Pulang ke rumah, setelah lepas baju langsung ke dapur, pengen masak mi pakai pakcoy hasil kebun (learning farm), ditambah racikan cabai, saat lagi asyik mengupas bawang, anaku yang cewe menghampiri dan bilang “Yah.. kaki Caca sakit” kujawab tanpa menoleh “kenapa ? Jatuh ya ?”. “Ayah ini sakit, kutengok karena si anak merengek memprotes sikapku yang cuek. Terlihat dengkulnya lecet dan memar kebiruan… hmmm… bis nyungsep di jalanan akibat lari ma temenya di jalanan kayaknya kupegang kakinya dan kukecup tuh dengkul sambil bilang ” sini ayah obatin, muachh…!!” Setelah kuusap tuh dengkul, dia berbalik dan kembali bermain sama ibunya di depan tv. Dan tidak mengelu lagi karena sakitnya itu.

Perhatian, yah perhatian kecil kepada anak kadang mampu memberikan kepercayaan diri pada si anak, bahwa “I’m Allright” “It’s Nothing” entahlah ungkapan apa yang ada dibenak sianak. Yang pasti perhatian kepada anak itu perlu, tapi jangan berlebihan, sebab jika berlebihan, anak akan terus bergantung pada orang tuanya, menyembunyikan kepercayaan diri di belakang ortunya sampai tua. Dan bisa kolaps saat ortunya ga ada. Melatih kemadirian si anak diawali dengan hal kecil, keras dan melarang anak akan suatu permintaan kadang perlu, tentu dengan pertimbangan yang masuk akal, mengikuti permintaan anak juga wajib pakai pertimbangan, melatih agar anak tidak boros,  tidak merasa “Kan ayah ibu punya duit” , tapi menekankan “apakah uang jajanku cukup?” Cukup sulit memang, tapi layak dicoba. (imho) . Wassalamu’alaikum.

Ini cerita anaku, mana cerita anakmu ?

Aseekkk (Jomblizz mode)

Tips mencuci rantai sepeda motor ala HONDA