Melanjutkan kisah mbolang ke Temanggung di mana pulangnya mampir Sumedang…
Tersadar dari tidur….saat mobil menginjak lobang yang membuat mobil terguncang, jam 4 pagi…sudah di mana nih.. Tanyaku, Sumedang .. Wahh..lumayan juga 1,5 jam terlelap, segera mencari hotel terdekat, rencananya esok pagi atau paginya bosku mau ketemuan sama rekannya. Mendekati adzan Subuh masuk pelataran hotel yang bersebrangan dengan Masjid, hotel murah tapi lumayan tidak murahan
“Hegarmanah” papan nama terpancang di halamannya, pesan kamar dan kopi hitam sembari menunggu adzan subuh, menunaikan shalat di masjid, lumayan dapet jamaah, selesai sholat buru-buru menuju hotel dan masuk kamar, tanpa AC tapi udara Sumedang cukup menyejukan… Serasa sebulan tidak rebahan.. Jarak yang tiada terkira, Alhamdulillah nikmat sekali kasur ini… Lesss…
Jam 9 pagi terbangun, badan lengket, segera cari perlengkapan mandi, ke minimarket terdekat berburu daleman.. Balik hotel menikmati sejuknya air Sumedang
selanjutnya ke depan halaman hotel, banyak kios tahu di bebrapa titik pinggiran jalan, jadi penasaran mencicipi tahu lontong hangat khas Sumedang, Tahu Taqwa, slogan nama kios tahu di depan hotel Hegarmanah, seorang bapak tua sedang asyik menggoreng tahu berwarna putih hingga coklat khas tahu Sumedang,
duduk memesan, 3 batang lontong beserta 6 potong tahu seharga 5 ribu, pas buat sarapan pagi itu… Selanjutnya bungkus satu porsi untuk kawanku yang masih enjoy di bawah selimut…
Jam 10 lewat bosku datang dari berjumpa temannya, ternyata nih orang dah dari jam 8 pagi jalan..
Selanjutnya mampir rumah makan eco yang memiliki beberapa cabang di beberapa kota besar jawa, maskannya begitu menggoda, mak nyoss.. Rumah Makan Ampera
Di depan rumah makan nampak Tampo Mas berdiri gagah menantang langit.. Sayang susah mendapatkan view yang enak buat ambil gambar Tampo Mas.. Aku juga baru pernah melihat gunung Tampo Mas yang selama ini kukenal sebagai nama kapal laut yang tenggelam di lagu Iwan Fals…
Memasuki interior rumah makan, tampak lukisan besar menempel di dinding, berbagai menu terhidang, tinggal tunjuk masakan akan di masak (dihangatkan, kemungkinan masakan yang tersaji sudah setengah matang tinggal dihangatkan saja)
.
Aku memesan nasi putih, cumi bakar, bakwan jagung dan jeruk anget. Tak berapa lama masakan diantar, rasanya mantab.. Pokoknya tidak mengecewakan.
Setelah kenyang kita balik kanan menuju kota Sumedang untuk hunting tahu sebagai oleh-oleh.
Yang terkenal adalah tahu Citra Rasa yang bersebrangan dengan ramayana mall (cmiiw).
Benar juga mereka sampai kewalahan melayani pesanan, baru mateng tahu langsung ludes dibeli pelanggan, tersedia keranjang dengan harga 25 ribu isi 50 butir, dan juga paket kecil.. Dengan hitungan harga satuan 500 perak.
Rasanya mantab, berbeda dengan sarapanku tadi pagi, di toko Citra Rasa ini juga disiapkan lontong dan aneka jajanan bagi yang ingin makan ditempat sebagai lauk tahu, aneka jajanan bisa sebagai pelengkap oleh-oleh..
Setelah selesai pesanan, selanjutnya meluncur ke Masjid Agung Sumedang untuk melaksanakan shalat Dzuhur sekaligus jamak qashar Asar.
Berikutnya pulang ke jakarta lewat Cadas Pangeran, sebuah jalan yang menempel pada dinding cadas yang kuat, meski nampak mengerikan jika di lihat dari samping karena tebing yang amat curam, sayang gambar yang kujepret kurang mampu menggambarkan kondisi Cadas Pangeran, barangkali tulisan Maskur bisa menggambarkan, lanjut tol Purbalenyi disambung Cipularang dan akhirnya sampai Ancol kurang lebih jam 18.00… Bagiku ini adalah perjalanan yang terasa terpanjang dari awal berangkat ke Temanggung… Wassalamu’alaikum
di sensor barang, wkkwkw
http://pertamax7.wordpress.com/2012/05/18/stoner-pensiun-di-akhir-musim-motogp-2012-di-le-mans-nightmare/
SukaSuka
Ajib
SukaSuka
Wah, jadi laper 🙂
http://dizmaz.wordpress.com/2012/05/19/free-practice-2-motogp-le-mans-2012-rossi-masih-tertinggal-jauh/
SukaSuka
Wah ada tentang Sumedang….
SukaSuka
Wah perlu dicoba nih
SukaSuka