Judul adalah jawaban dari tiga artikel sebelumnya (klik satu, dua dan tiga). Kisah terakhir, saat sedang berada di agen spare part (suku cadang) Pulsar, TMS, saya dikabari oleh isteri dan bos bengkel umum tempat Jalitheng Pulsar 220 menjalani perbaikan, bahwa sepeda motor saya sudah beres, bregas waras kembali. Tidak memerlukan part Omron yang gagal saya dapatkan dalam perburuan bersama Blue Skydrive.
Sesampai di bengkel, nampak Jalitheng sedang berdiri kokoh, dan mekanik langsung meminta OMRON orijinal yang saya bawa, pasang, on kontak dan stater langsung Brummm… Normal dan mantap.
Jadi selama saya tinggal berburu OMRON (sambil membawa part ori sebagai contoh), mekanik mengganti OMRON dengan BOSCH (silahkan klik kisahnya) agar engine tetap bisa distarter, maklum si Jalitheng tidak memiliki kikck starter. Penuh ketelatenan, sang mekanik meneliti keganjilan-keganjilan pada Jalitheng. Kecurigaan pada karet vakum karbu, busi, dan part karbu lainnya pupus sudah. Saat berulang distater, digas, muncul percikan semacam loncatan listrik di kaki KOIL. Karena saya tidak melihat jadi hanya membayangkan, seperti percikan busi bila ditempel ke blok mesin dan mesin di start.

Dari sinilah kecurigaan kuat pada konsleting Koil karena seringnya menerjang banjir. Posisi koil di bawah tangki dan jok depan sebelah kanan. Hal lain yang menyebabkan konslet adalah cipratan air dari roda depan karena saya mengganti spakbor depan memakai spakbor Ninja 250, lebih pendek, tidak sempurna meminimalisasi cipratan air.

Semula saya menebak diganti koil Yamaha Scorpio oleh bengkel, karena banyak rider Pulsar mengaplikasi koil ini, ternyata tebakan saya salah. Bengkel menyarankan memakai koil Yamaha Jupiter, lebih murah dan sebenarnya sama dengan milik Scorpio, cuma beda kode produk saja. Benar tidaknya saya tidak tahu.
Saya setuju saja, awalnya cuma ganti satu buah beserta busi, cerita si mekanik, ternyata mesin masih kurang sempurna, akhirnya ganti koil dan busi keseluruhan. Setelahnya, mesin menyalak sempurna. Alhamdulillah
Saya tidak perlu ganti karet vakum karbu (di TMS harga kisaran 300ribu rupiah), tidak juga CDI dan tidak si OMRON, yang ternyata baik-baik saja.
Paska operasi, sudah 4 hari Jalitheng saya geber buat transportasi nguli. Kinerja koil Jupiter terasa pada akselerasi yang lebih resposif, mungkin subyektif, tapi sepertinya benar, bahwa spek koil Scorpio sama dengan milik Jupiter, cuma beda kode produk.
Bagaimana menurut pembaca, terutama rider Yamaha?(tri)
————————————–
Posted from WordPress for Android sabak P6200 retak
Subtitusi…
SukaSuka
bisa subtitusi
http://aripitstop.wordpress.com/2014/02/14/tantang-nyalimu-prolink-honda-cb150r-streetfire-yang-rusak-bukan-recall-tapi-silent-recall-bisa-jadi-ayo-buruan-ngantri-di-ahass/
SukaSuka
Aku MX nganggo Coil F1ZR
lewih murah
SukaSuka
lewih penak apa primen?
SukaSuka
ya pada bae
anu barange pada
SukaSuka
wah bisa di kanibal tuh
http://sarikurnia980.wordpress.com/2014/02/14/honda-gl100-1980-modif-trail/
SukaSuka
jadi ini…
SukaSuka
Sepertinya beda mas bro koil jupi dan pio, koil pio lama saja (pio G) berbeda dengan pio z dan NSZ.
Kenapa gak pake koil kaze atau koil honda grand / supra lama saja? voltasenya lebih tinggi diantara koil2 lainnya
SukaSuka
berarti bengkelnya yang ga paham. sip infonya Mas. koil sudah dipasang sama bengkel pas datang jadi ga bisa pilih lagi. Mungkin nanti kalo ganti lagi pakai koil yang Mas sebutin. Makasih apresiasinya
SukaSuka