Gerry Salim kembali menjuarai race hari ke-2 di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production 250 (AP250) pada gelaran di sirkuit Johor Malaysia, Minggu 02 April 2017.

Gerry Salim merupakan pebalap dari tim Astra Honda Racing Team (AHRT), yang meniti karir bukan pertama kali ini. Membaca berita sepak terjang Gerry Salim di dunia balap roda dua, bukanlah hal asing. Pebalap muda ini merupakan anak keturunan mantan pebalap nasional, Gunawan Salim. Dan Gerry juga sudah langganan menjuarai kelas regional di Supersport 600cc bersama AHRT. Gerry merupakan juara umum IRS 2016 di kelas Supersport 600cc.
AHRT seolah menurunkan kelas balap Gerry Salim untu menaikan pamor Honda CBR250RR yang belum lama dilaunching oleh Astra Honda Motor Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, AHRT menurunkan 3 pebalap sekaligus, degradasi dari Supersport ke AP250.
2 pebalap lain rekan Gerry adalah Rheza Danica Ahrens dan Awfin Sanjaya. Rheza yang juga pebalap binaan Astra Honda Racing Team, merupakan peraih podium tertinggi kejuaraan balap ketahanan Suzuk 4 Hours Endurance Race, tahun lalu dengan menunggangi Honda CBR600. Jadi, AHRT hanya menyisakan 1 pebalap di kelas Supersport 600cc, yaitu Irfan Ardiansyah.
Mengapa AHRT nampak begitu getol untuk mendapatkan juara di Ap250? Dengan 3 pebalap, mirip keroyokan Honda Repsol dalam MotoGP sebelum Stoner pensiun, di mana saat itu, tim pabrikan Honda menurunkan 3 pebalap di kelas MotoGP, Stoner, Dovisiozo dan Dani Pedrosa. Keroyokan demi poin penuh dan harga diri tentunya.
Nah, di ARRC seri AP250, AHRT punya misi besar, mengharumkan nama CBR250RR agar makin jaya dan mudah dalam penetrasi pasar. Maklum, seperti nasib gen CBR 250 single silinder, Honda hanya menang penjualan di awal perkenalan produk, selanjutnya kembali kalah oleh Ninja250. Demikian juga dengan si ganteng CBR250RR ini, menang telak di Januari 2017, tapi kalah oleh Ninja 250fi di bulan berikutnya.
Tentu kita berharap, para pebalap berprestasi seperti Gerry Salim dan kawan-kawan tidak hanya dijadikan senjata marketing belaka, mereka harus kembali ke kelas lebih tinggi, agar harapan Indonesia memiliki pebalap yang dikenal dunia internasional tercapai. Smoga penjenjangan pebalap tidak mandek, tapi berlanjut hingga layak ikut World Superbike, karena motoGP terlalu mentereng.
Wah bener juga ya… diturunkan kelasnya. Eman2
SukaSuka
Iyo. Mungkin juga modal nggo 600cc lewih gede dan kurang menjual
SukaSuka
Jadi, cerita goes to Moto3, Moto2 atau MotoGP makin gak jelas ya
SukaSuka
Kurang tahu, yg pasti di akhir 2016, mereka berempat kan habis Shell talent di Losail dibawah asuhan Dorna, kalo ga salah, lha njut anjlok ke 250, kan aneh
SukaSuka
ini semua hanya tentang bisnis…
SukaSuka
Nampaknya seperti itu
SukaSuka
Pantes kok juara.. https://lintangcruisers.wordpress.com/2017/04/03/rfs-150i-bebek-super-dari-benelli-untuk-pasar-malaysia
SukaSuka
Iya, tp memang hebat juga si bisa menguasai
SukaSuka
Binaan AHM manteb juga…
SukaSuka