Ungkapan lain dari “Hadiah Dari Penjajah”, ungkapan ini terbersit dari ucapan aktor antagonis dalam film Fast Five “RIO HEIST” . Tentu tak asing bagi pecinta Fast ang Furious series ini, speed freak movie lover. Kisah yang terjadi di Rio De Janeiro Brasil, kota yang dikuasai oleh pengedar Narkoba kelas kakap bernama Reyes (Joaquin de Almeida). Menguasai dalam arti seutuhnya, karena sampai kantor polisipun dikuasainya, sebagian besar anggota polisi dan pimpinannya digaji untuk pengamanannya, sampai uang hasil penjualan narkoba bisa disimpan di brangkas kantor polisi kota tersebut.
Reyes memanfaatkan pengetahuan bagaimana portugis menjajah tanpa perlawanan, yaitu dengan memberikan hadiah yang tidak mungkin dimiliki oleh pribumi, ya hadiah spesial bagi pribumi adalah cara efektif menjajah tanpa perlawanan, selanjutnya penjajah akan berlenggang layaknya tamu kehormatan di negeri tersebut. Manusiawi, saat kita (saya) mendapat hadiah yang kita idamkan, kemungkinan besar kita (saya) akan menerimanya dan menjadi sungkan dengan pemberi hadiah. Sungkan dari pribumi adalah senjata ampuh yang dimanfaatkan penjajah di negeri ini. Apa buktinya ?
Yang diinginkan pemerintah adalah pengentasan kemiskinan dengan cara mengurangi pengangguran, dan siapa yang mampu merealisasikan hal tersebut ? Investor asing salah satunya, dan investor asing mampu menyediakan lapangan kerja yang berantai, dari produksi (pabrik), proses penjualan hingga purna jual, termasuk saat barang tersebut menjadi barang bekaspun masih mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar 3,0 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang atau bertambah sebesar 1,0 juta orang dibanding Februari 2011.
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2011.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen. (sumber: bps.go.id)
Abaikan tentang setoran ke rekening pribadi pemegang kekuasaan layaknya yang dilakukan Reyes dalam film Fast Five Rio Heyes itu, walaupun hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi di negeri pertiwi ini, secara kasat mata kita bisa melihat bahwa pengangguran memang menjadi momok yang menghantui generasi penerus. Dari yang tidak sekolah samapai lulusan sarjana, pengangguran selalu melanda, layaknya banjir luapan kali Ciliwung di kampung melayu Jakarta yang selalu terjadi tiap musim hujan, terbiasa dan dibiasakan karena tidak ditemukannya solusi, kecuali menunggu hujan reda dan air kali surut. Begitupun pengangguran di negeri ini, solusi ditawarkan dari investor asing.
Lantas apa yang dimaksud dengan dijajah ? In my humble Opinion, in my head only alias ini pemikiran otaku semata bahwa pengentasan pengangguran lewat berdirinya pabrik tidak semata-mata murni pengentasan pengangguran tapi juga penguasaan produk oleh investor asing. Penguasaan tanpa pengentasan ketergantugan akan asing. Salah satu contoh dalam bidang otomotif, Iming-iming menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sepertinya sudah cukup menggiurkan bagi penguasa, terbayang sudah pabrik-pabrik akan bertambah dan akan menyerap tenaga kerja yang akan menaikan income serta pendapatan perkapita dan seterusnya.
Berpuluh tahun sudah pabrik-pabrik itu berdiri dan tak ada produk negeri dalam bidang otomotif atas nama negeri ini yang mumpuni, yang layak untuk dibanggakan, pernah kita berharap pada Bimantara dan Timor tahun 90an, tapi kemudian hancur dan tak adalagi penerusnya sampai saat ini. Dan menyambut kebijakan pemerintah akan mobil murah (bagi yang mampu) Low Cost Green Car (LCGC) kembali para penguasa negeri disatroni investor Nippon, tepatnya 10 November 2012 mereka mendatangi Presiden SBY menjajikan pengucuran dana guna pendirian pabrik perakitan mobil, menjadikan Indonesia sebagai basisi produksi mobil murah tersebut. Yah sekali lagi basisi produksi, bukan basisi produk. Seperti ditulis Cak Mitra Wijaya
Basis produksi itu hanya numpang lewat disini. Gak ada yang istimewa. Kenapa bukan basis produk seperti yang terjadi di negara2 lain macam India, Thailand ato Malaysia ??? yang berbeda huruf “i” saja tapi pengertiannya jauh berbeda. Basis produk itu pengertiannya produk itu diriset disini, dikembangkan disini, dibuat disini serta dipasarkan disini ato diekspor. Basis produk punya keunggulan yaitu adanya transfer teknologi. Tenaga2 SDM qta punya kesempatan untuk menimba ilmu dari mereka. Gak harus 100%-lah, 50% ilmu yang bisa diserap saja sudah cukup bagus…!!!
