Pak Tua Mengais Rizki di Pinggiran Kemacetan


Saat ingin mengganti bateray jam tangan pada malam hari di sekitaran Pademangan akhirnya menemukan tukang jam di pinggir jalan, mesti KW paling ga jam tangan kembali berfungsi..

cermati jam pelanggan

Tukang jamnya sudah sepuh dan pandangan sudah kabur, dalam menangani jam tangan langganan dia memakai kaca pembesar yang saat kucoba malah bikin puyeng dan kabur obyek yang dilihat, berarti bukan sekedar pembesar tapi merupakan lensa pengganti kacamata…  Saat aku tanya jam berapa operasinya, belia jawab dari jam 5 sore sampai setengah 10 malem, berart kerja malam yang berangin dan berbahaya bagi kesehatan..

di pinggiran kemacetan

Dia tampak cuek saja dengan kondisi sekeliling, khususnya jalan raya di depannya di mana pengguna jalan tampak ramai dan merambat, Pejalan Kaki pun susah buat lewat. Hmm.. inilah salah satu potret metropolitan yang kontras dengan bergemanya dan euforia metropolis ibukota. Berjejal demi rupiah, demi keluarga yang menanti di rumah. Salahkah bila dia bertahan jika ada penertiban dari pemkot melalui satpol PP yang kadang arogan, sungguh ironi, satu sisi ingin kerapihan jalan, satu sisi sikap dan peri kemanusiaan menyeruak…

teliti selalu..

Adakah alokasi tempat yang memadai tanpa menghilangkan langganan yang selama ini mudah menemukan tempat Pak Tua satu ini.. karena jelas tempat mengais nafkah Pak Tua tidak semestinya dan mengganggu ketertiban jalan, semoga pemkot lebih bijaksana dan tidak arogan dalam menertibkan dan mengalokasi…

Bersyukurlah kita yang dapat mengais nafkah di tempat yang lebih layak…. Alhamdulillahirobbil”alamin…

Semoga bermanfaat… Wassalam…
Iklan

29 respons untuk ‘Pak Tua Mengais Rizki di Pinggiran Kemacetan

  1. cukup atau tidak tergantung gimana kita menyikapinya.kalo kita merasa cukup ya cukup.kalo selalu merasa kurang ya kurang terus.
    salut buat bapak itu.daripada beberapa orang yg menengadahkan tangan berharap belas kasihan.bahkan rela menjemur bayi dan anak2 ditengah polusi jakarta

    Suka

  2. alhamdulillah..
    Semoga Bapak tua itu juga taat kepada Allah, agar kesusahan yang belio alami ketika hidup di dunia tidak lagi berkelanjutan setelah wafatnya kelak ‘AMIN’..
    Semoga menjadi ikhtibar bagi Kita-kita Ya Maz..

    Suka

  3. jika satpol PP datang, semoga mereka bisa memberikan solusi yg baik sebelum menggusur orang2 yang mencari nafkah secara paksa. Sering memang mereka kurang perhatian sama nasib orang2 yg mencari nafkah ditempat umum seperti ini.

    Salam kenal

    Suka

  4. hmmmmmmmmmm
    weruh kehidupan orang-orang yang jauh lebih tidak beruntung dari kita, kadang jadi iba, tapi merasa belum bisa berbuat apa-apa.
    **lebih baik meninggalkan jakarta**
    seora-orane ora weruh hal-hal yang kadang gawe arep nangis

    Suka

  5. jadi kangen ama alm. bokap, beliau kerjaanya juga nyerpis jam/arloji 😥
    coba jalan ke pasar baru cari toko arloji Tjung Tjung, dulu kerja di situ sampe akhir hayatnya..

    Suka

  6. hhhhhhhm miris liat a,…… apa para pjabat diatas-ataaaaaaaaaaaas sana tidak melihat ? merka sbuk mngatur khidupannya sendiri ?,… dari rakyat, untuk rakyat….. aaaah bohong hanya pribahasa :@ ,… semoga diberi kemudahan untuk mencari nafkah demi keluarganya yang menanti di rumah & di beri kesehatan selalu,… dan tak lupa ttap beribadah kpada gusti allah,….. jangan menyerah pak,.

    Suka

  7. memang, alangkah lucunya (negeri) ini pak bro… pernah liat filmnya nopo mboten?recomended.. kisahnya y penuh ironi macam pak tua di atas..
    tp tetep.. tanah air… kutidak kulupakan..

    Suka

  8. I precisely desired to appreciate you once again. I am not sure the things that I might have followed in the absence of these tips and hints revealed by you directly on such question. It was an absolute fearsome setting in my view, but encountering the very professional form you managed that took me to jump with gladness. I’m just happy for your service and thus hope that you are aware of an amazing job that you’re providing training people by way of your site. I’m certain you’ve never met any of us.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s