
Saya hampir tiap hari pergi pulang kerja lewat stasiun Kampung Bandan. Dari stasiun Bandan saya melanjutkan ke tempat nguli dengan berjalan kaki menuju jalan Gunung Sahari. Jalan lintas ini pengerasan dari konblok, diapit rerimbunan pohon pisang yang tumbuh subur. Nampaknya penduduk setempat menanam pohon pisang di tanah kosong secara turun temurun. Tidak legal karena tanah merupakan termasuk bantaran rel kereta, milik PT KAI. Oh iya, selain jalur ini, ada beberapa jalan ‘jalur tikus’ keluar stasiun, yaitu ke WTC Manggadua dan atau langsung ke jalan Manggadua Raya.
Saat pulang malam (hampir tiap hari) jalan yang nampak kurang resmi dari Jalan Gunung Sahari ke stasiun Kampung Bandan gelap. Terkesan rawan karena tidak ada penerangan, kecuali bias lampu dari gedung dan langit.




Penerangan jalan dari stasiun Kampung Bandan ke Jalan Gunung Sahari tidak atau sengaja belum dibikin karena jalan yang terkesan tidak resmi dan tidak ramai. Tapi kalo tidak resmi, kenapa ada jalan layang menyeberang (pecahan) kali Ciliwung ke jalan Gunung Sahari.

Sepanjang jalan juga bau tinja, mungkin dari pemukiman penduduk di sekitar stasiun. Ada beberapa sumur liar di sepanjang bantaran jalan, nampak masih dipergunakan penduduk setempat. Mungkin ada jamban liar juga di situ. Sehingga aroma tidak sedap merebak, sangat mengganggu.
Pohon pisang yang tumbuh subur di kanan kiri jalan, jika pagi nampak indah, sejuk karena rindangnya, tapi kesan liar dan semak belukar lebih kental, sehingga jika malan menambah kesan angker dan rawan. Mudah-mudahan dinas terkait (Dinas Pekerjaan Umum dan PLN) segera merealisasikan perbaikan sarana publik ini. Apakah pembaca takut gelap?(tri)
**************
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe
dikasi penerangan juga ntar bola lampunya dicolongin
SukaSuka