Semalam Bersama Lorena


Kemaren Pulang naik Kereta Purwojaya, tapi balik aku sekeluarga naik bus, Lorena, tidak asing dengan nama tersebut, dari jasa kirim barang sampai jasa air bersih jligenan ada tulisan LORENA :D. Mengapa memilih bus ? Pengennya si naik kereta, tapi kereta tidak ada yang sampai Gambir pagi (pilihan Purwojaya yang harganya masih bersahabat dengan kantongku eksekutif 175.000, bisnis 115.000) alias kepagian, misal Purwojaya yang dijadwal keberangkatan jam 20.02 dari Stasiun Purwokerto, nyampai Stasiun Gambir jam 01.23. Tengah malam, memang pernah si, tapi Gambir cengkareng masih jauh gan.

bus kelas bisnis

Ternyata Lorena tidak menyediakan kelas Eksekutif, adanya kelas bisnis dengan harga tiket 65.000, murah rek… bisnis anak untuk kereta Purwojaya 92.000, yowes yang penting ada toiletnya, karena anaku suka beserrr sewaktu-waktu. Tempat duduk 3-2, tidak bisa disetting senderannya, AC, sound (rengeng-rengeng) , tivi monitor (untuk film).

keluar dari terminal Purwokerto, oh iya, ternyata penumpang dari terminal Purwokerto sangat minim sehingga pembeli yang ada dialihkan ke Bis dari Purbalingga, tujuan sama Kalideres. Beruntung aku dapet tempat duduk depan sesuai pesanan (aselinya belakang supir, dapet belakang kondektur) dengan seting bangku 2 tempat duduk, alhasil untung 1 tempat duduk, soale aku beli 3 tiket, eh 1 kursi kosong…. pancen REJEKI UWES ONO SING NGATURRRR… 😀

Oh iya keluar terminal layar tivi langsung play film Indonesia, berjudul Preman In Love, sebuah film komedi yang diperankan oleh Tora Sudiro dan Vincent Ryan cukup menghibur hingga hampir 2 jam perjalanan.

Sopir dan kondektur masih muda, oh iya ini bukan pengalaman pertama naik Bus Lorena, sebelumnya sudah 2 kali dan mengalami kekecewaan, pertama HP ilang yang kedua tidak ada toilet, padahal sengaja pesen eksekitive class biar dapaet toilet. Oks..lanjut, meski muda keduanya cukup sabar dan sopan melayani penumpang, lagu rengeng-rengeng merupakan tembang lawas yang disetel dengan volume sangat ringan, paslah buat pengantar tidur selepas ketawa menonton komedi Tora Vs Vincent di film tadi.

Mengapa aku bilang sabar, yah umuran perkiraan lebih muda dariku, belum sampai 30an malah, makanya aku bilang cukup sabar, pelan tapi pasti, beberapa kali disalip bus dari PO lain maupun sesama LOrena tetap nyantai, bahkan di tol sekalipun tetap berjalan wajar, keduanya juga sambil mendengarkan mesin bus, dari obrolan keduanya kudengar bahwa gardan agak aneh suaranya perlu dicek, padahal aku tidak mendengar keanehan suara bus yung cukup “amleng” anteng.

Akhirnya setelah melewati perjalanan panjang, lebay… enggak juga, karena terbiasa naik kereta yang paling memakan waktu 6 jaman, naik bus bisa 2 kali lipat lamanya. Melewati lobang jalanan yang bikin makin lama perjalanan ini, apalagi aku musti ngalah sama anaku yang pengen selonjoran, yowes pegal semua neh badan.

Masuk Daan mogot siap turun, jam 04.00 , pas gak kepagian gak kesiangan, Jembatan Gantung dan akhirnya Jakarta, aku kembali dan pengen balik lagi, neng kampung adem cuk. lanjut naik ojek, 10n menit nyampai peturon, Nunggu subuh bentar, ke Mesjid, balik mancal sarung. Turu. Wassalamu’alaikum

16 respons untuk ‘Semalam Bersama Lorena

  1. Hi! This is my first visit to your blog! We are a team of volunteers and starting a new initiative in a community in the same niche. Your blog provided us beneficial information to work on. You have done a extraordinary job!

    Suka

  2. LORENA lumayan buat mulih kampung,baru sekali naik kurang puas kirain MAKAN nya sekelas KFC harga 110 ribu rawamangun ajibarang makanya di WARTEG sega endog he he he tapi alhamdulillah selamat sampai tujuan…

    Suka

Tinggalkan komentar