CBR 250 Jomblo VS Pulsar 220


CBR 250 RR sebagai suksesor klan CBR seprapat liter (di tanah air) hadir dengan tampilan fresh, yang menonjol adalah mengadopsi 2 silinder. Sehingga untuk menyebut CBR 250 lama (2011-2015), cukup menyebutnya CBR 250 Jomblo, biar mudah. Saya menyebut jomblo karena masih menganut single silinder.

Close enough. Cukup mukadimah sebagai pemanasan, sekaligus membuang lumut dan ‘sawang’ yang mulai menempel di blog ini. Maklum, hampir 2 bulan tidak ada tulisan baru.
Judul diatas juga sebagai pemanasan saja. Sejatinya, bukan balap, lebih tepatnya sparing di jalan raya, layaknya touring. Don’t try this, not recomended, safety first.

Jadi gini ceritanya. Saya kerap pulang jelang malam dari Jakarta menuju Karawang. Selepas Isya saya biasanya sudah melintas jalan Cikarang -Karawang. Jalur ini cenderung lurus dengan kontur jalan yang rata karena sebagian adalah coran.

Selepas SGC, depan jalan masuk Sukatani, nampak CBR 250 Jomblo jalan pelan di pinggiran, mungkin baru keluar dari jalur Sukatani. Saya yang melintas juga tidak terlalu peduli. Tidak seberapa lama, saya yang menarik throtle Jalitheng Pulsarstrada 220 pada rpm 7000, merasa ada yang membuntuti. Lampu sorot cukup mencolok. Ketika cukup dekat, dipastikan itu adalah si Jomblo CBR. Akhirnya saya milih minggir, mempersilakan dia duluan. Tapi aneh, si Jomblo ikut minggir juga, enggan nyalip.

Beberapa kali, tiap jalan lengang, saya pelanin laju Pulsar, minggir mempersilakan CBR untuk menyalip, dan lagi-lagi dia enggan. Wah, ngajak jalan bareng dan menyuruh saya jadi for rider kayaknya. Akhirnya saya tarik grip gas, menyusuri jalur Lemah Abang yang cenderung lengang di malam hari.

Beriringan kami mewarnai hitamnya jalan malam itu. Sampai rpm Jalitheng mendekati angka 9000. Wah ngeri sebenarnya, tapi sesekali asyik nih. Sudah lama tidak ngegeber Jalitheng. Maklum, olinya sudah bleweran, jadi antara takut karena mental saya yang sudah tidak muda lagi, dan takut motornya mbrodoli.

Sesekali kami harus siap rem mendadak yang bisa jadi sock terapi bagi jantung tatkala ada penyeberang yang sembrono, penerangan jalan di sepanjang jalur Lemah Abang, Cikarang itu memang tidak merata. Sampai akhirnya kami berpisah di jalan Tanjungpura. Saya belok kiri menuju jalan baru lingkar Tanjungpura, sedang si CBR jomblo lurus menuju kota Karawang. Tidak lupa salam klakson dan jempol.

Ngomong-ngomong si CBR 250 Jomblo, gara-gara munculnya CBR 250RR, harga Second si jomblo makin ambruk, dan makin banyak yang jual. Menarik nih, satu silinder 250cc tentu lebih nyaman buat harian daripada dua silinder. Barangkali ada yang tertarik, coba aja berburu di bursa motor bekas, semisal di OLX. (Tri)

Iklan

5 respons untuk ‘CBR 250 Jomblo VS Pulsar 220

  1. pernah kepikiran pengen punya CBR 250 jomblo ini biar kalo diajak pecicilan alay naek 150cc nggak terlalu ngotot sama kesan tidak pamer (250cc ngakunya 150cc boleh kan)
    sayang aftersalesnya kok agak meragukan untuk sekelas cap sayap

    Suka

  2. Gua pernah riding cbr jomblo, beberapa kali diajak nge drag sama motor sport disangkain nya motor 150, kasian mereka terkaget di asapin mulu

    Suka

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s