Bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang sering bepergian mengendarai kendarain pribadi kemungkinan tau atau bahkan pernah lewat jalan Bekasi Raya.
Jalan penghubung Jakarta Timur dan Bekasi Utara ini merupakan jalan utama, jalur akses terdekat dari Bekasi Kota menuju terminal dan kawasan industri Pulau Gadung, juga menuju terminal, kawasan industri dan pelabuhan Tanjung Priuk, serta sisi Jakarta Utara yang lain.
Setiap pagi hari pesepedamotor dari Bekasi menuju Jakarta Timur, Pusat dan Utara memenuhi jalan raya ini. Saat arah sebaliknya. Begitupun saya (sebelum beralih ke Commuterline), ikut memadati aspal Bekasi Raya yang berdebu dan sebagian bergelombang serta berlobang.
Lintasan jalan ini yang paling terkenal dan dianggap momok karena macet adalah antara Cakung (kolong tol Cakung-Cilincing) dan Pulau Gadung. Jalan alternatif Bekasi menuju Jakarta Utara sebenarnya banyak, seperti lewat pesisir Banji Kanal Timur (BKT) menuju Marunda, Cakung-Cilincing, Cakung-Semper-Kelapa Gading dan beberapa ‘jalur tikus’ lain. Akan tetapi jumlah kendaraan yang bertambah tiap hari, tidak mampu ditampung normal oleh ruas jalan yang ada. Jalan selalu terasa sempit. Tidak heran jika peseped motor dan anhkot kadang ‘luber’ ke trotoar serta jalur lawan arah.
Bahkan jalur alternatif mulai dipadati pengguna jalan. Seperti jalur BKT, awalnya begitu sepi, bahkan antara jam 11 sampai jam 2 siang, jarang orang berani lewat karena sepi dan kabarnya rawan penjahat, tapi sekarang, sampai malampun banyak pengendara lewat jalur tersebut.
Pengguna jalan yang ingin menuju Tanjung Priuk akan belok di jalan raya Cakung-Cilincing, tapi bagi yang ingin ke Jakarta Timur, Pusat, Utara bagian barat dan Tangerang terpaksa melintas Cakung-Pulau Gadung.
Mungkin di pagi hari (jam berangkat kerja) jalur lintas Cakung-Pulau Gadung ini tidak ‘sekrodit’ pada sore hari (jam pulang kerja) karena orang akan terpecah memilih jam berangkat, berfariasi. Memilih pagi biar tidak kena macet, berangkat normal karena sudah biasa macet, atau berangkat siang karena jam kerja flexibel (yang penting 8 jam). Sedang pada sore hari, orang tidak mungkin pulang cepat menghindari macet karena terikat jam kerja, bagi yang senggang bisa memilih pulang terlambat menghindari macet, tapi pada umumnya orang akan bersegera pulang karena tidak ada alasan pulang telat. Akhirnya isi jalan raya tumpah ruah. Luber ke trotoar dan lawan arah.
Masih banyak momok macet di jalur lintas seputar Jakarta. Misal Daan Mogot ke Tangerang dan Depok yang berhias Margonda Raya. Apalagi di dalam Jakarta, tidak perlu dibahas panjang karena, tanpa macet Jakarta ‘kurang seru’. Mudah-mudahan dengan Presiden baru Republik Indonesia dan juga gubernur baru DKI, ibukota Jakarta lekas berbenah menjadi lebih baik, toto titi tentrem raharjo, gemah ripah loh jinawi, tansah syukur dumateng Gusti Kang Murbeng Dumadi, Allah swt. Amin. Apakah pembaca sedang kena macet?(tri)
**************
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe
Guddd gudddd…. nek Ankara kau dan aku piye kang…. Macet juga gak… wkekekeke….
SukaSuka
Emogh kang lah. Pokoken enyong emoh 😀 mbok dikira maho
SukaSuka
Wkakakaka…. mahodewo apa kang…
SukaSuka
jalur macet parah tuh, kawasan industri
http://orongorong.com/2014/08/21/honda-crf150f-2015/
SukaSuka
Iya. Ampun ampun deh liwat situ
SukaSuka
lewat pancoran wae mbah mampir nggonku
SukaSuka
Walah adoh tenan, muter no. Bekasi utara-kalimalang-cawang-pancoran hahha sisan mbogor Depok liwat margonda 😀
SukaSuka
joss ke rumah wak haji TMC po
SukaSuka
liwat kranji tembus buaran (ikut jalur rel kreta) >> malah parah 😀
lha kostan-kerjaan 3km ae 10 menit lho,
SukaSuka
10 menit ya cepetlah xixixi berarti 30 km 100 menit ya? Wah kesuwen ding brarti mending mlaku hemat tur sehat 😀
SukaSuka
nyong 3 taun awal kerja yo mlaku pakde, lumayan 30menit’an tapi siki ya emoh lah, gili’ne ngebul bgt
SukaSuka
Iya. Tp gumun akeh sing betah numpak montor ra nganggo masker. Eh kadang ana sing nganggo masker tp ra helman 😀
SukaSuka
yagitudeh..
SukaSuka