Jika sebelumnya saya mengisahkan Pengalaman Kena Tilang Polantas Cirebon, ternyata sudah 11 hari yang lalu saya menulisnya. Okelah, pengalaman ditilang oleh polantas Bogor masih menggunakan si silvy Mega Pro Silver lansiran 2002. Kejadian juga pada tahun yang sama yaitu 2005.
Saat itu saya dan adik saya habis dari Cibodas atau Cilember, sudah lupa saya. Saat turun pulang di sebuah persimpangan, lampu lalu lintas menyala merah. 3 sepeda motor di depan saya berhenti, saya pun ikut berhenti. Ternyaata tidak lama berselang, kami digiring polantas, dipinggirkan ke pos polisi yang memang berada di sekitar lampu lalu lintas tersebut.
Kami dipersalahkan karena berhenti, padahal seharusnya “Lurus Jalan terus”. Kata pak Polantas ada tanda bacaan sebelum lampu merah, setelah saya cek ternyata tertutup daun sehingga samar. Yang saya heran, kenapa polantas tidak mengarahkan pengguna jalan yang berhenti untuk terus jalan, tapi menangkap dan menilang kami dengan “GOCAP” alias 50 ribu sebagai titip sidang. Apa gunanya polantas di permepatan tersebut coba?
Jadi jangan salahkan Cirebon, Cirebon tenar karena merupakan jalur lintas yang padat dan ramai dibanding daerah lain, sebenarnya wilayah lain juga banyak yang memperlakukan kendaraan asing secara tidak wajar. Hanya intensitasnya tidak sesering Cirebon.(tri)
Usah adoh-adoh… tugu danaraja juga sering koh
SukaSuka
harusnya pinjem golok trus dipangkas aja tuh pohon, kang..
biar gak ada korban selanjutnya..
rambu2 yg tidak jelas harusnya tggjwb dishub, bukan rakyat yg disalahkan
SukaSuka
Iya gitu Om. Krn hukum manusia tdk mengenal lupa dan luput jd harus bertanggung jawab kalo melanggar meski tdk sengaja 😀
SukaSuka