Anjir – Njirr


Bismillah.

Njirrr.. Lama banget saya ga posting tulisan di wordpress ini

Membaca ungkapan di atas, apa kesan pembaca? Eh.. PD amat Kang, emang siapa juga yang baca..

Njirrr.. Kaga ada yang baca

Dan lagi.. Berapa kali dalam sehari pembaca mendengar ungkapan semacam itu. Seperti judul ketikan ini. Anjir.. Njirrr…

Baik. Jujur, saya merasa tidak pernah memakai kata seperti judul di atas dalam pergaulan, percakapan sehari-hari, tapi tiap hari saya mendengar dari mulut orang lain, baik yang saya kenal maupun tidak.

Inspirasi tulisan ini sebenarnya sudah lama banget, berulang dan terulang kembali celetukan kata ‘Anjir – njir’ saya dengar dalam keseharian saya. Tapi yang paling memengaruhi tulisan ini adalah ungkapan atau celetukan dari seorang ibu yang sedang menelepon teman/saudara akrabnya saat sedang berada dalam perjalanan menggunakan Moda transportasi kereta api lokal.

Mengapa begitu menyita dan menhinspirasi? Karena si ibu ini mengenakan busana yang cukup baik dan menjadi tidak layak kalo dari mulutnya meluncur ungkapan yang bagi saya sungguh mengganggu gendang telinga. Berulang kali dia memakai kata anjir dan njir dalam komunikasi menggunakan ponsel. Suaranya yang cukup menggema dalam gerbong, mengganggu bulu halus dalam relung rongga telinga saya yang pernah berair saat kecil dulu, eh sekarang udah sembuh kok, jadi, sensitif banget karena udah ga ada filter, bablas ‘menggerepe’ ruang paling dalam dari cuping saya.

Pada keseharian lain, saya kerap mendengar kata anjir dan njir dari mulut remaja atau anak sekolah dari SD sampai anak kuliah. Seolah kata Anjir dan njir tersebut merupakan kata sambung layaknya ‘dan & atau’. Sehingga tiap Beberapa kata, selalu diselingi dengan kata njir atau Anjir.

Apakah saya yang memang ga gaul atau anak sekarang yang terlalu slangker? Eh maksudnya mudah menyerap bahasa baru dan menjadikan bahasa keseharian.

Oh iya, saya juga sering dengar celotehan youtuber yang kerap ditonton oleh anak-anak saya. Youtube gamer yang memainkan game secara live dan menampilkan sedikit kepalanya di layar. Celotehanya kerap menggunakan kata sambung baru tersebut.

Anjir.. Gw dikepung

Gw dikepung.. Njirr

Anjirr.. Gw kalah

Gw kalah… Njirrr

Dansemacamnya

Semoga kata tersebut tidak masuk dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Apakah pembaca kerap mendengar kata sambung tersebut? (tri)

————————-

Posted from KaLokal Jatiluhur Express 08.39PM lepas lemahabang station to Kedung Gedeh station

by oppoanane57

Iklan

7 respons untuk ‘Anjir – Njirr

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s