Angkot pagi cukup rapi dan sepi. Beberapa penumpang masih setia menjejali si orange yang agak gemlondhang.
Lajunya agak tertatih, sengaja, berharap ada tamu istimewa, penumpang. Biar tak terlewat.
“Depan kiri Bang!”,
kata salah satu penumpang. Seorang ibu dengan tentengan kantong plastik merah, berisi sayur bayem. Dari pasar dia naik tadi. Kebayang suasana pasar Cilengsi tigabelas tahun silam. Tempatku menjajakan makanan ringan. Tumpukan kardus itu kadang ambruk dan jatuh ke comberan. Bukan comberan sebenarnya, tapi jalan dalam pasar tradisional memang cenderung jember (becek berair).
“Depan kiri!”
Kata ibu muda tadi, sekali lagi mengingatkan supir. Saya tersenyum, membayangkan kalo naik angkot di eropa atau negara dengan jalur kendaraan adalah lajur kanan. Barangkali si ibu akan bilang,
“Front right, Brother!”
Lalu lintas pagi berbanding terbalik dengan suasana dalam angkot yang sepi. Padat merayap. Si orange gemlondhang melaju di kanan jalan.
“Ini bukan Eropa Bung!”
Bisiku dalam hati. Bukan hal aneh, tapi akan lucu jika penumpang minta turun, akan bertabrakan makna. Sekali lagi saya hanya diam dan melanjutkan memikirkan kata yang cocok untuk diketik. Hentakan Gueta masih menemani, memekakan gendang telinga. Stasiun tak lama lagi.(tri)
**************
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe
front left maksudnya ya.. 🙂
SukaSuka
Coba baca ulang 😀
SukaSuka
awalnya juga mau komen gitu hahahahaa….jebulnyaaa…. :))
SukaSuka
Persepsi. 😀
SukaSuka
aku jarang ngangkot pas nang Jakarta
SukaSuka
nek premium sida mundak ya kayane angkot bakal laris, nek rega ongkos ra melu mundak akeh tapine.
SukaSuka
Right front…
SukaSuka