Indonesia, “One Billion Motorcycle of Country”


Judulnya agak maksa dikit,… Yah karena Semakin banyak ATPM roda dua berdatangan ke Indonesia, Vespa yang lama tak terdengar (kecuali klub yang kebanyakan memakai Vespa jadul 2 tak) kembali menjajaki pasar Indonesia, mengadu nasib bersama Piagio.. ada juga beberapa merk yang bagiku asing macam SYM dari KOrea (cmiiw) juga Sport batangan nan ganteng si Hyosung yang dah di drop di Semarang.

Dan Ducati yang makin melebarkan sayapnya, membuka  dealer diberbagai kota besar, ikut berlomba menjaring konsumen High End, berlomba meraup untung,… Dan tidak menutup kemungkinan ATPM motor yang lain ikut nimbrung  di mari.

Tentu bukan tanpa perhitungan untung rugi mereka (para ATPM) mengadu nasib di negeri Zamrud Khatulistiwa ini. Banyak faktor yang kemungkinan sudah dipertimbangkan dan dirembuk dengan mateng. Negeri bekas jajahan VOC ini memang cukup subur bagi kaum materialistis yang memandang gengsi dan prestis sebagai baju untuk gaya hidup, menutup kekurangan prestasi dengan glamour fasilitas duniawi, gak munafik, kalo saya mampu kan kuborong tuh Ducati sama dealernya sekalian :mrgreen: . Meski ada yang beralasan “motor itu hoby Kang” ya terserah, silahkan di koleksi wong sing tuku Sampean kok dudu aku… 😀

Nah mungkin gak, ada deal-deal dengan pemerintah terkait yang mesti ditembus oleh para ATPM agar jualannya ga muspro (mubah dan gak laku) ? Bagi yang pernah ke Singapura (aku belum, cuma kata temenku seunit kerja) di sana cukup dengan satu kartu MRT akan mengantar penumpang kemanapun. Nah apakah jika jualan motor di Singapura gak laku ? Kalo motor kecil di Singapura mungkin enggak, tapi batangan sepertinya masih ada, atau sekedar singgah ya ? (touring antar negara) soalnya di Singapura yang transportasi publik sudah bagus masih ada motor di jalanan.

Okslah, gak usah mikir Singapura… Jakarta yang macet oleh motor saja, jualan motor masih laku keras, apalagi jika sudah gak macet, dalam artian transportasi publik memadai dan sebaik Singapura. Sifat dan Sikap dasar masyarakat Indonesia yang memandang gengsi akan suatu kepemilikan barang masih menghantui negeri ini (ngaca diri sendiri). Memiliki suatu barang yang tidak umum, tidak dimiliki oleh orang kebanyakan kayaknya masih dianggap memiliki kelas tersendiri. imho

Apakah Indonesia akan dapat julukan baru sebagai Negeri “ONE BILLION MOTORCYCLE”   nantinya ? Pemerintah yang punya jawaban, sampai saat ini saya masih setia memakai motor mengantar pulang balik gawe juga keluarga. Menunggu perbaikan moda transportasi publik, tetap berharap layaknya Singapura sebagai negara tetangga yang bisa diintip, dan gak perlu jauh-jauh study banding.

Wassalamu’alaikum

14 respons untuk ‘Indonesia, “One Billion Motorcycle of Country”

  1. selama pemerintahan masi korup n politikus cuma mikirin kaumny sendiri bkn mikirin masyarakat idonesia motor tetap menjadi primadona..lah wong nambel jalan aja bisa jd proyek buat kantong masing2 gimana mo mikirin transportasi masal apa lagi nasib rakyatnya makany rakyat A.K.A masyarakat indonesia lbh memilih beli motor walaupun kredit yg mencekek leher demi menaikan harga diriny yg g dihargai pemerintah

    Suka

  2. Rakyat Indonesia cinta motor bukan sebuah kekurangan, tetapi suatu keunikan tersendiri. Dengan motor mobilitas masyarakat menjadi mudah tentunya dengan efisiensi motor (irit bensin dan ruang jalan). Toh penyebab kemacetan sebagian besar akibat mobil. Coba di Jakarta boleh cuma motor, kemacetan berkurang drastis karena motor bisa meliuk-liuk di jalan sempit sekalipun

    Mengenal Yamaha M1, saingan RC212V

    Suka

  3. Ngomongnya ati ati mas,

    ga semua orang yang beli piaggio untuk nutupin kekurangan prestasi,
    Mending edit aja postnya
    Katanya terserah yang punya duit tapi tetep aja diomongin

    Suka

    1. santai aja, ini bukan nyorotin pembeli kok, tapi pemerintahnya, kalo saya ada dulit mungkin juga beli P MP3. Aseli ga maksud nyinggung owner tapi lebih menekankan ke Pemerintahnya… silahkan cermati korelasi dari tulisan saya yang lain..

      Suka

Tinggalkan komentar