Rosul Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya “bahwa sebaik-baik ucapan adalah Kalamullah, Al Quranulkarim, dan sebaik-baik contoh adalah sunah Rosul SAW, dan sesuatu yang diada-adakan dalam agama pasti tadinya tidak ada, dan barang siapa melakukan hak yang diada-adakan itu maka ibadahnya tertolak”.
20:38 “tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati” ayat yang diulang beberapa kali dalam Al Quran ini, pasti ada maksud yang tersembunyi namun krusial, sampai para ulama menganjurkan untuk memperbanyak mengingat kematian.
Kematian adalah sesuatu yang tidak pernah kita tahu, maka selayaknya kita menyiapkan bekal untuk menuju kematian.
Orang mati diantarkan ke kuburnya oleh tiga hal yaitu, harta, keluarga dan amal kita. Dua diantaranya akan pulang kembali, sedangkan satu saja yang akan menemani kita. Yaitu harta dan keluarga akan meninggalkan kita sedang amal kita sajalah yang akan menemani kita di kubur yang sempit, gelap, pengap dan sepi.
Lantas amal yang manakah yang akan setia menemani kita di tempat yang gulita itu? Amal yang sholeh atau amal yang salah? Nah tentu kita berharap bahwa kelak kita ditemani oleh amal yang sholeh. Karena dengan amal sholeh maka kita akan mendapat kemudahan, kenyaman, dan kenikmatan kubur, tapi jika amal salah, maka segala kejahatan akan menemani di tempat pengap tersebut.
Pertanyaan lagi, bagaimana kita mempunyai amal sholeh ? Dengan amal baik di dunia? Segala amal baik banyak yang mampu melakukan, tapi amal sholeh kuncinya ada pada “IMAN”. Amal baik tanpa iman maka akan menjadi percuma. Lantas iman seperti apa yang menjadikan amal kita menjadi sholeh ? Yaitu iman yang tanpa keraguan, iman yang benar sesuai tuntunan Rosul SAW. Jadi amal kita tidak berdasar logika kebenaran dan kebaikan otak kita, tapi segala amal kita harus mengacu pada bimbingan, tuntunan Rosullullah SAW.
Disampaikan dalam khutbah Jumat oleh ust Sutono. Wassalamu’alaikum
Dikirim menggunakan Wordmobi