Yah sebatas produksi, sudah puluhan tahun dan tidak ada transfer teknologi dari asing ke pribumi meski barang 50%. Mengapa pemerintah yang berganti terus menerima keadaan ini ? Begitu kuatkah pengaruh asing dalam negeri pertiwi ini ? Sampai kapan generasi ini menjadi pelayan di negeri sendiri ? Sampai kapan ? Sekali lagi pemerintahlah yang punya power untuk merubah keadaan, mau menjadi pelayan dengan hadiah sedapatnya, atau merubah dan membuat sendiri hadiah tersebut untuk dihadiahkan kepada anak cucu generasi bangsa. Menikmati kebahagiaaan sesaat dengan imbalan, atau bersusah sejenak untuk meraih kesuksesan mandiri.
Keterpurukan Pertamina tak lepas dari ulah asing dan maruknya oknum penguasa akan hadiah dari investor, penjualan sumber energi ke asing sungguh memilukan, Telkom ? Indosat ? Tengoklah betapa berjayanya Petronas Malaysia, Proton, Elkom, Bajaj India, TVS , Hero dan Thailand yang menjadi basis produk otomotif roda dua Jepang.
Memang negeri ini sudah menjadi negeri penghisap darah asing, hampir di setiap sudut kota sampai pelosok hadiri mini market yang merugikan pasar tradisional, kapan pribumi memilik pasar modern, dan sampai kapan pribumi tersudut di pasar tradisional.
Terlalu banyak yang harus dibenahi, pembenahan di berbagai sektor pemerintahan mungkin membuat malas penguasa membenahi secara serius dan mengambil jalan pintas dengan menyetujui tawaran investor asing. Memang layaknya lingkaran setan kebobrokan pemerintahan, pemeberitaan hal tersebut terus bergulir, saling serang antar kelompok pemberita, membangun image di kuping pendengar (rakyat), hingga membuat bingung rakyat penikmat berita. Hahhh… makin membosankan menulis ini. Apalagi tidak ada yang memberi amplop hadiah.
lingkaran yg berbahaya
SukaSuka
berbahaya dan bikin cenat cenut
SukaSuka
baca ini:
http://bennythegreat.wordpress.com/2011/09/01/strategi-hernan-reyes-fast-five-dan-kondisi-transportasi-indonesia/
kok mirip ya?
SukaSuka
joooozzzzzzzz
bahasane wis kaya Redaktur Investor Daily utama Tempo Group
SukaSuka
masih banyak typo.. kata katane pating grundet jebule nek diwaca 😀
SukaSuka
So?what can you do?
#kleleken sego..
SukaSuka
saat ini baru bisa nulis, mbuh sesuk mburi… selemah-lemahnya iman yo mung mbatin ora setuju digwobloki, iyo ora ?
SukaSuka
Kebanyakan kita sih malah kurang bersyukur..
SukaSuka
“bersyukur” karo “nrimo ing pandum” kwi bedo..
SukaSuka
^^b. mantap bos…ijin share 🙂
SukaSuka
Silahken juragan
SukaSuka
hongkong contohnya..
dijajah british tp rakyatnya seneng.
mirisnya, pertamina hrs beli minyak lewat petral dg harga selangit, dikasih SDA melimpah tp g bs ngurus.
SukaSuka
Nah ini yang pengin aku tulis selanjutnya… ayo diperjelas nggo tambahan .. kari tek copast tok mengko
SukaSuka
Japan kan pemberi utang terbesar..
Harus nurut
Nanti nggak diutangi lagi
Kalo nggak ada utang, nggak ada proyek
Nggak ada proyek, nggak ada komisi
SukaSuka
ya benar komisi itu “hadiah” terselubung yg bikin ketagihan
SukaSuka
yah mau gmana lagi….terlalu malas dan manja
http://extraordinaryperson.wordpress.com/
SukaSuka
akrabnya negeri ini….
SukaSuka
korupsi beresin insya allah lancar …
SukaSuka
mberesin korupsi di Indonesia mungkin perlu pemangkasan penyelenggara pemerintahan 3 generasi.. imho.
SukaSuka