turun di Cempaka putih, masuk jalur lambat, tapi pikiran ga tenang karena STNK ga kebawa, akhirnya di depan Cempaka Mas berhenti dan nelpon isteri agar STNK kakak diojekin.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.