Mudik Kampung Halaman dan Kampung Akherat, Keduanya Perlu Bekal


Assalamu’alaikum

image90&scalesize=0&nocount=y.gif
gambar dari lintasberita

Fenomena mudik saat lebaran atau untuk keperluan yang lain merupakan hal wajar bagi masyarakat kita, berbagai fasilitas angkutan dimanfaatkan oleh kita demi berkumpul dan merayakan lebaran bersama keluarga yang lain di kampung halaman, baik menggunakan kereta, pesawat, kapal laut, bis, mobil pribadi bahkan motor bisa bejubel sekeluarga plus barang bawaan, semua demi kampung halaman tercinta.

Nah segala angkutan dan bawaan diatas tentu perlu persiapan yang matang baik fisik maupun psikis serta biaya buat perjalanan dan selama menetap di kampung halaman.
Nah apakah kita sadar bahwa mudik ke kampung halaman tersebut hanyalah sementara, ada kampung halaman yang apabila kita mudik kesana adalah untuk selamanya, kampung halaman tersebut bernama kampung akherat, nah sudahkah kita mempersiapkan segala bekal untuk pulang ke kampung selamanya tersebut..?
Marilah kita siapkan diri kita untuk pulang kampung yang kita tidak akan balik selamanya.
Semoga kita mampu pulang dengan khusnul khotimah. Amin

Muhasabah disampaikan oleh Ustadz Achmad Fasyah dalam kultum Dzuhur, siang tadi di Masjid Baiturrahman, Ancol Taman Impian.

Wassalamu’alaikum

Dikirim menggunakan Wordmobi

Mudik Bareng Tiger


Seperti yang aku kisahkan sebagai bocoran pada artikel singkat tentang Baut knalpot kemaren, bahwa pada Rabu 25 Mei 2011 saya ngetest Tigerku yang tidak pernah riding jauh dengan memakainya untuk pulang kampung, jarak kurang lebih 450 km Cengkareng – Banyumas.

Berangkat sekitar jam 6 pagi tanpa persiapan matang, karena rencana awalnya mau mudik sekeluarga naik kereta dari gambir atau bus dari Grogol, tapi batal karena isteri lagi kurang sehat, akhirnya iseng ngetest naik motor dah lam ga riding jauh neh, dan kepulangan kali ini sekalian nganter STNK motor kakaku yang dikampung berpelat B yang habis perpanjang STNK.

Jam 6 pagi ternyata Daan Mogot sudah ramai bahkan tersendat, mendekati Fly Over Pesing kok banyak motor naik, wah yowess melu-melu biar mempersingkat waktu, mungkin peraturan pelarangan roda 2 lewat fly over tersebut tidak berlaku di pagi hari, slamet ngliwatin fly over menuju prapatan grogol yang dah padet dengan kendaraan menunggu lampu merah ke ijo, naik putaran ke depan Trisakti, belok kiri di Tomang menuju Gambir (niatnya lewat Pulo gadung, menghindari macet di Kali malang – MM), pas lagi belok deket Monas depan Gambir yang menggoda untuk Cornering (sayang aspal basah habis ujan) sepertinya ada yang menggajal hati ini..ups.. ternyata STNK kakaku ketinggalan di jaket satunya,..hmm salah pakai jaket, pikir-pikir kalo balik lagi bakal kena macet makin parah, mending nanti aja di posin… lanjut lewat Gunung Sahari- senen, belok kiri menuju Fly over Galur…hmmm peratuaran ga berlaku di pagi hari… naik akh dan slamet sampai turun di Cempaka putih, masuk jalur lambat, tapi pikiran ga tenang karena STNK ga kebawa, akhirnya di depan Cempaka Mas berhenti dan nelpon isteri agar STNK kakak diojekin.

Mati Gaya sejam

Lanjutkan membaca Mudik Bareng Tiger