Assalamu”alaikum…
Aurat wanita dalam hubungannya dgn pria lain atau wanita yg tak seagama adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan. Aisyah r.a meriwayatkan bahwa saudaranya, Asma, pernah masuk ke rumah Rasulullah SAW dgn berpakaian TIPIS sehingga nampak kulitnya. Rasulullah SAW berpaling dan mengatakan: “Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan bila sudah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini —sambil ia menunjuk muka dan kedua telapak tangannya. (HR Abu Dawud)
Menurut batas-batas ini, apa yg tak boleh dilihat tak boleh pula disentuh baik oleh tangan maupun oleh anggota badan yg lain. Sabda Rasulullah SAW : Adalah lebih baik bagi seseorang untuk ditusuk tangannya dgn jarum besi, daripada ia harus menyentuh wanita yg tak halal baginya (HR Thabrani dan Baihaqi)
Bagi wanita yg melihat pria tidak pd auratnya selama TIDAK DI IKUTI oleh syahwat dan TIDAK DI KHAWATIRKAN akan menimbulkan fitnah, maka hukumnya adalah mubah. Rasulullah SAW telah memperbolehkan Aisha untuk menyaksikan org2 Habsyi yg telah melakukan permainan di masjid Madinah dgn cukup lama sampai Aisyah bosan dan pergi dari situ.
Namun ada perbedaan kecil antara seorang wanita yg melihat pria dgn seorang pria yg melihat wanita. Secara umum, tabiat pria adalah lebih agresif dibandingkan dgn wanita. Jika sesuatu menarik hati pria, biasanya dia akan mencoba untuk mendapatkannya. Namun umumnya wanita agak lebih susah mengeluarkan perasaannya. Kebanyakan wanita tidaklah bersifat agresif, berani dan nekad untuk membuat “first move” untuk mendapatkan pria yg menarik hatinya. Melihat perbedaan ini, syariat Islam tidak menganggap wanita melihat pria akan membawa mudharat yg lebih besar dibandingkan dgn pria melihat wanita.
Bagi pria, syariat Islam memaafkan pandangan pertama yg tak disengaja terhadap wanita non Muhrim. Hukum ini berlandaskan kepada hadits Rasulullah SAW : Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Saya bertanya kpd Rasulullah SAW: Apakah yg harus aku lakukan jika aku TIDAK SENGAJA memandang? Jawab beliau: ‘Palingkanlah pandanganmu itu’. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan Thirmidhi)
Rasulullah SAW mengarahkan Ali: Ya Ali, jangan melihat dengan pandangan yg kedua setelah pandangan pertama. Pandangan pertama dimaafkan tapi tidak pandangan yang kedua. (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmdihi)
Wassalamu’alaikum>>>>>>>>Bersambung
oleh Zoel Fikr
gbr1 dr iqraku
ncoba komen …
wp lg stress
🙂
SukaSuka
obate nyante ae…
SukaSuka
TErus menyimak kang Jamin
ngiklan bekicot di link agama, semoga ngga salah arti
http://2brk.wordpress.com/2011/03/23/betikbekicot-matik-cantikmacan-matik-suntiksuper-nyus-matik/
SukaSuka
monggo Pak Mukh..
SukaSuka
kelakuan si bonsai….
SukaSuka
adem sik…
SukaSuka
NAch Klo Operator Dufan KAn Sexy2 baju nye Tru, Tuh Gmne..??
SukaSuka