Rapor, Kurikulum 2013-2006 dan Kopi Pagi


Sepertinya tadi pagi, hari ini, Sabtu 20 Desember 2014, sebagian besar Sekolah Dasar Negeri siap membagikan rapor, semester pertama tahun ajaran 2014. Termasuk SD Negeri tempat anak saya, si kembar menimba ilmu. Saya yang habis jaga malam di tempat nguli bergegas mruput pulang pagi. Menapaki jalanan metropolitan yang sibuk. Sampai rumah jam 07.00. Sedang undangan pembagian rapor jam 07.30. Masih cukup waktu. Santai sejenak.

Antri pembagian rapor
Antri pembagian rapor

Sekira jam 07.45 saya baru sampai di sekolah. Nomor antrian 61 untuk pembagian rapor. Wali kelas sedang memberikan pengarahan kepada segenap wali murid yang didominasi ibu-ibu. Lanjutkan membaca Rapor, Kurikulum 2013-2006 dan Kopi Pagi

Menasehati Dengan “Jangan & Tidak Boleh” Bagi Anak, Serta Pernyataan Sikap OBI Atas Kecelakaan 8 September


Orang tua jaman sekarang, banyak yang menghindari kata “jangan & tidak boleh” saat menasehati atau memberi tahu anak-anaknya dari masa bayi. Misal “Jangan nangis” “Tidak boleh nakal” dan sebagainya. Hal ini karena dianggap bisa berefek pada kejiwaan anak dalam perkembangan selanjutnya. Psikologis anak akan merasa terkekang sehingga sulit berkreasi karena terbiasa mendengar kata “jangan & tidak boleh”. Tapi benarkah hal tersebut ?

Bagi saya kreatifitas anak memang efek dari pendidikan orang tuanya, tapi bukan berarti menghindari nasehat tegas dan jelas. Bagi saya kata “jangan & tidak boleh” adalah suatu ketegasan akan larangan. Lanjutkan membaca Menasehati Dengan “Jangan & Tidak Boleh” Bagi Anak, Serta Pernyataan Sikap OBI Atas Kecelakaan 8 September

Terasingkan Di Pinggiran Metropolitan


Memasuki kawasan Pondok Pesantren Ulul Ilmi (Sabtu, 3 Maret 2012) Cipayung, Jakarta Timur, agak sepi dan seolah memasuki wilayah lain di Jakarta. Sebuah kawasan pendidikan ala kadarnya, gedung nampak belum sepenuhnya jadi. Suasana pesantren yang memiliki tingkat pendidikan dari SD, SMP dan SMA seolah merupakan pesantren tradisional, apalagi melihat Santri sebagian besar memakai kain sarung, makin terasa tradisionalnya. Mereka adlah generasi penerus bangsa yang perlu perhatian dari sekitarnya termasuk kita yang mampu

gambare Mas Mitra

Ya.. hari itu, Oto Blogger Indonesia (otobloggerindonesia.wordpress.com) punya hajat, merayakan Milad pertamanya dan memilih tempat di Pesantren Yatim dan Orang Yang Takmampu Ulul Ilmi. Mengapa memilih pesantren ? Kesannya gak nyambung banget, biasa ngomong motor atau kendaraan serta hiruk pikuknya kok tiba-tiba masuk pesantren yang cenderung bersifat kerohanian/keagamaan. Apa gak lucu ? Atau ada apanya?

[caption id=”attachment_4040″ align=”aligncenter” width=”468″ caption=”semangat Eyang Lanjutkan membaca Terasingkan Di Pinggiran Metropolitan