Penghujung tahun, sedikit mengenang kembali waktu yang telah berlalu. Jika di penghujung 2014 bertubi pendewasaan yang harus dijalani dengan legowo kurang sukses, bahkan menyisakan dendam yang cukup membekas, 2015 adalah tahun yang menghapus sisa dendam tersebut.
2015, adalah kiat menghapus kesuraman pandang dan mengokohkan akan pesan positif dari setiap kondisi yang saya alami. Tanpa semua hal tersebut saya tidak akan memahami arti hidup secara utuh, walaupun saat inipun masih agak hijau dengan misteri yang disajikan Ilahi. Yang pasti jalani dengan percaya diri dan tetap berusaha “Belajar dan Terapkan” serta senantiasa berupaya”Belajar dan Berbagi”
2015 juga pengukuhan untuk memahami lingkungan baru baik di lingkup keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal dan kerja. Anak-anak yang semakin ceria meski beberapa kali sakit bahkan sampai rawat inap. Alhamdulillah semua lancar.
Oh iya, 2015 adalah awal kami terbiasa riding bersama sekeluarga. Ya, duo skutik Suzuki dengan tampang pas-pasan menemani kami melintas antar kota. Tidak berani jauh tapi membuka keberanian untuk tidak tergantung dengan waktu tempuh dan mencukupkan dengan roda 4 yang terbagi saling 2 😀 .
2015 juga merupakan peningkatan intensitas berbagi ilmu tapi saya justeru merasa kehilangan ilmu, dan tahun yang akan datang harus lebih komit untuk mencari ilmu yang hilang serta menuntut yang belum tercapai.
Semoga senantiasa diberikan kemampuan untuk bersyukur, karena dengan bersyukur kita tidak akan lupa diri dan jauh dari azab serta senantiasa legowo akan jalan yang ada. Aamiin. Maaf kalo maksud dari tulisan ini hanya saya yang mengerti, sekali lagi back to personal blog as diary.(tri)
Nyong paling ngakak pas maca “roda empat yang terbagi saling 2” nek kaya kue nyong juga ana R4 ternyata
SukaSuka
😀 lha nyatane iki Om. Trimo ing pandum dan nikmati yg ada. Pokoke #JanganLupaBahagia meski sederhana tp ja klalen #kipsapeti jare wong wong
SukaSuka