Ajining diri ana ing lathi
Dulu kala saya kerap mendengar ungkapan semacam itu, ya saat masih kecil dan remaja. Saat masih hidup di lingkup dan era yang jauh dibanding saat ini. Belakangan saya mendengar ungkapan tersebut dari sebuah lirik lagu kekinian. Sungguh unik penggabungan 2 bahasa yang berbeda. Cek Video berikut
Ya. Nampaknya lagu ini sedang booming tidak kalah dengan K-Pop yang membanjiri kuping remaja hingga emak-emak. Musik dan lagu menggabungkan dua bahasa dan budaya yang berbeda. Saya memang sudah tidak mengikuti perkembangan musik (lagu), baik tanah air maupun mancanegara.
Jika pembaca menonton video clip lagu dari Weird Genius featuring Sara Fajira yang berjudul Lathi, Pembaca akan menyaksikan penggabungan antara Kecak Bali, Debus Banten dan Kuda Lumping Jateng, sedang musik mixingnya juga apik, meski saya akan cenderung ke Bali. Tapi jika diteliti lebih jauh sepertinya semua musik Nusanatara menyatu di lagu tersbut. Oh iya saya belum sempat cari info lebih jauh baik mengenai lagu, penyanyi dan musik yang disajikan oleh Weird Genius ini, but one thing you should know….
Kowe ra iso mlayu saka kesalahan –
Ajining diri ana ing lathi
Begitu lirik lagu yang saya tahu persis artinya, karena berbahasa jawa. Makna yang saya tangkap, bahwa setiap kita tidak bisa lari dari kesalahan, meski mampu menutupi, tapi kesalahan akan tetap menjadi kesalahan seumur hidup bahakan sampai mati kelak akan diminta pertanggung jawaban.
Ajining diri ana ing lathi, bahwa harga diri itu tergantung apa yang diucapkan, ucapan adalah janji yang akan menjadi hutang, bahwa ucapan adalah gambaran pribadi sesorang. Orang lain akan menilai kita dari apa yang kita sampaikan apa yang kita ungkapkan lewat bibir kita.
“Tapi Kang, sekarang udah gak musim Lambe (lathi) je, kan lebih sering chatting wasapan daripada nelpon”
Makanya diawal paragraf itu ada kata dulu tapi bukan berarti sekarang sudah tidak berlaku lagi. Ucapan dan ketikan sama saja penggambaran si pengetik atau pengucap. bahkan ketikan bisa lebih berbahaya, karena lawan bicara tidak melihat mimik, roman muka kita yang mengetik. Dan bisa ditambah parah dengan typo alias salah ketik, makin kacau si penerima pesan. Pesan sesungguhnya tidak tersampaikan dengan baik dan menimbulkan syak wasangka yang salah.
Oleh karenanya tetap berhati-hati dalam berucap maupun mengetik, apalagi di sosial media. Karena jika salah penyampaian maka akan semakin banyak korban syak wasangka, semakin banyak fitnah tersebar, baik melalui ketikan penerima ke rekan maupun dari lambe-lambe alias lathi yang semakin mudah ngember jika ada berita atau pemeberitaan baru, viral deh.
Kalimat Kowe ra iso mlayu saka kesalahan – Ajining diri ana ing lathi menurut saya adalah inti atau isi dari keseluruhan lirik dalam lagu Lathi tersebut.
Pembahasan lain dari lagu Lathi dari Weird Genius featuring Sara Fajira ini, saya jadi ingat Evanescence dengan Bring Me to Life. Warna musiknya mirip, juga warna vokal dari Sara fajira yang bisa melengking seperti Amy Lee menerikan “Wake Me Up Insid…….Save me from the nothing I’ve become” dan seterusnya. Entah mungkin kuping saya kali ya, maklum, dulu saya pernah tergila-gila sama Evanescence, bukan sama Amy Lee nya lo. Sampai saya rela mengeluarkan rupiah untuk menebus kaset dari album Fallen. Kaset pita, ya masih kaset pita waktu itu. Kalo sekarang tinggal copy dan convert Yotube to Mp3.(tri)