Apakah Tulisanku Terkategorikan Perlu di Banned ?


Gonjang ganjing banned pewarta oleh pabrikan jadi ngelihat tulisan pribadi, coba cek satu-satu akh, tapi kayaknya biasa aja neh. Nah penilaian kategori tulisan berbahaya atau tidak bagi pabrikan tentu terserah mereka. Misal begini ada cerita temen pergi ke luar daerah untuk Takziah, sepulang dari rumah duka mampir ke sebuah rumah makan, saat mau menyantap makanan, baru “dicuil” kok ada belatung berlompatan, coba “cuil” lagi dan kembali “kruget-kruget” berlompatan. Merekapun mengadukan hal tersebut ke pihak rumah makan dan anehnya, mereka ga jadi makan tapi kudu bayar setengah harga… lucu ya ? padahal kalo direview dan tersebar berita menjijikan tersebut, yakin tuh rumah makan bakalan tutup…

Nah kembali ke cerita di atas, tentang takziah, utusan dari perusahaan untuk menyambangi rumah duka karyawannya sekaligus mengantar uang duka, tentu perlu ongkos dong, dengan makan di rumah makan, menyewa kendaraan, bahkan pesawat karena jarak yang jauh, dan jika dibandingkan ya masih banyakan ongkosnya daripada uang duka yang diserahkan ke keluarga yang sedang berduka.

Nah bagaimana dengan pabrikan apapun pabriknya, misal pabrik tv “LpG” yang terkenal layar cling tanpa “semut” , ternyata dirumahku masih mblayar gambarnya, misalnya, ya aku bilang kok begini katanya begitu, padahal dah pakai antena luar yang menjulang.

Bagaimana jika saya ternyata bekerja alias golek upo dibawah payung “LpG” apa yang mau aku omongin pada calon konsumen ? Di Era konfrontasi  reformasi yang sepertinya sudah kebablasan, maka saya akan bilang “LpG” ini lumayan, boleh bandingkan dengan yang lain deh. Gambar oks, lebih oks lagi kalo pakai antena luar.

Nah tentu akan lebih independent jika yang ngomong non karyawan “LpG” atau murni konsumen, misal saya akan bilang, emang ini jelek ininya , itunya si bagus, inunya juga bagus, dan seterusnya..imho

Tapi jika menyangkut konsumen apakah seorang pengusaha mampu jujur ? tentu kembali ke pribadi si pengusahanya. silahkan tanya diri anda sendiri, Kalo saya ditanya ya berusaha jujur itu lebih baik, sehingga konsumenpun ga merasa dibodohi dengan pemanis bibir dari para pewarta yang nyari slamet… Slamet dimana, diamana ? dimanaa ? Takono Kang Roso, “jarene lagi nyisir rambute” :mrgreen:

Photo
Sisiren rambute...

 

nek sisiran dadi ngene bukan Didi Kempot:d

Sopo golek Slamet reneo…. Wassalam…

14 respons untuk ‘Apakah Tulisanku Terkategorikan Perlu di Banned ?

Tinggalkan komentar