Kemarin saya bayar pajak Jalitheng Pulsar 220 Dtsi-F di Samsat Gunung Sahari. Sengaja ‘ngayem-ayem’ nyantai, jam 14.00 baru berangkat. Asumsi saya, tidak perlu waktu lama untuk sekedar perpanjang pajak seperti biasanya, paling dibutuhkan waktu sekira 15 menit.

Tapi saya salah terka. Ternyata hari itu meski sudah sore, tapi msih banyak wajib pajak yang sedang menunaikan kewajibannyanya.
Hal yang jarang saya temui adalah, 1 orang wajib pajak memegang puluhan lembar STNK. Biro jasa pasti. Tapi biasanya yang saya temui tidak numpuk seperti hari ini. Karena tidak satu dua orang tapi tampaknya puluhan biro jasa sedang menunaikan pajak pelanggannya. Baik biro jasa buat pribadi maupun perusahaan. Mereka cuek saja menghitung menumpuk lembaran uang ratusan dan limapuluhan ribu di kursi tunggu. Dilihat dari tumpukannya tidak sejuta dua juta, bisa puluhan juta.

Nampaknya selama akhir Ramadan dan libur lebaran para wajib pajak belum sempat menunaikan kewajibannya, sehingga terjadi penumpukan di hari paska libur lebaran.
Repotnya lagi, banyak wajib pajak yang tidak sabar menunggu. Padahal disediakan kursi tunggu yang cukup memadai, free wifi, televisi, ruang khusus divabelitas dan ibu hamil, bahkan disediakan arena bermain anak bagi yang membawa anak di lantai 2. Saya tidak sempat naik karena menunggi panggilan dari loket cukup lama.
Beberapa kali saya mendengar nama saya dipanggil, saya segera menuju loket sambil meneriakan nama saya, maklum di depan saya tertahan para wajib pajak yang menunggu panggilan di depan jendela loket. Tidak ada respon dari dalam loket, sayapun kembali ke kursi tunggu.
Beberapa saat kemudian kembali nama saya dipanggil, dan hal sama saya alami. Akhirnya saya berinisiatif menyalip orang di depan saya sampai bisa menyentuh jendela loket. Saya bertanya pada orang di sebelah saya, apakah dia udah dipanggil kok nempel terus diloket menghalangi wajib pajak yang lain, ternyata belum. Haduhh saya hampir emosi dibuatnya, berarti mereka berkumpul nempel jendela loket dari tadi karena ketololan ketidakpahaman aau takut tidak mendengar panggilan semata.
saya abaikan saja, saya kembali meneriakan nama saya pada petugas di dalam loket, setelah berulang kali akhirnya saya dilayani, dan betul kwitansi penbayaran saya sudah selesai dari tadi dan menggeletak di depan loket bagian dalam. Haduhh gara-gara manusia yang tidak sabaran itu, waktu saya makin panjang di samsat ini.
Jadi bagi pembaca yang akan memperpanjang STNK dan sebagainya, ada baiknya anda lebih sabar dan pasang telinga baik-baik, karena penumpukan jumlah wajib pajak membuat keadaan ramai agak krodit, susah mendengar panggilan dari pengeras suara yang ada di loket. Sudahkah pembaca membayar pajak?(tri)
**************
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe
he.he…. bayar pajak kok sulit 😀
SukaSuka
Biasane yo gampang. Ki nembe ngalami
SukaSuka
ya bener, cialcap be rameeeeeee
SukaSuka
berarti nang ngendi ngendi ya
SukaSuka
ribet amat sih.. samsat keliling ae beres
SukaSuka