Kupacu kuda besi dengan hati-hati, apalagi saat melintas genangan air, kupelankan sebisa mungkin agar air tidak nyiprat mengotori Jalitheng motorku. Beberapa mobil mendahului dengan kecepatan sedang menghasilkan percikan air yang sebagian menimpa tungganganku. Abaikan saja, aku berusaha tidak merugikan orang lain dengan cipratan air akibat roda motor yang kukendarai.
Mendung masih menggantung, entah sisa semalam atau malah bertambah pada pagi itu. Kupercepat laju kendaraan agar terhindar dari hujan di jalanan Ibukota. Semua kendaraan seolah berkejaran menghindari hujan. Dengan penuh kewaspadaan aku berusaha memacu lebih cepat si Jalitheng Pulsar 220 DTSi-F. Tiba-tiba ada titik-titik air menodai kaca helm yang kukenakan. Hmmm… hujan mulai turun, tergesa kucari tempat berteduh di bawah rindang pohon pinggir jalan yang menaungi. Kukenakan jas hujan sesegera mungkin, beberapa pengendara berhenti menyusulku, tapi sepertinya mereka tidak membawa jas hujan sehingga tetap diam berteduh menunggu hujan reda. Beberapa pengendara sepeda motor memaksa menembus hujan tanpa rain coat/jas hujan.
Lanjutkan membaca Hujan Yang Wangi