BBM, Subsidi Multitafsir


Multitafsir, begitulah adanya. Pengurangan subsidi BBM dan mengalihkan ke hal lain dirasa kurang bisa dirasakan. Karena masyarakat awam tahunya harga BBM naik yang otomatis mendongkrak harga kebutuhan pokok. Mendongkrak pengeluaran dan berbagai masalah baru timbul.

image
Pengalihan subsidi BBM

Maksudnya baik, tapi banyak kalangan yang meragukan, apakah tepat guna?
Justeru yang paling tertolong dari pengurangan subsidi BBM adalah pengusaha BBM swasta.

image
Omset BBM swasta/nonsubsidi naik seiring kenaikan harga Premium

Terus terang saya pribadi cenderung memilih BBM non Pertamina dengan naiknya harga Premium, ini terkait kepercayaan dan pelayanan memang.
Lantas apakah berarti saya menolak kenaikan harga premium, solar dan minyak tanah? Nampaknya tidak perlu dibahas.
Harapan saya pengalihan subaidi BBM harus transparan dan tepat guna. Karena program ‘kartu sakti’ yang digembar gemborkan seiring pengumuman kenaikan BBM bersubsidi oleh Pak Presiden juga belum jelas payung hukumnya. (kata dalam berita)

Oh iya ada yang apatis menyikapi kenaikan BBM bersubsidi ini, misal

“Kalo tidak mampu beli bensin, jual saja mobil dan motornya, gitu aja kok repot!”

“Rokok naik harga berulang kali tetap dibeli, bensin naik 2000 aja ribut!”

Entah bodoh atau enggan untuk pintar. Saya kasihan kalo si pembuat statmen benar-benar tidak faham dengan ungkapannya itu.
Kenaikan BBM jelas akan mengatrol semua kebutuhan pokok. Harusnya tahu dong kebutuhan pokok itu apa saja.

Kenaikan harga rokok, bukanlah kebutuhan pokok. Dan tidak akan mempengaruhi kebutuhan pokok serta tidak semua orang merokok.

Bukan masalah pro dan kontra. Mungkin kenaikan harga BBM bersubsidi sudah tepat, tapi pada waktu yang salah.
Timbul pertanyaan,
“Benarkah BBM ron 88 (juga solar dan minyak tanah) itu saat ini masih bersubsidi? Karena harga premium Rp8500,- sedang Pertamax (BBM ron 92 nonsubsidi) cuma Rp9950,-. Terpaut Rp1450,-. Jadi berapa nilai subsidi pemerintah untuk premium?”

Dari keraguan di atas tidak salah jika akhirnya banyak yang lebih memilih Shell.(tri)

**************
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe

Iklan

12 respons untuk ‘BBM, Subsidi Multitafsir

  1. kebutuhan pokok, BBM blum naik juga udah duluan naik,
    kebutuhan pokok, kalau lebaran juga naik
    kebutuhan pokok, kalau lg masa paceklik juga naik
    kenapa takut, bukannya udah terbiasa?

    kenapa harga kebutuhan pokok terlalu tergantung BBM? apa jadinya jika suatu saat BBM-nya habis?

    jika BBM terus2an disubsidi, uang siapa yg dipakai buat nomboki? utangkah? atau uang pajak? sayang dong kita bayar pajak, kalau cuma dihabiskan untuk dikonsumsi. mending sih buat investasi, dlm bentuk infrastruktur, pendidikan, atau riset, wkwkwk

    #hanya unek2 orang bodoh yg gagal paham

    Suka

    1. Oh iya harga kebutuhan pokok pasti tergantung harga BBM (saat ini) krn terkait transportasi. Kalo transportasi naik ya barang yg dibawa (berupa kebutuhan pokok dll) pasti ikut naik, krn dlm penjualan barang itu adalah hal yg sangat diperhitungkan. (manajemen)

      Suka

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s