Pemakaian kendaraan tiap hari (hampir), kadang kita, eh saya, kurang sensitif terhadap perubahan yang dialami si kendaraan, dalam hal ini Honda Vario 125fi tahun kelahiran 2013, si Pasir Putih.

Termasuk perubahan performa dan suara akibat oli mesin yang lama tidak diganti. Perubahannya memang lambat, tapi pasti. Akan sulit terdeteksi jika tidak ada kendaraan sama sebagai pembanding.
Bahkan performa si Vario tetap prima, dengan aplikasi roler cvt, kombinasi 10 gram dan 8 gram, menghasilkan tarikan awal yang responsif, bahkan merata sampai maksimal speed di 100kpj. Awal pengaplikasian, memang kurang enak dirasakan, tapi seiring pemakaian, ternyata kombinasi roler yang ringan itu cukup nyaman untuk pemakaian harian.
Roler bawaan pabrik Vario 125 lawas, sebenarnya 18gram, dan direcomendasikan memakai roler 15gram kalo mau ganti yang lebih ringan. Permasalahan roler ringan adalah susah untuk meraih top speed, atau top speed tidak bisa menyamai jika memakai roler originalnya.
Oh iya ini ngomongin oli mesin Vario, kok jadi ke roler. Lanjut.
Penggantian oli mesin Vario kali ini berdasarkan feeling saja, ‘kayaknya waktunya ganti oli’, mirip bisikan tanpa wujud gitu hehehehe.
Setelah saya buka tutup pembuangan oli mesin, yang berada di sisi kiri bawah blok mesin, kelihatan, oli mulai jenuh. Menghitam dan kekentalan naik. Oh iya, kadang bengkel membuka baut di bawah mesin untuk mengetap atau membuang oli, hal tersebut tidak direkomendasikan, karena cenderung mengakibatkan baut aus, selek atau ‘loncer’.

Oh iya, untuk memudahkan mengalirkan oli dari dalam mesin Vario 125 ini, miringkan motor dengan memadukan standard tengah dan samping. Setelah menetes kecil, kembalikan posisi berdiri dengan standar tengah saja, tunggu sejenak, lalu kembali miringkan dengan kombinasi dua standard lagi, lakukan berulang sampai oli habis.


Saya juga menganti oli cvt, daripada nunggu akhirnya lupa. Baut inlet dan outlet atau pembuangan oli cvt Vario bisa dilihat di gambar.