“Bukan sulap bukan sihirr…! Simsalabim… Abrakadabra…!”
Itulah kata-kata tukang sulap saat saya masih SD, trik-trik sulap sederhana diperagakan oleh sang mentalis. Dulu saya tidak kenal dan bahkan tidak pernah dengar kata “mentalist”, tahunya hanya “tukang sulap”. Kata mentalist melekat pada tukang sulap baru saya pahami era milenium. Walau trik sederhana semisal makan jarum dan jarumnya dikeluarkan kembali dengan diuntai benang dari dalam mulut, karena saya tidak tahu triknya dan masih duduk di bangku sekolah dasar, nalar saya tidak mampu mencerna secara logika. Saya anggap itu luar biasa. Sakti ni orang, pikir saya.

Era milenium, dengan makin berkembangnya dunia hiburan, entertainerpun makin berkembang dalam meramu tontonan, termasuk trik sulap. Lanjutkan membaca Sulap Bukan Sihir