Musim libur lebaran, identik dengan rekreasi dan belanja.
Anak-anak umumnya suka diajak jalan-jalan dan tak jarang permintaan anak, baik plesiran, jajan, mainan maupun busana, meningkat dibanding hari biasa.
Bagi orang tua kadang sulit membendung keinginan anak, memberi pengertian sebagai alasan melarang sulit diterima. Ya paling tidak sebagai orang tua jangan ketularan anaknya. Ikut-ikutan jor-joran konsumtif.
Di tempat ramai kadang kita lalai demikian juga anak-anak, karena fokus melihat keramaian, mainan, busana dan memikirkan yang diinginkan tidak memperdulikan langkah kakinya, akhirnya terpisah dengan orang tua atau rombongannya.
Kemarin, Rabu 03 Syawal 1435 H, saya mengajak keluarga untuk membeli sepatu sekolah di salah satu pusat perbelanjaan Karawang. Saat jalan beriringan, saya paling belakang, tiba-tiba anak saya belok menyelisihi ibunya, dia justeru nempel sama ibu-ibu yang lewat di depannya, saya panggil pun enggan berbalik ke saya, dia baru sadar saat melihat sosok ibunya di arah lain, lalu menengok ke atas, ternyata perempuan yang dia tempel bukan ibunya, barulah dia tergopoh menghampiriku.
Lucu, saya menertawakannya sampai anak saya marah-marah karena ledekan saya.
Barangkali ini penyebab umum seringnya anak terpisah dari orang tua di keramaian. Maka waspadalah, jangan sampai anak anda terlepas dari pebgawasan. Selamat berlibur, selamat bermacet ria bagi yang sedang berjuang bersama arus balik, semoga anda senantiasa dalam lindungan-Nya. Amin, mohon maaf lahir batin.(tri)
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe